Thursday, February 18, 2021

Langkah Kuda Prabowo

Menteri Pertahanan Prabowo sejauh ini bisa disebut menang dalam strategi percaturan untuk mendapatkan alutsista dan green light dari AS. Cerita dimulai dari langkah UU Caatsa AS yang "menjegal" perolehan 11 jet tempur Sukhoi SU35 dari Rusia.  Ini membuat perkuatan skadron tempur TNI AU jalan ditempat. Skadron 14 pengganti F5E yang sudah dibangunkan home basenya di Iswahyudi AFB terlalu lama sunyi. Sehingga dipinjamkan dulu 3 unit Sukhoi SU27 dari Skadron 11 Hasanudin AFB supaya pilotnya tidak menganggur. Ternyata yang ditunggu tidak kunjung datang.

Prabowo sesungguhnya dongkol kuadrat alias kecewa berat. Yang pertama soal Caatsa ini. Seharusnya fighter tangguh SU35 sudah hadir menggemuruhkan langit nusantara. Namun diblokade AS yang mengenakan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Dan yang paling membuat dia kecewa adalah blokade perjalanan dirinya ke AS yang sudah berjalan belasan tahun. Logika cerdasnya begini : sudah tidak boleh bertransaksi SU35, tidak pula boleh berkunjung ke AS tapi kok disuruh beli F16 Viper. 

Jendral tempur ini kemudian bergerak cepat sejak dilantik jadi Menhan. Rencana Indonesia untuk membeli 36 jet tempur F16 Viper made in Paman Sam dia padamkan. Dengan alasan butuh jet tempur siap pakai dan two engine untuk menutup gap isian skadron 14 Iswahyudi, Prabowo berniat kuat untuk mendatangkan 15 jet tempur Typhoon Austria bekas pakai tapi jarang dipakai. Lalu dengan Perancis dia membuat perjanjian awal untuk pengadaan sejumlah jet tempur Rafale dan kapal selam Scorpene.

Ini langkah kuda yang cemerlang. AS terperangah dan harus mengakui kalah langkah. Kartu mati AS ada di Laut China Selatan (LCS) yang mengharuskan dia cari "bolo" untuk menghadapi lidah naga China yang menyembur di nine dash line. Posisi geostrategis dan geopolitik Indonesia yang dominan di ASEAN mengharuskan AS merangkul Indonesia memperkuat "persekutuan" versi dia. Aliran logistik militer jika terjadi konflik terbuka dengan China di LCS pasti akan melewati ruang udara Indonesia, juga ALKI 1 dan ALKI 2 yang strategis.

Pentagon akhirnya memberi lampu hijau buat Menhan kita bahkan kedatangannya disambut hangat dengan karpet merah dan meriah. Prabowo dan delegasi Kemenhan datang dengan wajah sumringah dan wibawa. Meski keinginannya untuk mendapatkan jet tempur siluman F35 belum disetujui AS karena durasi pesan datang alias daftar tunggu bisa mencapai 10 tahun.  Sebagai pengganti kita diizinkan mendapatkan 15 jet tempur F15 Ex.  Kita saat ini memang sedang butuh jet tempur siap saji untuk mengisi jet tempur SU35 yang gagal hadir. Manuver Prabowo mengejar Typhoon dan Rafale yang non AS sukses membuka mata hati Paman Sam yang biasanya suka mendikte.

Dari hasil Rapim TNI tanggal 16 Februari 2021 ada publikasi blue print yang menjadi program besar Kemenhan. Berbagai jenis alutsista yang akan didatangkan dari AS berupa 15 jet tempur F15 Ex, 15 pesawat angkut Hercules type J, 4 heli hibrid Osprey, 32 helikopter Blackhawk. Sementara dari Perancis sedang dipersiapkan pengadaan 36 jet tempur Rafale,  4 kapal selam Scorpene. Rincian shopping list itu bisa membuat kita yang membacanya lalu menulis komen: wow banyak banget. Tidak tanggung-tanggung memang. Matra laut saja mau dibelikan16 kapal perang fregat, 10 kapal selam, 18 KCR (Kapal Cepat Rudal), 6 KCR siluman dan lain-lain.

Dalam pandangan kita daftar belanja blue print yang spektakuler itu adalah sebuah keniscayaan. Namun durasi waktu MEF (Minimum Essential Force) TNI jilid tiga tahun 2020 sampai dengan 2024 membuat kita harus realistis. Jelas durasi itu tidak cukup untuk memenuhi shopping list Kemenhan. Termasuk juga anggarannya. Belum lagi ketok palu dari Kementerian PPN / Bappenas yang menjadi titik paling penting untuk goal proses panjang ini. Maka tercukupi 50% saja dari daftar belanja itu kita sudah sangat bersyukur. Percepatan kedatangan jet tempur F15Ex yang nantinya akan mengawal Natuna sangat diharapkan. Dari informasi  yang beredar AS akan memprioritaskan kedatangan 6 jet tempur F15 Ex ke Indonesia selambat-lambatnya akhir tahun ini.

Ini sesuai dengan keinginan Prabowo bahwa Natuna harus segera dipayungi jet tempur berkualitas. Sebelum SU35 terkena Caatsa, jet tempur ini yang akan mengawal Natuna. Itu sebabnya langkah kuda Prabowo untuk mengakuisisi 15 jet tempur Typhoon dari Austria sekaligus menolak F16 Viper yang ditawarkan AS sebelum era Prabowo, adalah sebuah kemenangan langkah kuda. Marwahnya dengan permainan catur alutsista ini adalah bisa membuka pintu green light, berkunjung ke AS bahkan disambut hangat oleh Pentagon. Prestasi yang mengikuti marwahnya adalah kesediaan AS untuk menyediakan jet tempur "double gardan" F15 Ex. Hanya sedikit negara yang diberi ruang untuk memiliki jet tempur ini.  Hanya sekutu dekat AS.

Apapun dinamikanya sejatinya Republik ini sangat memerlukan perkuatan alutsista militer utamanya matra laut dan udara. Halaman depan rumah kita yang bernama Natuna adalah wilayah konflik sekarang,masa depan dan jangka panjang. Ini adalah wilayah konflik yang bisa menjadi potensi besar untuk pertempuran paling mematikan di dunia. Maka "new normal" yang berlaku di Natuna ke depan adalah mempersiapkan kondisi paling mencekam dengan memperkuat armada tempur TNI AL dan skadron tempur  TNI AU. Prabowo sudah dan sedang mempersiapkan semuanya dan bersamaan dengan itu dia sudah memenangkan langkah kudanya. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

****

Jagarin Pane / 18 Februari 2021

118 comments:

  1. Jangan lupakan tetangga selatan, karena ini kalo lagi rese kalah China 🤪

    ReplyDelete
  2. F15nya denger2 bukan 15 ya pak pane, tapi 36, sama dg raffle, benarkah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo ekonomi membaaik kedepan remcana 36 f15 bisa terwujud.
      Semantara 15 F15 gantikan F5 tiger.

      Delete
  3. Mantap bung jagarin ulasannya...semoga itu realistis dan bukan isapan jempol belaka karna militer kita sdh lama jauh tertinggal dr Negara tetangga dan saatnya Indonesia ambil alih kekuatan militer di Asia..berharap sebelum th 2026 militer kita sdh bs unjuk gigi dan mengeluarkan taringnya untuk menerkam siapa saja yg mengganggu kedaulatan NKRI..bravo TNI

    ReplyDelete
  4. Mantap Tulisannya. Semoga Semua Bisa segera terealisasi ngga pakai Lama.

    ReplyDelete
  5. This is the best part.. Raffale & F15 adalah Finalis Kontrak di Korea Selatan dan Singapura awal tahun 2000an. Tahun 2002 Korea Selatan memilih F15 E drpd Raffale dg kesepakatan 40 unit. Tak tanggung2 di Indonesia 2 'monster udara' double engine ini akan didatangkan... Sva Bhuwana Phaksa..!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bintang Perang Libya (raffale) & the MiG Killer (F15)., Duo 'double gardan' tandem jaga langit Nusantara... Kejam!

      Delete
  6. Replies
    1. Ntar rudalnya di kasih dikit dan kwalitas di bawah snggpor dan aussie..

      Delete
  7. Aq selalu ikut hanyut oleh ulasannya Bung H.Jagarin pane ,tentu sebagai rakyat selalu dan mengharap negara terutama Tentaranya ( TNI ) kuat dan mempunyai alutsista yg canggih.Personalnya dr 3 matra kan emang hebat jadi ya tinggal beli dgn tot yg belum bisa dan produksi sendiri yg udah dkuasai tentu dengan anggaran yg realistis Wiro

    ReplyDelete
  8. Target menhan 80%
    Klo pun 70% juga bagus.
    Apalgi klo 100% ekonomi membaik
    Remcana 36 unit F15 bisa terwujud.
    Untuk 15 F15 unit sudah cukup ganti skuad f5 tiger.diharapkan 8 unit tahap awal dan 6 unit busa dtng akhir2 tahun.
    Untuk rafale angkanya moga tidak ada berubah wajib 36.

    ReplyDelete
  9. Cuma Shopping List tho....Mikir Mulu Beli Kagak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Realisasi yang akan datang 70%.

      - Target Kemenhan dapat tercapai 80%

      - Diusahakan 100% jika ekonomi rebound di 2022 sampe 2023.

      70% dapat terealisasi dalam keseluruhan list itu adalah sesuatu yang perlu disyukuri

      Delete
  10. Sy sbgai warga negara bngga..semoga TNI smkin kuat!!..

    ReplyDelete
  11. Kelanjutan typhoon bekas austria gimana bang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo sblm tahun 2022 bisa dipastikan 6 f15EX bisa datang, maka eurofighter Austria yang katanya cuma dari versi Trench 1 jadi gak urgent lagi , imho

      Delete
  12. F15 EX & Hercules J nya kenapa jumlahnya masing-masing 15 ya bang?
    1 skuadron TNI bukannya 16 ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1 skuadron bisa 12,16,18 unit(setahu saya ya)
      Herky J sebagian di gantikan Herky yg sudah tua uzur

      Delete
    2. Nah knapa gak 12, 16 / 18 bung Yondu?

      Knapa nanggung 15

      Delete
    3. Klo jumlah kita belum tahu,mungkin untuk tahap awal?


      Delete
    4. 1 SQ kecil 12 unit.1 SQ penuh 24 unit

      Delete
  13. Untuk F15 ex nya kita boleh beli rudal yg paling canggihnya gak?
    Apa tetap dibatasi hrs yg kualitasnya di bawah tetangga?

    Kalau tetap dibatasi, mungkin mending ambil rafale aja semuanya, gak usah ambil yg F15 ex nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum ada clue info ttg senjtanya untuk F15

      Delete
    2. Pasti di batasi lah...amraam aja si upil punya ratusan unit sedangkan indo cuma 36 biji doank...

      Delete
    3. Amram mmg baru sedikit kita punya ya karena yg bisa golongan bawa amraam juga baru yg versi A dan B eMLU, itu pun baru tiga yg sdh selesai upgrade. Yg penting paman Sam sdh kasih ijin beli, nantinya kalo butuh lagi ya tinggal beli lagi

      Delete
    4. 24 F16 hibah blok 25 jg bisa bawa amraam...bukan cuma 3 F16 EMLU bung..

      Delete
  14. cuma menghibur blm ada tanda tangan kontrak sebatas rencana di atas kertas kasihan tni mesti terus bersabar dgn senjata yg lama. harusnya di zaman RR ada beberapa yg bisa di beli memenuhi mef 2, tpi katanya cukup dgn bambu runcing ini yg membuat sy selaku rakyat cuma ngelus dada. tpi jujur, PT Pal sudah bisa buat kapal perang dgn bobot 7000ton, kenapa ga kepikir dgn body atau hull yg ada bisa jadi fregat kelas berat. pt.pindad juga harusnya bisa lebih keratif, kita tahu kapal perang kita butuh banyak meriam kenapa ga kerjasama dgn bofors atau oto melara untuk bikin meriam. karena kita lihat kcr 60 m kita saja masih mengandalkan meriam warisan. riset kita byk riset tpi tdk ada hasil yg masuk produksi masal begitu pun hasil riset swasta padahal produk mereka tdk kalah bagus dgn produk BUMN, yg itu2 saja malah cuma bisa menghasilkan maung padahal yg di butuhkan atau perkembangan teknologi militer sangat cepat. bukan mau skeptis tapi semua ini lebih dari efek peninggalan mentri pertahan yg lama yg kurang melihat strategi pertahanan global yg mau tidak mau indonesia ada di didalamnya.

    ReplyDelete
  15. Kenapa beli gak satu type saja, by maintenance & rudal nya juga beda, rafale pake meteor F15 pakai Amram.. gak habis pikir deh.. mending beli satu type misal F15, borong 60 unit skema FMS, minta TOT & offset ke PT DI setifaknya membuka lapangan kerja banyak seperti brazil, serta bila kita beli sekaligus banyak harga juga beda, pihak produsen pun pasti mau kasih TOT ke kita serta yg penting by maintenance nya gak menguras anggaran alutsista kita yg minim..liat aja penerbad ada MI17,MI35,bel412, apace dari 128 unit yg bisa terbang hanya 24 unit.. sebab gado gado jenis nya.. malah ada kabar mau ditambah blackhawk & osprey..

    ReplyDelete
  16. Seharus nya kemenhan & TNI serta inhan duduk bareng, type pespur kita ada F16, SU27/30, T50 golden eagle, hawk 100/200 kalo ini mau beli kita belu satu type saja rafale atau F15, misal F15 sebanyak 60 unit, type yg lama misal hawk yg udah tua di pensiunkan, jadi type pesawat gk tambah, mjd = F15, F16 (rudal sama), SU27/30, T50

    ReplyDelete
  17. Saya bangga dengar rencana pembelian ini, apalagi TNI AU kita sangat perlu alutsista baru, tapi kalo gado2 apakah efisien, anggaran yg minim, malah habis utk biaya perawatan dgn banyak nya type yg dioperasikan

    ReplyDelete
  18. Kenapa beli gak satu type saja, biaya maintenance & rudal nya juga beda, rafale pake meteor F15 pakai Amram.. gak habis pikir deh.. mending beli satu type misal F15, borong 60 unit skema FMS, minta TOT & offset ke PT DI setidaknya membuka lapangan kerja banyak seperti brazil, serta bila kita beli sekaligus banyak harga juga beda, pihak produsen pun pasti mau kasih TOT ke kita serta yg penting by maintenance nya gak menguras anggaran alutsista kita yg minim..liat aja penerbad ada MI17,MI35,bel412, apace dari 128 unit yg bisa terbang hanya 24 unit.. sebab gado gado jenis nya.. malah ada kabar mau ditambah blackhawk & osprey..

    Seharus nya kemenhan & TNI serta inhan duduk bareng, type pespur kita ada F16, SU27/30, T50 golden eagle, hawk 100/200 kalo ini mau beli kita belu satu type saja rafale atau F15, misal F15 sebanyak 60 unit, type yg lama misal hawk yg udah tua di pensiunkan, jadi type pesawat gk tambah, mjd = F15, F16 (rudal sama), SU27/30, T50

    Saya bangga dengar rencana pembelian ini, apalagi TNI AU kita sangat perlu alutsista baru, tapi kalo gado2 apakah efisien, anggaran yg minim, malah habis utk biaya perawatan dgn banyak nya type yg dioperasikan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau satu jenis / supplier saya agak kurang setuju dan kita juga harus belajar dari pengalaman yang telah ada ketika alutsista buatan mamarika pada grounded / tidak dapat di operasikan karena tidak adanya spare part ( embargo us dan inggris karena kasus tim tim ). Kesiapan alutsista kita merosot drastis sehingga malaysia dan australia bisa dengan seenak jidatnya menerobos masuk dan mengklaim wilayah kita ( ingat kasus black flight f 18 aussie di atas kupang, f 18 us di atas bawean, klaim malaysia atas ambalat dan masih banyak kagi ).
      Memang kalau dari swgi lohistik pasti merepotkan ( saya tahu karena saya juga orang logistik). Tetapi positifnya dengan 2 atau tiga supplier dapat membuat kitatidak tergantung pada satu supploer dan juga membuat daya tawar kita lebih meningkat terhadap supplier lainnya.

      Delete
    2. Beberapa output terkait pengadaan, modernisasi, serta perawatan dan pemeliharaan (harwat) persenjataan TNI yang akan dicapai Kemenhan di tahun anggaran 2021 antara lain:

      TNI AD sebesar Rp 2,651 triliun untuk pengadaan material dan alutsita strategis, dan untuk perawatan alutsista Arhanud, overhaul pesawat terbang, dan heli angkut sebesar Rp 1,236 triliunTNI AL sebesar Rp 3,751 triliun antara lain pengadaan kapal patroli cepat, dan peningkatan pesawat udara matra laut, serta Rp 4,281 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan alutsista dan komponen pendukung alutsista.TNI AU sebesar Rp 1,193 triliun antara lain pengadaan Penangkal Serangan Udara (PSU) dan material pendukung, serta pemeliharaan dan perawatan pesawat tempur sebesar Rp 7,004 triliun.

      Delete
    3. mending kamu jadi menhan aja.itu kalau dibutuhkan

      Delete
    4. Apa yang di katakan bung air force ada benarnya.jika kita beli salah satu seri pespur dalam jumlah yg banyak.masih ada harapan untuk terbang meski di embargo.ya walaupun tidak semua,karena harus di kanibal di jadikan sparepart.F15 block 52ID mesin nya sama dengan f15.dan rudalnya juga cocok pasang sana sini

      Delete
    5. Dan semua pembelian Alutsista import itu ada resikonya.meskipun dari Prancis ada ITAR dll.terkecuali inhan kita bisa buat sendiri

      Delete
  19. Replies
    1. Itu memang sudah tesikonya boss kalau memiliki banyak jenis tapi positifnya kita bisa menghondari embargo dan tingkat kesiapan / operasional alutsista tetap terjaga kualitasnya.
      Sekarang ente pilih mana satu supplier tapi beresiko di embargo dan kesiapan alutsista kita menurun drastis sehingga bisa di lecehkan negara lain atau banyak supplier dengan resiko kerja keras/ kerepotan tetapi kesiapan alutsista tetap terjaga. Kedaulatan itu mahal boss

      Delete
    2. Ya gua setuju bisa menghindari embargo,
      Tapi kalo jenis nya kebanyakan bakalan tinggi juga biaya harwatnya dan itu juga mempengaruhi kesiapan operasionalnya,boleh diversifikasi jenis tapi jangan kebanyakan

      Delete
    3. Ya kalo mau beli rafale dan f-15 seengaknya hawk sama sukhoi di phased out sekalian

      Delete
  20. masih penasaran neh... kira2 pesawat type Airborne Early Warning yg mau diboyong apa yaa.. Northrop grumman Hawkeye kah.. Boeing E3 Sentry kah.. atau Poseidon...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabar sek, biar atur nafas dulu ya, banyak banget shopping listnya

      Delete
    2. Nunggu data link yg dari yunani.lupa apa namanya

      Delete
    3. ToT apa yg kita dapat ? Lalu imbal dagang apa kita dgn USA bung jagarin ? ��������
      Kadang kasihan juga dgn si Rusia ya, sudah di zholimi USA dgn embargo, di zholimi RRC dgn penjiplakan,dan di zholimi Indonesia juga, kedia barter, indonesia ke yg lain beli pake duit.. hahaha..
      Kasihan kasihan kasihan..

      Delete
  21. F15 Ex bukannya versi f15 paling canggih yg d buat khusus untuk Amerika?!
    Mohon pencerahannya bung Jagarin?!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya,betul makanya dijanjikan yg 6 unit mau diserahkan paling lambat akhir tahun ini. Pernah ada videonya sedang uji terbang.

      Delete
  22. Sek omong kosong leg belum Ttd contrak n afektif

    Changbogo ae Ttd contrak sudah, tp mana....g Jalan
    Ifx.....yg tinggal lnjtn aja mana.....
    Martadinata jilid 2???, itu Hasil tot.... Shrusx d lanjutkn, mau iver, la wong frigate sja lemot

    Mef yg jlan cma d jlan sby menhan purnomo

    Lw skrng mehannya semngat kyk e boss e seng gmbosi

    ReplyDelete
  23. Percaya atau tidak bisa d lhat kdpan...., ya berkca dr MEF 2 itu sdah cukup

    ReplyDelete
  24. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  25. Bung Jagarin. Kok judulnya langkah kuda.. 😂😂😂😂

    Pak Prabowo kan pelihara Kuda di rumahnya jadi sudah bosan kali dia langkah kuda..

    🤣🤣🤣🤣

    Saya cuma becanda bung jagarin. 🙏✌

    ReplyDelete
  26. Tadinya mau saya jabarin info nya di Forum DS tapi karena warga tetangga ngerusuh dan ngetroll jadinya saya malas.

    Informasi yg saya dapatkan. Langsung saja saya jabarkan

    1. Dana US$1.6 Billion yg diposting FB KERIS sebenernya bukan untuk DP tapi untuk Upgrade Sukhoi & Upgrade Hawk serta untuk pembelian Fighter baru.

    2. Kemenkeu, Bappenas, DPR Komisi 1 dan Presiden sudah menyetujui Dana PLN US$ 21 Billion untuk pembelian alutsista periode 2021-2024 dan sudah masuk ke Green Book.

    3. Masih ada sisa dana sekitar US$ 19.4 Billion yg siap di belanjakan Alutsista. Darimana dapat angka 19.4? Jadi 21 - 1.6... paham kan

    ReplyDelete
  27. KSAU menyebutkan, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto telah berupaya melaksanakan diplomasi pertahanan dengan sejumlah negara sahabat. Diplomasi ini guna mempercepat proses pembangunan kekuatan TNI, salah satunya  belanja alutsista mutakhir. 

    Selain membangun kekuatan TNI dalam menjaga kedaualatan negara, menurut KSAU, pengadaan alutsista juga sebagai salah satu bentuk diplomasi pertahanan yang bernilai strategis terhadap konstelasi politik global. 

    Walaupun begitu, Fajar mengakui, upaya pengadaan alutsista sempat mengalami sejumlah perubahan karena kondisi global dan kemampuan negara

    Biar paham semua.
    Menhan dah sudah berusaha diplomasi snaa sini untuk bgun kekuatan.
    Patut di Syukuri setidaknya nnti ada penambahan modernisasi serta ruberfish.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oom prabs, brarti gak becanda waktu debat pilpres kemaren yg dia bilang alutsista kita ketinggalan, saya pribadi senang karena blio sadar, pertempuran modern ditentukan dari sisi matra udara, sekali matra udara dihancurkan, maka kemenangan musuh sdh didepan mata

      Delete
    2. Ya pas saat pilpres kemarin.alutsista TNI memang ketinggalan,dan kalah jumlah.terus debatnya di keroyok pakai gfp.

      Delete
  28. berakhir sudah Drama saling salip & adu overtake ditikungan terakhir setahun ini di sirkuit Kemenhan.. ke 2 nya sama2 pemenang.. rafale & F15 sama2 diboyong..terbang tandem bersama jaga kedaulatan langit Nusantara.... Josss..!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Usul saya harus ada pergeseran jenis pesawat yakni jenis sukhoi 27/30 di geser ke selatan yakni ke lanud iswahyudi madiun bersama rafale / typhoon ( kalau 36 bisa di buat jadi 2 atau 3 skuadron ). Untuk f 15 ex di tempatkan di makasar untuk menggantikan armada sukhoi. Sedangkan di lanud supadio dan lanud di ratai / natuna bisa di tempatkan skuadron rafale atau rafale dan typhoon untuk hawk bisa di geser ke biak dan di eltari kupang bisa ddi isi dengan hawk atau f 16 ( untuk hawk kalau tidak salah kita punya 2 skuadron sedang f 16 3 skuadron , mohon koreksinya ).

      Delete
    2. Sukhoi & rafale/ typhoon plus f 16 blok 52 ID di geser keselatan untuk menghadapi ancaman dari aussie sedangkan f 15 ex dan rafale di utara untuk menghadapi china dan singapura sedangkan f 16 blok 52 ID & blok 15 OCU untuk menghadapi malon.

      Delete
    3. Typoon gak jdi om.
      Shukoi ttp di makasar,yg disebar itu rafale.
      F15 di plot jaga natuna mumgkin bisa fligt gabungan

      Delete
  29. Target pemgadaan Menhan 70%-80% itu sudah bagus!

    ReplyDelete

  30. JATOSINT

    @Jatosint

    ".....memang mengalami sedikit keterlambatan" "Beberapa kali kita harus melakukan revisi pengusulan alutsista' "Seluruh stakeholders.......telah berulang kali berdiskusi dan mengkaji, untuk menemukan terobosan yang solutif"

    KSAU soal Pengadaan Alutsista: Perkuat TNI Jaga Kedaulatan Negara

    news.detik.com

    ReplyDelete
  31. berita su 35 sdh hilang. apakah lanjut atau tidak. mudah mudahan itu info dari berbagai sosial media tidak sepenuhnya benar bahwa su 35 jadi batal. itu akan datang tanpa gembar gembor.

    ReplyDelete
  32. Inilah duet maut pespur yg amat ditakuti jiran... Malaysia mengidamkan rafale menuetkan dengn sukhoi mkm tp kandas karena korup... Kita sebagai bangsa Indonesia berbangga karena mimpi itu mulai terwujud

    ReplyDelete
  33. https://www.airspace-review.com/2021/02/20/as-kemungkinan-tak-lepas-epawss-untuk-f-15ex-indonesia/

    Pasi dah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh..
      Setengah hati ya bang amrik ngasih pesawat nya. Ada fitur yg gak di kasih

      Delete
    2. Sekutu nya aja gak dikasih khusus USAF aja.
      Bisa lobby lgi pake sistem lainya spt ALQ DEWS yg dipakai F15 jepang gak klah canggih juga.

      Delete
  34. rudal petir dan rhan gmn kabarnya min

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh jg tuh Sekali2 bahas amgkat tentang InHan peroketan/rudal nasional.
      Spt RN01,Rhan 450

      Delete
  35. Ane kurang yakin jk indo benar2 akuisisi rafael dan f15, sebab formil masih byk yg mimpikan Su35 walo china udah punya duluan.
    Terutama rafael 36 unit, jangan2 ini ditikungan akhir belok ke hanggar F35 sbg obat luka Su35.

    ReplyDelete
  36. saran sy utk heavy fighter ambil 2 jenis satu dari blok barat dan satu lgi dari timur..misal SU Family : 64 unit Raffale/F 15EX 64 unit.utk medium fighter F16 : 64 unit,Grippen NG 48 unit.utk light fighter utk patroli Hawk 48 unit,Yak 130 48 unit.

    ReplyDelete
  37. JAKARTA – After a series of pandemic-defying trips across the world, Indonesian Defense Minister Prabowo Subianto appears to have settled on the French-made Rafale and an under-strength squadron of American F-15EX jet fighters to bolster Indonesia’s front-line air defenses, with deliveries expected over the next three years.

    Along with the 36 Dassault Rafales and eight Boeing F-15s, the wish list also extends to three Lockheed Martin C-130J Super Hercules transport aircraft, three Airbus A330 tankers for aerial refuelling, six MQ-1 Predator drones and Italy’s Leonardo early-warning radar system. 

    ReplyDelete
  38. Asia news mas.
    6 drone reptor MQ1 semoga bisa segera datang..Jaya Indonesiaku.

    ReplyDelete
  39. Selain langkah kuda juga tetap disiapkan langkah benteng su35 antisipasi macetnya jalan kuda, karena sudah ttd di hari palentin,pangkalan-hanggar-pilot-crew, 10 simulator shukoi sudah disiapkan, tidak mudah dibatalkan, itulah langkah rahasianya...imho��



    https://indoaviation.asia/tegaskan-tak-pernah-batalkan-su-35-kemhan-sebut-sedang-jajaki-f-35/?amp

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus sabar utk Su35, tidak ada pembatalan, hanya terhambat.

      Delete
  40. su 35 memang di butuh utk mencaunter. australia dan singapura plus pespur dr eropa. itu merupakan kombinasi yg sesuai mnt saya bukan tdk mmungkin mereka akan merengek ke as agar kita jgn dikasih teknologi di atas mereka. sedangkan buat cina memang harus dr teknologi eropa utk mengatasinya
    teknologi dr as dan cina kan sdh bisa mereka ketahui.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. jangan menjust produk rusia juga broo unknown.

      walaupun saya bukan kaum mendang mending dan bukan fansboy rusia.
      tapi pilihan TNIAU utk mengausisi SU35 sudah dipertimbangkan baik buruknya.

      memang pesawat rusia lifetimenya tidak seperti buatan barat. tapi untuk power jangan disepelekan.

      dan sudah terbukti saat SU30 TNIAU mencundangi F18 australi dalam latihan dengan skor yang sangat telak.

      dan sudah terbukti juga SU35 rusia dapat melihat pesawat siluman USA F22 raptor di layar radarnya dalam perang syria.

      untung saja SU35 tidak melockdown F22 raptor dan menembak jatuh, hanya mengusir saja.

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. aaah....
      apapun itu hanya analisa lu doang aja. bisa2 ngomong lu sendiri saja.

      saat ini teknologi sekarang terus berkembang, stealt itu hanya omongan kaum sales. tidak ada yang benar benar siluman jadi jangan terlalu mendewa dewakan stealt.
      sesuatu pasti ditemukan anti dotnya, dalam waktu cepat atau lama.
      stealt memang terdengar menyeramkan pada awal waktu 90an sampai tahun 2010. tapi sekarang sudah mulai usang...

      emang hanya rudal AMRAAM saja didunia ini yang punya jarak tembak diataa 100km...?

      hehehehe

      Delete
  41. Mantap ya...
    F-15 utk antidot Sonora
    Rafale utk antidot sonotan dan siupil..
    😁😁😁😁

    ReplyDelete
  42. Semoga semuanya terealisasi tidak mangkrak

    ReplyDelete
  43. bung Haji...
    agar sering sering menyampaikan berita.

    kita ramaikan di kolom komentar. biar bisa lebih 200 koment.

    👌💪🇮🇩💪👌

    ReplyDelete
  44. jika dibandingkan su 35 dan f 35 dari segi siluman mungkin tdk sebanding. tetapi harus diingat bahwa su 35 dari segi jarak tempuh dan jelajah lebih jauh dari f 35. sebagai misal utk su 35 menempuh jarak bolak balik dari indonesia dan australia mungkin tidak memerlukan pesawat tangker tetapi f 35 harus didampingi pesawat tangker. ini jelas ada keuntungannya jika misalnya terjadi perang indonesia australia dari segi taktik tempur. indonesia cukup menghancurkan pesawat tangker australia dgn su 35 maka f 35 mereka tentu akan jatuh dgn sendirinya. mungkin ceritanya beda lagi jika dari kapal induk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tidak ada yang benar benar siluman.
      apakah itu SU57 rusia, pesawat tempur siluman cina, F22 atau F35.

      ingat kasus tertembaknya pesawat siluman F117 usa, oleh rudal sepuh tehnologi jadul milik serbia.

      hingga akhirnya dipensiunkannya pesawat serang F117 Nighthawk itu. padahal F117 adalah veteran perang teluk 1991 dan dipuji puji akan tehnologi silumannya.

      tehnologi terus berkembang, saat ini barang bagus tapi beberapa tahun kedepan sudah usang.

      sukhoi SU30 MKM adalah contoh kasus lainnya, dimana saat itu adalah serial sukhoi paling canggih, tapi sekarang ini malah disebut pesawat sukhoi paling LOYO, karena tehnologinya yang tidak bisa diupgrade. ditambah lagi operatornya tidak mumpuni memelihara pesawat.

      jadi saya setuju dengan strategi anda bung unknown... dalam contoh teori SU35 dan F35 yang anda sampaikan.

      dan menurut saya gabungan Rafale, F15EX dan sukhoi adalah pilihan yang tepat untuk indonesia saat ini.

      untuk sukhoi, karena pesawat tersebut memiliki lifetime yq pendek tetapi memiliki jangkauan yang jauh dan memiliki power kuat untuk menggebuk. maka operasional sukhoi hanya untuk lokasi2 tertentu saja sesuai dengan arahan dari TNIAU.

      untuk patroli serahkan pada F16 yang bandel dan sangat mumpuni mencover luas negara indonesia yang rawan dimasuki pesawat asing tak dikenal, hanya jumlahnya saja yang harus diperbanyak.

      Delete
  45. Perlu di ingat masih sebatas shoping list belum chek out loh jadi yaa bersikap biasa saja nanti klo beelebihan jadi kecewa

    ReplyDelete
  46. kecil peluang bukan berarti tidak ada peluang sama sekali bukan?.. sekelas KSAU tidak mungkin asal bicara & mengumumkan detail & type alutsista apalagi di forum setingkat Rapim TNI.. clue_nya adlh kedatangan Plt Menhan Amerika Christopher miller tgl 7 Desember lalu ke Kemenhan RI, pertemuan dilaksanakan secara tertutup.. Optimislah.. semoga F15 EX benar2 hadir di RI.. Swa Buana Paksa..

    ReplyDelete
  47. Realistis aja klo saya.
    F15 15 unit oke
    36 rafale oke.

    ReplyDelete
  48. Kalau saya pengen 36 F15 unit dan F-16 viper 18 unit.

    ReplyDelete
  49. Kalau bisa rafale ga usah di ambil.perbanyak f15 nya aja jadi 36 unit.dan penambahan F-16 viper.dan nego 11 unit Sukhoi 35 tidak di jatuhi sanksi

    ReplyDelete
  50. Kita berharap semoga semua rencana menhan terwujud....sehingga tni kita kuat

    ReplyDelete
  51. Ada berita baru dari pembangunan/strategis pemerintah tentang alutsista nasional gak min?

    Untuk rudal,kri klewang,tank boat,mlrs dll?

    ReplyDelete
  52. admin ini yg punya chennel al biruni id kan ya min???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sy gak punya channel al biruni, hanya tulisan saya dijadikan narasi di youtube al biruni.

      Delete
  53. atau yg punya channel jejak tapak news ,,betul tidak min??

    ReplyDelete
  54. bravo pak Menhan..
    Kemhan dan TNI kian cerah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum bisa di bilang cerah kalau kontrak efektif belum berjalan...

      Delete
  55. Lama ya aq nunggu lagi bung JAGARIN analisisnya,kok gak muncul2
    Wiro

    ReplyDelete
  56. Bung jagarin mana nih di tunggu analisis nya.., sudàh lama sekali ini... belum di update jg... 😁😁 sangat di tunggu ini bung.... 😁😁

    ReplyDelete
  57. min kok dak abdit2.mudah mudahan tak sakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah semoga kita semua sehat selalu. Amin.

      Delete
  58. typhoon bekas.f15 dsn rafale apakah sdh ada yg deal

    ReplyDelete
  59. Min klo bisa seminggu 2x posting artikelnya,jdi biar ada baca2 hehe

    ReplyDelete