Thursday, April 11, 2019

Tentara Langit Kita Semakin Bersinar

Program lintas rezim, Minimum Essential Force (MEF) alias program penguatan militer Indonesia, terus berjalan.  Dan saat ini sedang mempersiapkan diri menuju lepas landas MEF jilid tiga di awal tahun 2020 mendatang. Salah satu matra yang menggeliat memperkuat teknologi alutsista dan posturnya adalah TNI AU.

KSAU memberikan informasi rinci dan jelas tentang program penguatan tentara langit kita.  Di sisa perjalanan MEF jilid dua yang berakhir Desember tahun ini, TNI AU sedang menyelesaikan beberapa program pembangunan postur misalnya peresmian Skadron 33 angkut berat Hercules di Makassar dan Skadron 27 angkut sedang CN235 di Biak. Skadron 9 Helikopter di Jayapura, Skadron UAV di Timika dan Skadron jet tempur di Kupang menyusul.
Jet tempur TNI AU, semakin bersinar
Kekuatan angkatan udara sebuah negara adalah marwah kedaulatan. Maka selayaknya kekuatan angkatan udara kita dikembangkuatkan untuk menjunjung marwah itu. Penjelasan KSAU di hari ulang tahun TNI AU tanggal 9 April 2019 yang lalu memberikan asupan informasi yang menyegarkan. TNI AU tahun 2024 akan muncul sebagai kekuatan yang bermartabat lengkap dengan teknologi network centric warfare.

Untuk menuju kesana sedang disiapkan infrastruktur hardware dan software.  Pontianak AFB dan Kupang AFB akan diisi masing-masing 1 skadron jet tempur dengan kandidat terkuat F16 Viper. Pangkalan AU Iswahyudi, Pekanbaru dan Natuna akan diperkuat dengan Detasemen Hanud Oerlikon Skyshield. Ibukota Jakarta akan dilindungi dengan satuan peluru kendali darat ke udara jarak sedang NASAMS.

Berbagai jenis alutsista canggih yang segera mengisi inventori tentara langit kita adalah 5 pesawat Hercules type J, 6 pesawat intai amfibi multi guna, 9 pesawat Casa 212, 6 radar GCI, 1 radar medium, 1 radar pasif, 36 rudal AMRAAM, 8 Helikopter Cougar, 11 jet tempur Sukhoi SU35, 6 UAV, 2 battery NASAMS. Semuanya dipesan di MEF periode sekarang, barangnya mulai berdatangan tahun depan.
Peluru kendali darat ke udara NASAMS2
Program penguatan alutsista eksisting sedang dijalankan saat ini antara lain upgrade 10 jet tempur F16 blok 15 kerjasama dengan AS, program radarisasi terhadap 15 jet latih tempur T50 sehingga bisa menjadi kekuatan striking force. Disamping itu dilaksanakan program operasi tempur pengeboman malam hari yang melibatkan seluruh skadron tempur dan angkut yang ada termasuk pesawat Super Tucano.

Nah untuk MEF III (2020-2024) yang sudah diambang pintu, prediksi penguatan alutsista TNIAU semakin bertaring. Ada penambahan minimal 2 skadron jet tempur, pembelian 2 jet tanker isi ulang BBM jet tempur, 2 pesawat intai strategis Airborne Early Warning and Control.  Boleh jadi kuantitas minimal itu dilampaui karena MEF III adalah finalisasi program penguatan. Perkembangan dinamika kawasan bisa saja mempercepat perolehan alustsista.

Penambahan minimal 5 unit Sukhoi SU35 sehingga lengkap menjadi 1 skadron (16 unit) atau penambahan menjadi 3 skadron jet tempur yang digadang-gadang F16 Viper bukan sesuatu yang mustahil di MEF III. Tidak tertutup kemungkinan di MEF III Indonesia akan membeli 1 skadron jet tempur F15 atau 5 jet tempur siluman F35 dari AS. Yang jelas program penguatan untuk mencapai kekuatan minimal sedang berlangsung. Jika anggaran militer diperbesar semua harapan itu bisa terwujud.

Tahun 2024, lima tahun dari sekarang TNI AU diharapkan sudah menunjukkan kekuatan teknologi alutsistanya yang terintegrasi dengan interoperability antar satuan matra udara.  Dan utamanya adalah kemampuan menjalankan model pertempuran modern yang dikenal dengan Network Centric Warfare. Dengan model itu seluruh tiga matra tentara kita saling bahu membahu dan bersinergi untuk menjaga payung pertahanan teritori yang bermarwah. Semoga.
****
Jagarin Pane
Semarang 11 April 2019