Program pengadaan jet tempur Rafale sudah tercover di Green Book. Nilainya US $2,9 milyar dari usulan pagu PLN (pinjaman luar negeri). Jumlah ini diprediksi untuk mendapatkan 12 unit Rafale. Jika digabung dengan kontrak efektif 6 Rafale terdahulu maka Indonesia akan memperoleh 18 jet tempur Rafale dari rencana akuisisi 42 unit. Lumayanlah. Sebuah langkah bijak dan pantas ditengah keterbatasan kemampuan keuangan pemerintah saat ini.
Bagaimanapun perkuatan alutsista TNI adalah keharusan. Karena kita saat ini masih harus mengejar ketertinggalan untuk memenuhi target minimum essential force kekuatan militer kita tahun 2024. Sementara situasi geopolitik kawasan Indo Pasifik khususnya Laut China Selatan semakin tinggi tensi konfliknya. Sampai hari ini alutsista kita belum sampai pada kekuatan minimal apalagi standar dan ideal.
***
Jagarin Pane / 03 Sep 2022
Alhamdullilah
ReplyDelete18 rafale masih kurang. Stop ikn, perbanyak rafale dan f15idn
ReplyDeleteSetuju bgt..IKN bkn proyek strategis tp bakal bermasalah menguras APBN termasuk kereta cepat...akibat plonga plongo..susah punya negara kuat...disetir sm pemilik modal
Delete@black eagle,
Deletedaripada loe SONTOLOYO
... Xixixixixixixi 😁
...IKN sedang digeber pembangunannya s/d tahun 2024...selanjutnya akan step by step
DeleteKERETA CEPAT juga penting bikin KADRUN dan Malayon PLONGA PLONGO
... Xixixixixixixi 😁
@ black eagle & @ Malayon Miskin : keduanya Plonga-plongo & SONTOLOYO 😅 PLUS BLO'ON 🤭🤫
DeleteYa Alhmdllah yg positip di beli, tp knpa ya india yg banyak ekonomi masyarakatnya masih mengkuatirkan bahkan banyak yg klaparan kok bisa bli alutssta stratgis macam pespur, kapal selam, drstroyet slalu dlm jumlah yg besar, bahkan kmarin meluncurkan kapal induk pertamanya dr mn dananya pdhal kita sama2 bangsa besar.. "Salut"
ReplyDeleteKrn musuh nyatznya jelas CHINA
DeleteKarena mempunyai musuh yang nyata seperti china dan pakistan. Dengan pakistan statusnya msh gencatan senjata bukan damai permanen bung.
DeleteBerdoa aja cina makin nekat di natuna utara klo itu terjadi gw jamin jangankan 42 rafale. 100 rafale pun pasti kebeli sama Indonesia. Itulah dilema dari negara yg bebas aktif krn semuanya dianggap teman 😂
DeleteAlhamdulillah..12 unit utk skuadron pontianak & 6 unit utk skuadron pakanbaru, menggantikan hawk 100/200 yg sudah sepuh & waktu nya di istirahatkan..
ReplyDeleteAkibat pengambil kebijakan mencla mencle ..ditambah mental korup...mknya ga selesai2...
ReplyDeleteDaripada dipimpin oleh gerombolan HINA pendukung KHILAFUCK PEMUJA ONTA...bisa ancur negara ini.. tuh contohnya si gabener Jakarta , si ABUD..gak bisa .kerja... Model pemimpin level rendah seperti itulah yang didukung gerombolan hina si imam super XXL habibanana pisang tegang...WKWKWKKWKW🤣🤣🤣🤣
DeleteEmang nya jokowi punya salah apa ame loe tong, kok sampai sebegitunya.
DeleteBlm sembuh setres pilpres mu? Kita tambahin 1 periode lagi deh...nanggung🤣🤣🤣🤣
DeleteSiapa yg mental korup lol.mungkin junjunganmu yg mental korup..
DeleteGerombolan PKI n penyembah tiang jemuran kumat....
Delete...kalau saja Pemerintahan Pak Jokowi selama 10 tahun nggak terhalang Covid 19
ReplyDeletemungkin sudah se-ABREUG prestasinya dari Ekonomi, Infrastruktur, Manufaktur dan Militer, sekarang saja sudah begitu banyak yang dia bangun
untuk Indonesia Maju
... Xixixixixixixi 😁
Betuuuuul, prestasi makin numpuk utang, makin gila harga bbm
DeletePreetlah matamu
DeleteMohon pencerahan......apakah 18 ini bagian dari 42 atau memang yg dibeli hanya 18 unit ?
ReplyDelete18 unit termasuk dlm paket 42 unit om
DeleteLumayanlah 18unit dulu sembari nunggu ekonomi membaik ntar digenapin hingga 42 unit komplit. Kabar progres hibah Mirage gimana Min ? Apakah tdk sebaiknya Indonesia beli baru F16 Viper buat gantiin yg sdh usang + program pengadaan F15ID & itung2 buat nyenengin om Joe Biden siapa tahu ntar dikasih hibah 200 LVTP 7 & 2 kapal frigate second
ReplyDeleteF3r atau F4 ya, untuk yang 6 dan 12. Ada clue min ?
ReplyDeleteF4 dong
DeleteAlhamdulilah
ReplyDeletepemerintah India memilih, sejahterakan rakyatnya atau perkuat militer.
ReplyDeletemusuh: pakistan dan cina -- punyak nuklir dan AB yang banyak ...... dengan AS gak begitu dekat
geografi: negara luas (butuh banyak tentara dan peralatan)
histori: wilayah negara pecah (menjadi pakistan dan bangladesh)
demografi: rakyat banyak yang miskin
kebijakan dipilih: perkuat militer, wilayah negara terjaga, tidak adalagi pemisahan wilayah, wibawa negara dipandang, perkuatan militer membawa dampak ekonomi
perekonomian: biarkan tumbuh dengan alami
42 Rafale tidak akan terpenuhi ,itu catatan penting karena kondisi keuangan kita dan hanya 0,8% anggaran militer Indonesia salah satu terkecil di Asean , untuk menutup kekurangan jet tempur Rafale yg di rencanakan maka jalan keluar y adalah akuisisi 18 unit mirage 2000 bekas
ReplyDeleteSepakat
DeleteDaripada ndak ada samasekali, lumayan semampunya dulu
ReplyDeleteBertahap dulu, apalagi ada rencana mengisi stop gap 4 tahun (2022-2026) dgn mendatangkan 12-16 Mirage bekas pakai. Rafale kan baru datang paling cepat 2026.
DeleteTelat ambil stok bekas rafale nya kita
DeleteKalopun dpt mirage dulu yg penting tentengan rudalnya
ReplyDeleteAkhirnya... Semoga apa yang fitulis bung jag... 100%benar.nungguin artikelmu bung serasa lama banget. Sip!
ReplyDeleteBanyak aktivitas, mhn dimaklumi. Salam sehat dan ceria🙏💪
DeleteRafale adalah pilihan yang tepat untuk menggantikan grup SU, karena memiliki depedensi teknologi yang tinggi (hampir 100%) terhadap barat.
ReplyDeleteSehingga ketika ketika anacaman embargo menimpa RI, kita masih setidaknya melakukan perlawanan dengan alutsista france ini. Tidak banyak aturan mengikat.
Tidak lantas diem gak bisa apa-apa, ngejogrok seperti dulu.
Secara deterent memang lebih tinggi grup SU, tapi teknologi rafale adalah salah satu yang terbaik.
Tinggal paket persenjataannya saja juga harus mumpuni, sebanding yang punya SUkhoi,
Indonesia bila perlu kerjasama dengan Turki yang membagi lebih banyak bagian dalam pembuatan pesawat tempur.
Arrowhead 140 gmn kbr terakhir apa sdh potong baja?
ReplyDeleteKata bung jag oktober..
ReplyDeleteDgn opsi 18 unit dulu dri rencana 36 atau 42 unit ya bagus lah dripd enggak sama sekali gak ada kabar,bertahap sambil tunggu ekonomi pelan2 membaik.
ReplyDeleteKlo menurut ane untuk ngisi gap,lbh baik ambil F16 eks gurun aja gt,kenapa kita ada rencana ambil mirage.? Kyk ny kita telat tuh ambil Stock rafale bekas punya prancis.keburu di ambil yunani
Kalau memang mau ambil Mirage bekas, kenapa kemarin typhoon bekas Austria batal ya? Kan lebih muda typhoon Austria dan kata nya juga jam terbang juga masih rendah
ReplyDeleteKlo mirage kan msih 1 pabrikan.
DeleteTyphoon jg gak di restui sama kongres sana,
pembelian tahap pertama 6 unit, tahap 2 diperkirakan 12-16 unit tahap 3 mirage2000 n9 tahap akhir sisa dari 42 unit
ReplyDeleteselanjutnya f15ex di anggarkan mulai tahun 2024, total target p prabowo 10-12 skadron pespur baru tni au
Pengadaan f15ex gak masuk green book , jadi di tunda sampai waktu yang tidak di tentukan , duity gak ada
DeleteF15ex tunda dulu lah,fokus rafale dolo,klo bisa minta pengdaan rudal AGM84 blok 2 buat f16 biar makin bertaring.
DeleteSpt armada f16 punya Taiwan.
Mehong juga yah, 3,9 M$ cuma dapet 12 Rafale, padahal 11 SU35 cuma 11 M$ lengkap dgn senjata.
ReplyDeleteKalo kita jadi impor minyak dari Rusia tahun depan, berarti Caatsa sudah tidak di anggap, & itu peluang bagi SU35 karena kontrak belum batal kata dubes.., Maybe. 😁
Ralat 2,9 M$
Delete