Sunday, April 18, 2021

Dua Turbulensi Mereda

Ada dua proyek besar alutsista strategis dan bergengsi yang selama Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan mengalami turbulensi dan gelombang kejut sehingga membuat sang pilot berada di titik simpang akhir konsistensi.  Kerjasama alih teknologi pembuatan kapal selam "Nagapasa Class" dan pengembangan jet tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan yang sudah berjalan hampir satu dekade dihadang "awan cumulunimbus" yang membuat perjalanan panjang alih teknologi itu gonjang ganjing dan nyaris terjerembab. 

Pengembangan teknologi jet tempur gen 4.5 antara Indonesia dan Korsel sudah berjalan delapan tahun. Proyek teknologi tinggi bernilai US$ 7,3 milyar setara 113 trilyun rupiah itu dibagi porsinya, Korsel menanggung 80% dan Indonesia 20%. Sejauh ini kita sudah membayar "SPP" sebesar 2,9 trilyun sebelum akhirnya menunggak iuran tahunan sebesar 7,7 trilyun rupiah sejak tahun 2019. Mogok bayar itu kemudian dikaitkan dengan berbagai informasi dan opini yang dalam pandangan kita sebenarnya sebuah dinamika wajar dalam perjalanan perjanjian kerjasama yang panjang.

Sebagai penganut "mazhab konsistensiniyah" sebuah istilah dalam forum militer alias aliran istiqomah, kita selalu menyuarakan keinginan yang kuat agar dua program besar ini terus berlanjut. Di beberapa tulisan terdahulu yang sudah dipublikasikan melalui blog militer pribadi dan di media online kita tetap mengharapkan program alih teknologi jet tempur IF21 dan kapal selam tetap berjalan. Kedua teknologi tinggi ini jika bisa kita kuasai maka hampir sempurna penguasaan teknologi alutsista yang dimiliki industri pertahanan kita. Kita sudah bisa membuat aneka ragam alutsista mulai dari panser, tank, roket, kapal patroli cepat, kapal cepat rudal, kapal LST, kapal LPD dan lain-lain. 

Perkembangan terkini yang menggembirakan adalah gonjang ganjing itu reda. Peresmian kapal selam ketiga KRI Alugoro 405 yang dibangun di PT PAL membuktikan bahwa serah terima itu mampu menepis spekulasi yang beredar di kalangan netizen forum militer. Banyak rumor soal Alugoro yang dianggap tidak sesuai harapan padahal PT PAL dalam setiap tahapan uji laut mempublikasikan hasilnya. Kemudian soal jet tempur KF21 /IF21 dimana Indonesia absen iuran selama dua tahun terakhir karena berbagai faktor teknis dan non teknis. Opini yang beredar kemudian adalah tidak diberikannya teknologi kunci dari AS untuk menyuntik instrumen pesawat ini.

Nah barusan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diundang ke Korsel. Dia disambut meriah dengan karpet merah di Seoul layaknya seorang Presiden untuk menghadiri seremoni peluncuran prototype jet tempur KFX yang kemudian diberi nama jet tempur KF21 Boramae. Seremoni mewah di Seoul tanggal 9 April 2021 ini yang juga bertepatan dengan HUT TNI AU mendapat liputan media yang luas di seluruh dunia. Presiden Korsel Moon Jae-in memberikan apresiasi kepada Indonesia sementara Presiden Jokowi memberikan sambutan secara virtual. Indonesia akan melanjutkan kerjasama pengembangan jet tempur KF21/IF21 adalah pernyataan kunci yang disampaikan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo. Terang benderang.

Pelajaran yang bisa dipetik dari episode turbulensi program kerjasama alih teknologi kapal selam dan jet tempur ini adalah kemampuan menyikapi dan menyaring mana yang berwarna opini dan penggiringan opini dan mana yang merupakan pernyataan resmi. Dalam beberapa artikel yang kita publikasikan soal dua proyek alutsista strategis ini kita selalu menyuarakan semangat konsistensi, tetap teguh melanjutkan kerjasama yang sudah di dua pertiga perjalanan. Karena kita memahami bahwa perjalanan panjang program alutsista strategis dan bergengsi ini akan mengalami pasang surut. Apalagi dibumbui rayuan sales promotion grup produsen alutsista lain termasuk mungkin saja ada pihak lain yang tidak ingin kita bisa menguasai teknologi kapal selam dan jet tempur.

Maka ketika KRI Alugoro 405 diresmikan belum lama ini di Surabaya dan juga ketika purwa rupa jet tempur KF21 diluncurkan di Seoul,setidaknya ada nafas kelegaan yang kita hirup, ada rasa plong, ada rasa sukacita yang membuat bibir tersenyum puas. Bahkan Alugoro yang baru diserahkan pabrikannya langsung unjuk diri di Natuna. Luar biasa.  Kedua program besar alutsista teknologi tinggi ini akan berlanjut terus tentu diawali dengan perundingan soal-soal teknis. Indonesia akan segera mengirim kembali seratusan insinyur proyek jet tempur IF21 ke Korsel setelah sebelumnya pulang di awal pandemi Covid19.

Proyek Nagapasa batch 2 untuk membangun kapal selam keempat, kelima dan keenam bernilai US$ 1,2 milyar bisa dilanjutkan, apalagi sebenarnya kontrak awal "U209-1400 Project" ini sudah diteken tahun 2019. Dan kontrak selanjutnya adalah kontrak efektif untuk memulai pembangunan kapal selam keempat tentu setelah membayar down payment. Kita apresiasi keteguhan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo untuk tetap istiqomah melanjutkan kedua proyek hebat ini. Lima enam tahun ke depan kita akan terus melangkah menuju pencapaian hasil yang insyaAllah membanggakan. Semoga.

****

Jagarin Pane / 18 April 2021

52 comments:

  1. @bung jagarin

    Selain iver fregate apalagi yg sudah deal,. Apakah fregat second tetap jadi di ambil guna memenuhi target 16 unit dan memanasnya tensi di natuna utara

    ReplyDelete
    Replies
    1. Road mapnya begitu, proses fregat second masih butuh waktu deal sampai 2022. Iver dulu yg dikebut

      Delete
  2. Lanjutkan program IFX dengan Korsel dan kerja sama ToT bikin rudal "Bogdogan" (Turkish Amraam) dengan Turki .. !!!

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Mantap. Semoga kita bs terus konsisten mengejar ketinggalan kita dari bangsa lain dibidang teknologi militer.

    ReplyDelete
  5. @ Bung Jagarin.

    Itu team Perancis sering bolak balik ke Kemhan apakah kontrak rafale,ks, fregat jadi berjalan. Lalu utk destro jepang apa benar tahun depan kita bisa terima. Mohon oencerahannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jalan terus rafalenya. Target deal katanya juni-juli. Sabar dong

      Delete
    2. Wahhh..molor lagi.
      Ni mah udah msuk pertengahan tahun juni juli.
      Harusnya deal Awal2 tahun.

      Delete
  6. Terus bung H.JAGARIN fregat dr jepon apa juga udah deal
    WIRO

    ReplyDelete
  7. Lama2 molor juga kan ni teken kontraknya bung @Jagarin
    Padahal sudah mau msuk pertengahan tahun.

    ReplyDelete
  8. Padahal saya sudah berharap berdoa Bulan april ni sudah deal Rafale,KS dsb.sblm msuk pertengahan tahun.

    Ayoo bu Menkeu cepat cairkanlah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa saja kontrak final tdk dipublish macam kapal pemburu ranjau dari jerman, astross batch 2, nexter batch 2, tau2 sdh proses. Astross dan nexter batch 2 sdh datang πŸ™πŸ™πŸ‘πŸΎπŸ‘πŸΎ

      Delete
    2. Mungkin saja ya gk semua di publish.
      Btw Astross dan nexter batch 2 datang? Jadi brp total semua

      Delete
  9. Bung Jagarin,
    Di web kemhan ada tertulis PT PAL masih melirik fregatnya Babcock ( Arrowhead).

    https://www.kemhan.go.id/baranahan/2021/03/31/perkembangan-pengadaan-sewaco-kcr-60-m.html

    Kenapa gak Iver saja di seriuskan kalau mau develop design heavy fregat sendiri ya? pihak denmark kan dah janjikan ToT yang luas berikut blue print designnya bisa dimiliki indonesia?
    Apa masih ada kemungkinan Iver disalip ditikungan terakhir ya bung?
    Mohon pencerahannya
    (malikidm)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iver sdh final. Yg kelak bersaing itu pkr damen, babcock, mogami. Biasalah kampanye sales giring opini. Kayak tulisan diatas soal ifx dan kasel, ternyata jalan terus kanπŸ™‚πŸ™‚

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  10. Rasanya berita soal rudal yang jarang terdengar...dulu sempat terdengar rudal petir...sekarang sunyi senyap...ada yang bisa kasih pencerahan ?

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah kalau Iver dah final, semoga jadi roadmap kapal fregat nasional yang sukses.
    Sempat ketar ketir tadi baca beritanya di web punya kemhan.
    Terima kasih konfirmasinya Bung Jagarin.
    (malikidm)

    ReplyDelete
  12. Iver 4 biji, mogami 8 biji, tambahan 4 biji ntar rebutan mana yg strooong, pas kan 16 buah, hi hi hi ...ups lupa marthadinata class nambah 2 buah lagi, KCR 40 dan 60 yg digenapkan 16 biji, tambahi armanentnya dengan mistral dan cwics, changbogo lanjut 3 biji, nambah lagi minim 2 biji scorpene ato 214 jerman, sambil nunggu prototipe IF21 Rajawali muncul ...hihihi, go go indonesia bisa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg jajaran KRI harus lengkap persenjataannya ya ... Hi hi hi

      Delete
  13. Rafale 36 biji tinggal nunggu pemberitaan resminya, F 15 ambil 16 biji, sukhoi 35 nunggu celah bisa masuk dengan aman, opsional tambahan pasti masuk ya viper buat ronda2 1 ato 2 skadron dah cukup lah, IF 21 ntar buat ganti skadron hawk pensiun, hi hi hi...

    ReplyDelete
  14. Jajaran rudal pesisir jaga pantai neptune lanjut brahmos siap masuk bastion gimana ya kena catsa ndak, yg rudal udara amraam nambah, sidewinder 9X nambah, yg baru mau masuk ntar meteor bareng rafale, rusian family jelas nambah dunk sukhoinya kan nambah, hi hi hi, sistem arhadud nassam tambah lah minim 6 baterai lagi, optional bisa gado2 sama sistem mica ato aster, yg jarak pendek untuk pertahanan obvit dan pangkalan tetep nambah lah, ...Yg jarak jauh apa ya enaknya boleh kasih masukan guys estimasi kebutuhan 6 baterai tuh mantabs ....

    ReplyDelete
  15. UCAV CH 4 nambah lagi genapkan 12 biji, elang hitam ntar bikin yg banyak 48 bisa 4 skadron, optional beli punya turki yg lagi naik daun Minim 12 buah skaligus minta TOT, drone kamikaze minimum range bisa 50 km bikin diatas 1000 buah kasihkan ke 3 matra AD yg paling banyak jatahnya buat kostrad dan kopasus...AD dan AL silahken pilih UAV/UCAV sendiri jenisnya yg jarak menengah dan jauh..

    ReplyDelete
  16. Yg buat attack astros diperbanyak ratusan biji rudalnya diatas 1000 biji ntar pesen rudalnya yg bisa 300 km plus TOT, nexter juga diperbanyak ratusan biji, rudal macam iskander minim punya 100 biji.
    Jajaran tank MBT tambah lah 100 biji lagi, yg medium harimau hitam bikin diatas 300 biji, pandur berbagai varian minim 500 biji.
    Jajaran heli AD apache genapkan 2 skadron, blackhawk 2 skadron, fennec tambah lagi 2 skadron, AU nambah chinook 1 skadron, caracal nambah 2 skadron, AL nambah panther genapkan 2 skadron, bell tambahin lagi.
    Pesawat AWACS 3 biji, pesawat CN 235 MPA AL genapkan 1 skadron, AU juga 1 skadron, pesawat tanker 6 biji, CN 235 Gunship 1 skadron.

    ReplyDelete
  17. Kabar iver gmna bung? Baru di buat atau masih diskusi. Publisnya kok ga kelihat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iver sudah kontrak cuma kontrak efektif y Lom terealisasi , masalah y ada di sana yg kurang untuk pengadaan gara2 covid dan pertumbuhan ekonomi yg melambat ,makay banyak yang kontrak alutsista pada molor

      Delete
  18. Ternyata info resmi beredar Iver akan di design ulang sesuai keinginan user ( TNI AL ) melibatkan supervisi dari ingeris babcok dan dari Turki ,tujuan redesign ini agar kepemilikan design oleh PT.pal dan bisa di ekspor , biasa kasus PKR biar gak terulang kembali mau ekspor harus bayar royalti ke pihak Damen πŸ™ˆ, Iver ini masuk pengadaan di mef 2 Sampai sekarang masih penjajakan redesign ,alamaaak Lom kelar2 , bagaimana dengan pengadaan fregate di mef 3 bisa 2100 baru bisa melaut dan viral 🀭

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah yang aku ragukan misil buatan bapak Putin akhirnya berhasil joss mengenai sasaran KH 29 TE model terbaru ,soaly TNI AU dari tahun Fir'aun lahir ke dunia ini selalu mengandalkan rudal Maverick ( air to ground missil )

    ReplyDelete
  20. Kita sudah bisa membuat berbagai macam Alusista tapi kenapa seperti terkesan acuh tak acuh dengan ilmu yang ada saat ini. Contoh : kita sudah bisa membuat KCR tapi sampai saat ini kita hanya memiliki beberapa saja, begitu juga dengan tank dan alutsista lainnya.
    Bikin 10 SIGMA serta 8 KCR ditiap koormada dan produksi roket yang banyak, maka kita akan menjadi macan Asia lagi

    ReplyDelete
  21. FAC 55 turki keren, AASW AAW, kurang cwics doaank udah strooong banget

    ReplyDelete
  22. ...untuk menghidari EMBARGO militer jilid 2 oleh US ASUrika alangkah baiknya Alutsista Militer Indonesia seperti dibawah ini;

    πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

    MILITER GAHAR INDONESIA

    04 SATELIT MILITER
    32 RADAR UTAMA
    20 Su-57 Felon
    32 Su-35 Flanker E
    16 Su-27/30 Flanker C/D
    36 Dassault Rafale
    16 F-15 EX
    48 IFX
    48 F-16 Falcon/Viper
    16 Super Tucano
    16 T50 G. Eagle
    115 Heli tempur # Varian
    1000 Pesawat Angkut/Log
    16 Pesawat pem-BOM
    50 Pesawat DRONE
    1050 Tank tempur # Varian
    1250 Panser tempur # Varian
    750 KRI tempur # Varian
    50 Heli Anti Kapal Selam
    4 Kapal Induk
    50 Kapal Selam

    Rudal Serbu Udara ;
    250 Antar Benua, 750 Balistik, 2500 Petir, 2000 Brahmos, 2000 Yakhont...dll.

    Rudal Perisai Udara ;
    500 Unit PANTSIR S-1
    750 Unit S-500
    500 Unit S-400
    500 Unit S-300
    500 Unit BUK M3E
    500 Unit BUK M2E
    500 Unit NASAMS 2

    #bravo_bersamarakyat...TNI kuat !















    ... Xixixixixixixi 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. ...sambil nunggu Ntung Blegedes comment ?






















      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
  23. Iver Dan Nagapasa batch 2 jangan sampai dibatalkan. Nanti mulai dari 0 lagi. Alutsista Gahar Seperti blum Ada yg pasti dibeli lagi sedangkan LCS makin puanas.

    ReplyDelete
  24. Info terbaru kri nanggala 402 di kabarkan hilang kontak pukul 03.00 dini hari tadi , di perkirakan kapal tenggelam ke Palung laut 700 meter , dan saat ini TNI AL telah mengerahkan ber-bagai kapal selam untuk mendeteksi keberadaan kapal selam tersebut , semoga awak kapal tidak apa2 dan kapal bisa di temukan dengan selamat πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.itu tuhh peringatan bwt tni tni al ks sdh tua kok msh di pake

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  25. Inilah akibat paradigma yg salah di Indonesia yg selalu mengatakan belanja militer disesuaikan dengan kondisi ekonomi.akibat nya setiap mau beli Alusista selalu menggunakan rasio rasio ekonomi.padahal dimanapun namanya pengadaan alutsista itu demi kedaulatan negara dan keselamatan hidup personel TNI sebagai usernya.jadi intinya kedaulatan negara itu diatas segala galanya.jadi persetan dgn rasio rasio ekonomi.klo seandainya nih model belanja alusista digunakan sama pak Karno dijamin Papua pasti tidak pernah balik ke pangkuan NKRI Krn kalo pake pendekatan rasio ekonomi kayak sekarang mana bisa RI jaman Soekarno bisa beli kasel 12 unit dan pesawat mig 21 serta KRI IRIan wong dulu masih susah rakyat aja masih banyak yg kelaparan tapi itulah arti kedaulatan kita ngga bisa bandingin kedaulatan dan pride suatu negara dgn kebutuhan perut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena ekonomi itu senjata ampuh pencitraan

      Delete
    2. Benar.....untuk itu maka seharusnya mata para DPR terbuka, karena pembahasan untuk membeli sebuah alutsista saja pembahasannya bisa bertahun².
      Padahal uang yang mereka korupsi melebihi biaya alutsista yang mereka bahas.

      Delete
  26. Abis ini baru ribut soal percepatan pengadaan alutsista baru.tipikal negara kita begitu ada musibah baru mikir.dokktrin yg salah yg bilang kalo tidak akan ada perang dalam jangka waktu dekat jadi belanja alusista nya Alon Alon asal kelakon.iya perang nya blum terjadi tapi personel militer kita udah gugur duluan gara gara latihan tempur pake alusista tua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dalam hal ini, yang salah bukan di Dephan. Karena keinginan Dephan kalau bisa mengganti semua alutsista tua tetapi selalu mentok di DPR, karena ketika Dephan mengajukan anggaran untuk alutsista maka DPR membahasnya bisa 10 tahun.
      Itu lah hebatnya DPR kita

      Delete
  27. Kalo pengadaan alutsista kita lemot kayak gini tinggal tunggu aja lagi kecelakaan berikutnya.yg mendesak perlu diganti itu pesawat Hawk TNI AU .

    ReplyDelete
  28. 402 Wira Ananta Rudira
    Tabah Sampai Akhir.....

    ReplyDelete
  29. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  30. Bung Jagarin, kita benar2 tidak beli pespur bekas (f16 atau f18 atau rafale atau typhoon) untuk menutup gap menunggu pespur f15 dan rafale yg baru tiba?

    Mengerikan jika hanya menunggu kedatangan pespur baru yg memakan waktu 4-8tahun sementara potensi perang sudah didepan mata ...

    Rudi

    ReplyDelete