Sunday, August 2, 2020

New Normal Di Laut China Selatan


Demam yang terus menerus di Laut China Selatan (LCS) sepertinya tidak akan pernah kembali normal suhunya seperti dulu lagi. Demam akan terus menerus terjadi sepanjang tahun dan bertahun-tahun. New normal di LCS adalah demam panas itu sendiri. Virusnya bernama nine dash line bersama semburan api lidah naga.

AS dan Australia sudah resmi membentuk aliansi militer dan akan "merekrut" sejumlah negara. India, Filipina dan Jepang sudah berkomitmen untuk bersatu kita teguh. Inggris dan Kanada yang jauh nun disana sudah berkomitmen bersekutu dengan AS. Untuk Korsel meski sekutu dekat AS namun untuk LCS tidak dilibatkan. Biarkan dia menjaga status quo garis demarkasi Panmunjom. Bisa jadi kalau diikutkan aliansi, lalu China memprovokasi Korut, sangat berbahaya untuk Semenanjung Korea. Demikian juga Taiwan.

Armada Angkatan Laut China
Natuna Indonesia ada di kawasan konflik skala besar LCS. Maka Natuna harus kita jaga ketat. Marwah teritori kita dipertaruhkan disana. Dan new normal juga sudah berlaku di kepulauan Natuna. Deru dan raungan jet-jet tempur di bumi rantau nan indah (ranai) sudah biasa. Pasukan brigade komposit dan alutsistanya sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Kapal perang kita silih berganti mengawal perairan Laut Natuna Utara (LNU).

Hukum laut internasional memang harus ditegakkan. Meski dengan kekuatan otot militer. Dalam hal ini kita sepakat dengan langkah militer AS dan sekutunya untuk melawan klaim pemilik nine dash line. Tidak lagi atas nama kebebasan navigasi internasional, sekarang AS, Australia dan ASEAN tegas menolak klaim nine dash line China.

Sebagai antisipasi new normal di Natuna, kementerian pertahanan bergerak cepat. Proses pengadaan alutsista strategis dilakukan dengan langkah kilat. Publik kemudian tahu ada alutsista surprise seperti Osprey dan Typhoon yang mau dibeli. Kemudian yang terakhir rencana pengadaan rudal anti kapal Brahmos dari India.

Iver Class, akan memperkuat TNI AL
Sebenarnya saat ini banyak paket pengadaan alutsista yang sedang berproses di Kemenhan. Misalnya pengadaan kapal perang Iver dan lanjutan PKR10514. Juga pengadaan jet tempur F16 Viper, pesawat Hercules, pesawat tanker, pesawat pengintai, helikopter Apache, radar, peluru kendali Nassam, tank amfibi, MLRS.

Industri pertahanan dalam negeri baik BUMN maupun swasta juga kebagian proyek. Matra laut dengan berbagai jenis pengadaan kapal perang KCR, KPC, LPD, LST, BCM. Matra darat dengan proyek tank Harimau, Bushmaster, panser Cobra, panser Anoa. Matra udara dengan proyek helikopter Panther, Caracal, UAV.

Semua industri pertahanan sedang mekar-mekarnya. Terutama sepuluh tahun terakhir. Semuanya dalam bingkai program Minimum Essential Force (MEF) selama 15 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2024. Program MEF yang digagas dan dimulai oleh Presiden SBY sebenarnya sudah mengantisipasi potensi konflik di LNU.

Namun agresivitas China selama semester I tahun ini dengan memprovokasi negara-negara yang bersinggungan dengan nine dash line nya menjadikan LCS demam tinggi. Padahal seluruh dunia sedang dilanda pandemi Covid 19, tiba-tiba China mempertunjukkan otot militernya. Dunia tersentak, kita juga.

Typhoon, yang sedang trending topic
Itulah sebabnya Kemenhan disibukkan dengan crash program pengadaan alutsista. Kalau kita melihat dan mengamati kesibukan tak biasa dan terus menerus di ruang komando Kogabwilhan Satu, kita semakin paham akan perlunya penambahan alutsista matra udara dan laut. Sungguh betapa bergunanya radar canggih Vera-Ng, radar Weibel X Band yang sudah terpasang di Natuna. Betapa berharganya skadron 51 UAV di Pontianak yang mengirim sejumlah UAV ke Natuna. Betapa pentingnya 3 skadron F16 dan Hawk yang ada di Pekanbaru dan Pontianak. Tapi itu semua belum cukup.

Jelas belum cukup karena kita masih berjuang di wilayah minimum essential force. Belum mencapai target minimum. Lalu ada hot spot berkepanjangan di Natuna. Jadi kita harus segera mendatangkan alutsista strategis secepatnya. Typhoon Austria salah satu pilihan. Barang sudah ada dan masih sedikit jam terbangnya. Anggap sajalah percepatan pengadaan alutsista Kemenhan sebagai langkah new normal. Biasa saja menyikapinya. Gak usah misuh-misuh soal Typhoon dan Osprey. Masih akan banyak kejutan lain soal pengadaan alutsista. Prediksi anggaran khusus alutsista ke depan ada di kisaran angka US$ 24 milyar.

Lihat saja India yang begitu marah dengan China akibat provokasi di perbatasan kedua negara. Lalu proses pengadaan alutsista jet tempur Rafale yang sudah teken kontrak tiga tahun lalu harus dipercepat kedatangannya, kata India. Dan kemarin 5 Rafale sudah sampai di India dengan publikasi luas untuk menunjukkan kesiapan dan keseriusan India menghadapi konfrontasi dengan China.

Jet Tempur F16 Viper, masih proses

Hot spot Natuna adalah pertaruhan marwah teritori kita. Geliat pencapaian MEF dan percepatan pengadaan alutsista adalah new normal, kebiasaan baru, sesuatu yang biasa, wajar-wajar saja. Kita lihat gerakan cepat Menhan berkunjung ke beberapa negara produsen alutsista, terakhir ke Turki dan India. Tujuannya untuk memperoleh alutsista berkualitas dengan harga sepantasnya. Komitmen Prabowo yang patut kita apresiasi adalah meminimalisasi mark up pengadaan alutsista.

Investasi pertahanan setara dengan investasi ekonomi. Karena investasi pertahanan sejatinya untuk menjaga kelangsungan dan kesejahteraan ekonomi sebuah negara. Belanja pertahanan adalah dalam rangka membangun sistem kekuatan pertahanan agar bisa disegani. Dengan itu pertumbuhan ekonomi dan kelangsungannya menuju kesejahteraan menjadi salah satu pijakan kepercayaan diri. Maka kita harus perkuat keduanya.

****
Jagarin Pane / 30 Juli 2020

66 comments:

  1. Kita harus bisa ngebut membuat kapal perang permukaan karena kita banyak galangan kapal dan kapal perang sekarang diisi dengan pensil yang berdaya hancur tinggi.
    China juga melakukan demikian, mereka menggenjot galangan kapal untuk membuat kapal perang baru dan hal seperti ini juga dilakukan Jerman pada WW2.
    Hanya tinggal kebijakan dari pemerintah saja dan memang harus segera dilakukan

    ReplyDelete
  2. ...Mr. Liang Tai Seng come here, kalau ada istilah NEW KADRUN gimana ?















    ... Xixixixixixixi 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. PAL di subsidi negara itu wajar, karena PAL adalah perpanjangan tangan negara dari Transfer of tekhnology yg di sepakati antar negara.
      Swasta harus berani berkata : KAMI AKAN MEMIKAT HATI NEGARA DENGAN CARA KAMI, karena kalian swasta, silahkan bekerja sama dgn galangan kapal negar/swasta lain di dunia dan rancangan kapal kalian tunjukan pada negara apa kelebihannya (mungkin fitur siluman nya, akselerasi dan kecepatannya dll) sehingga negara tertarik membelinya, kalau soal isian biasanya itu kesepakatan setelahnya, malah lebih bagus kalau swasta ikutkan di dalamnya.. kalian mau kerjasama dgn negara israel pun jika antar swasta sy yakin tdk akn ada masalah. Lha wong kalian bukan negara kok. Ini murni bussiness to bussiness.
      Buatlah Rivalitas sengit antara BUMN dan Swasta karena itu akn berimbas pada TERTANTANGNYA BUMN UNTUK MAJU LEBIH BAIK LAGI sehingga mereka berani BERINOVASI..
      Jangan cuma PAL saja, saingilah PINDAD, PT DI dll.. dgn cara spt inilah industri militer NKRI bisa cepat mengejar ketertinggalan.
      Biarkan hukum alam yg menentukan "Siapa yg malas berinovasi, dia yang jatuh".

      Delete
    2. Weleh salah kamar, harusnya lanjutan di bawah ������

      Delete
    3. Apaan si yg komen sopan knapa

      Delete
  3. Bung Jagarin, mengapa Indonesia tidak memanfaatkan galangan kapal swasta yang begitu banyak untuk memproduksi kapal perang kelas Frigate? Andai dua atau tiga galangan kapal swasta bisa memproduksi Frigate kelas Martadinata, niscaya dalam 5 tahun Indonesia sudah punya 4 hingga 6 Frigate. Kalau mengandalkan PT. PAL saja, ya bakal lama pengadaannya. 1 kapal saja bisa 5 tahunan yang sekelas Iver huitfeldt.

    Herannya, China bisa memproduksi kapal perang kelas berat hanya hitungan 2,3 tahun. Sekarang mereka fokus membangun 2 kapal induk lagi. Mereka memproduksi kapal perang sangat cepat sekali.

    Btw, saya dapat informasi bahwa Iver huitfeldt belum tanda tangan kontrak efektif dan pengadaan PKR akan di delay sampai setelah thn 2024. Betul kah beritanya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Utk iver biarlah pal yg mengerjakan karena ini terkait tot dan trust. Galangan swasta sdh banyak ordernya mulai dari lst, kpc, bcm, kal dll. Namun bisa saja nanti gal swasta bisa dipercaya buat korvet dan fregat.

      Soal iver belum sign semata2 karena pandemi, belum berani pergi ke indonesia. Hal2 teknis sdh final.

      Delete
    2. Terima kasih atas informasinya. Kami selalu menantikan tulisan tulisan baru anda Bung Jagarin.

      Harapan saya, 5 sampai 10 tahun ke depan, Indonesia semakin baik dan maju Industri Pertahanannya dan semoga anggaran 2 % dari GDP bisa tercapai. Dan semoga program MEF 3 ini berhasil dicapai oleh Menhan Prabowo.

      Delete
    3. Galangan kapal swasta itu sendiri jangan manja yg selalu minta di suapi..
      Lihatlah PT LUNDIN, mereka berani ber inovasi, dari inovasi itulah Negara tertarik membelinya..
      Nah kalau galangan swasta ingin di libatkan dlm pembuatan Freegate maka mereka harus berani ajukan proposal : "ini rancangan kami, keuntungannya jika di akuisisi NKRI, maka akn begini begitu dll..". Buatlah NKRI berpikir dan berhitung karenanya.

      Gw sih pengennya, kalau NKRI gak butuh butuh amat, mending ga usah di kasih mereka ini, terlalu manja. Selalu minta nya di suapi.

      Delete
  4. memperkuat sistem senjata adalah wajib hukum nya demi kedaulatan laut Natuna dan seluruh NKRI, program dadakan menhan hrs didukung semua pihak, beli baru ... oke, kalo pun terpaksa beli bekas ... ya oke jg selama senjata nya msh lethal bisa dipakai perang.
    yg perlu di cermati di LCS, akan byk negara ikut nimbrung melawan naga utara, tapi kita jg hrs waspada, siapa tahu akhirnya mrk kolaborasi mencaplok Natuna dan NKRI ...
    tak ada yg tak mungkin, Nusantara msh se lezat kue tart besar, di potong potong pun masih terasa nikmat nya oleh byk negara lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ...Ane SETUJU sama ente, yang suka nusuk dari belakang...siapa lagi kalau bukan COMMONWEALTH















      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
    2. @jenderalcivil, yang suka nusuk dari belakang itu, yaitu bangsa loe babi cino

      Delete
    3. ...mana mungkin Liang Tai Seng, Ane Indonesia TULEN lho

      bapak Ane JAWA dan ibu Ane SUNDA













      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
    4. ...Liang Tai Seng silit NDOBOL BLEGEDES, borokokok ontohod sateh














      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
    5. @jenderalcivil, dewek itu urang Sunda Islam. Silaing babi aseng

      Delete
    6. ...Liang Tai Seng, ari maneh GELO nya ?

      beuleugug siah














      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
  5. ...LADANG MINYAK Timor Leste kering dan sebagian besar rakyatnya menyesal keluar dari NKRI, ada usulan agar kembali lagi ke NKRI supaya HUTANG NEGARA ditanggung NKRI

    piye jal Liang Tai Seng ?















    ... Xixixixixixixi 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. ...rakyat Timor Leste IRI dengan pembangunan Indonesia di NTT terutama di ;

      PLBN WINI, PLBN MOTA'AIN dan PLBN MOTAMASIN yang MEGAH yang dibangun atas perintah Pak Jokowi














      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
  6. Jgn Pikirin TimTim, mereka sampah,..pikirkan laut Natuna ..sdh jgn sebut lg LCS ..perkuat otot Kasel Amur dan Lada , segerakan Brahmos, 3 batre, AEW Posedon,

    ReplyDelete
  7. Untuk daya gentar dan deterent yg besar, supaya cina tidak berani mengerahkan kaprang dan kapal CCG nya main ke laut natuna utara. Selain pengadaan pespur Typhoon Second, Bremen Class Second. Harusnya disiagakan juga rudal anti kapal Yankhont, Brahmos, rudal pertahanan pantai Bastion P, 2 baterei NASAMS 2, 1 baterei Oerlikon Skyshield, 1 SAM SAMPT atau Aster 30.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita terapkan ADIZ sndri di laut Natuna

      Delete
    2. Sedang dipersiapkan semuanya dan bakal banyak kejutan

      Delete
  8. Aku tunggu kejutan aka dri Menhan..

    ReplyDelete
  9. Nafsu besar tenaga kurang ditambah mafia dynasti alutsista yg sdh stadium akut, kalau mau percepatan, penambahan dan perkuatan alutsista, mafia alutsista yg bandel kudu di sikat...tp mana bisa..

    ReplyDelete
  10. ... Liang Tai Seng anak buah Xi cim ping



















    ... Xixixixixixixi 😁

    ReplyDelete
  11. gimana kbr su 35 indonesia. ada yg punya update beritanya tdk.kalo menurut saya kok yg mau diakuisisi bremen class ya bukan sachen class senjata yg ada di kpl itu kebanyakan buatan as. so pasti negara contoh kayak singapura sdh merengek ke as agar jgn melepasnya ke kita. apa tdk ada dr negara lain. kalau mnt saya pengganti van speck cocok nya dr negara pembuatnya,omega 6000. pola dasarnya pt pal sdh tau dr tot pkr.

    ReplyDelete
  12. Gambaran MEF skuadron TNI AU

    *** KOGABWILHAN 1 :

    * Pontianak =
    1 skuadron SU35 (pengganti hawk 100/200)
    1 skuadron UCAV ch4b

    * Pakanbaru =
    1 skuadron F16 block52id = ready
    1 skuadron F16 viper (pengganti Hawk 100/200)

    *** KOGABWILHAN 2 :

    * Madiun. =
    1 skuad SU35 (pengganti F5)
    1 skuad F16 setara block52id = ready
    1 skuad TA50 KAI golden eagle =ready

    * Makasar. =
    1 skuad SU27/SU30 =ready

    *** KOGABWILHAN 3 :

    * Kupang. =
    1 skuad F16 viper (squad baru)

    * Biak. =
    1 skuad SU35 (squad baru)
    1 skuad UCAV ch4b

    Semoga tercapai..jaya lah indonesia ku

    Utk skuadron pengganti & baru unit pesawat nya @ 12 unit
    Jadi pengadaan :
    SU-35 = 36 unit (3 squadron)
    Utk skuadron Pontianak, Madiun & Biak
    F-16 viper = 24 unit (2 squadron)
    Utk skuadron pakanbaru & kupang
    NB :
    Khusus SU35 Pontianak fokus back up Natuna karena jarak yg relatif dekat
    (tempatkan utk siaga di natuna 3-4 unit)

    ReplyDelete
  13. Gambaran MEF skuadron TNI AU

    *** KOGABWILHAN 1 :

    * Pontianak =
    1 skuadron SU35 (pengganti hawk 100/200)
    1 skuadron UCAV ch4b

    * Pakanbaru =
    1 skuadron F16 block52id = ready
    1 skuadron F16 viper (pengganti Hawk 100/200)

    *** KOGABWILHAN 2 :

    * Madiun. =
    1 skuad SU35 (pengganti F5)
    1 skuad F16 setara block52id = ready
    1 skuad TA50 KAI golden eagle =ready

    * Makasar. =
    1 skuad SU27/SU30 =ready

    *** KOGABWILHAN 3 :

    * Kupang. =
    1 skuad F16 viper (squad baru)

    * Biak. =
    1 skuad SU35 (squad baru)
    1 skuad UCAV ch4b

    Semoga tercapai..jaya lah indonesia ku

    Utk skuadron pengganti & baru unit pesawat nya @ 12 unit
    Jadi pengadaan :
    SU-35 = 36 unit (3 squadron)
    Utk skuadron Pontianak, Madiun & Biak
    F-16 viper = 24 unit (2 squadron)
    Utk skuadron pakanbaru & kupang
    NB :
    Khusus SU35 Pontianak fokus back up Natuna karena jarak yg relatif dekat
    (tempatkan utk siaga di natuna 3-4 unit)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ...tambah lagi bro dengan Su-57 Felon sebanyak 16 unit s/d 24 unit,

      militer Russia juga memborong 76 unit tuch Su-57 Felon




















      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. ...jadi MANTAAAAAP tuch

      24 unit Su-57 Felon

      36 unit Su-35 Flanker E

      24 unit F-16 Viper

      ...ditambah yang sudah ada SEKARANG















      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
    4. Klo kupang jgn V16
      Su35 aja biar gentar Ausiee

      Delete
    5. ...Ntung NDABLEG BLEGEDES, kalau ente suka yang SECOND / BEKAS tuch...borong ajach tuch Typhoon dan juga F-15 bekas Singapore dan Jepun














      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
  14. Yg second itu selalu memikat hati,apalagi masih bau janda kembang.hhhmmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
    2. Ada informasi menhan mengajukan pinjaman luar negeri sebesar 47 milliar dollar untuk pengadaan Alutsista baru...

      Info yg saya dpt alutsista di datangkan dri Amerika, Prancis, Belanda, Turki, Korea Selatan, dan India..

      1. Alutsista dari Amerika: 24 f16viper, heli Chinook dan Apache, pesawat intai dan rudal ammram.

      2. Prancis: 32 Rafale, 4 scorpane, rudal sampt (aster 30/15).

      3. Belanda: kapal sigma
      4. Turki : drone male, corvet, dan tank

      5. India: rudal Brahmos
      6. Denmark: kapal Iver
      7. Rusia: 11 SU35
      8. Korsel: pesawat kfx ifx.

      Itu beberapa alutsista yg saya tahu, akan dibeli di tahun 2020-2024..

      Tp kemungkinan masih banyak yg akan dibeli oleh pak menhan, karna anggran sangat besar 47 milliar dollar..

      Delete
    3. Gan, 47 miliar dollar itu dapat dari mana? Apa benar akan diambil Kemenhan?

      Trus list di atas yg agan tulis itu valid kah informasinya? Atau cuma perkiraan pribadi agan saja? Mohon infonya gan. Thanks.

      Delete
    4. Satu lagi gan. Dengan pinjaman 47 miliar dollar koq rasanya tanggung amat beli SU35 cuma 11 biji? Kenapa gak sekalian beli 16 biji ya biar jadi 1 Skadron?

      Delete
    5. Anggaran 47 milliar dollar 99% valid.. saya dapat posting dari narasumber yg bisa dipercaya ..

      Untuk SU35 bisa tambah, bisa tidak... Semuanya tergantung geopolitik

      Delete
    6. Halah masih aja pikirin geopolitik di kawasan. Itu singapur & australia beli F35 ga pake pikir geopolitik kawasan. Inget di kawasan cuma 2 negara itu yg menggunakan pespur stealth.

      Delete
    7. Jangan salah kira, Sekarang pemerintah sedang berusaha mendapatkan izin pembelian F35 dari Amerika..

      Masalahnya bukan hanya masalah alutsista saja, tpi urusan hajat orang banyak yaitu masalah ekonomi. Sampai sekarang ekonomi Indonesia masih sangat tergantung dengan Amerika..

      Jadi kita harus main pintar dan juga cerdik untuk menghadapi situasi seperti ini, g bisa gegabah.

      Delete
    8. Dengan budget 47 Miliar Dollar AS dan sudah di gunakan untuk pembelian alutsista. Apabila masih ada sisa dari budget tersebut. Pemerintah harus coba untuk ikut join dengan Prancis,Jerman dan Spanyol yg saat ini sedang kembangkan pesawat tempur generasi ke 6

      Ini link beritanya :

      https://www.airspace-review.com/2019/06/18/yang-lain-generasi-ke-5-perancis-jerman-spanyol-usung-jet-tempur-generasi-ke-6/

      Delete
    9. Sepertinya sangat mustahil Indonesia bisa bergabung dengan project paspur G6 Eropa, karna project tersebut di khususkan untuk kawasan Eropa saja..

      Delete
    10. Kita buat project sndri pespur G5 asia bersama

      Delete
  15. Semoga pesawat intai P3 Poseidon yg di beli. 😍😍

    Segera akuisi pesawat AEW&C, & MRTT nya.

    Saya sebagai rakyat Indonesia, senang dengan pengadaan alutsista baru untuk TNI.

    Jadi ga sabar sampe tahun 2024 liat alutsista tersebut pada dateng.

    ReplyDelete
  16. Infonya alutsista tersebut akan dibeli semua... Yg pasti banyak kejutan pengadaan Alutsista di tahun 2020-2024

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Unknown. Untuk pengadaan satelit militer apa masuk rencana MEF 3? Karena tahun 2019, bukannya kita batal ya akuisisi satelit militer.

      Delete
    2. Semuanya sudah masuk rencana pengadaan... Ditunggu saja info resmi dari pemerintah..

      Delete
  17. Jgn hrap f35..gak bakal dikasih..
    Incar aja produk eropa smaa rusia
    Rafale gripen typhoon su34 su35

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semuanya masih bisa terjadi... Pihak pemerintah masih mencari cara agar dapat izin membeli F35..

      Bisa juga nanti yg dibeli bukan F16V tp F35.
      Semua orang sudah tahu sifatnya Amerika, mereka akan melepaskan alutsista tercanggih mereka jika Amerika mendapatkan penawaran yg menarik dari negara pembeli...

      Delete
    2. Tp lbh baik dgn eropa aja
      Krn prancis jerman sudah lepas kekangan dri Amerika

      Delete
    3. Bagus juga kalau ada usaha pengadaan Dassault Rafale dan F35. Sangat mendukung sekali ketimbang SU35 yang teknologinya tertinggal jauh dari Alutsista Barat. Lagipula Rusia dari dulu terkenal pelit TOT. Maintenance yang mahal dan barang yang akan dimaintenance musti dikirim lagi ke Rusia. Belum lagi masalah ketersediaan suku cadang yang kurang melimpah untuk alutsista buatan Rusia. Beda sama USA. Kita dikasih ilmu maintenance, jadi kita bisa mandiri.

      Delete
    4. ...tapi sayangnya, semua Alutsista dari US Amerika nggak bisa dipakai perang...cuma LATIHAN

      sekali dipakai PERANG, langsung kena EMBARGO
















      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
  18. Hercules TNI AU, Indonesia diberitakan akan menambah armada pesawat Hercules [TNI AU] ✈️

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS), Mark Esper, dan Menhan Prabowo Subianto melakukan pembicaraan via telepon. Dalam pembicaraan itu, keduanya membahas kerja sama militer di masa pandemi Covid-19.

    "Menhan Esper dan Menhan Prabowo membicarakan keamanan maritim, pengadaan alat pertahanan, dan latihan militer. Kedua menteri menyampaikan keinginan mereka untuk dapat bertemu secara langsung dalam waktu dekat," kata Kedutaan Besar AS di Jakarta dalam rilis yang diterima Sindonews, Rabu (5/8/2020).

    Dalam kesempatan itu, keduanya juga menyatakan keprihatinan bagi mereka yang terdampak Covid-19 di Amerika Serikat dan Indonesia.

    "Menhan Prabowo menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Amerika yang telah menyumbangkan ventilator dan dana bantuan Covid-19 senilai USD12,3 juta untuk Indonesia," demikian bunyi rilis tersebut.

    Sebelumnya, pembicaraan yang melibatkan dua pejabat AS dan Indonesia juga terjadi di antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Mike Pompeo dan Menlu Retno Marsudi. Dalam kesempatan itu keduanya masalah Laut China Selatan.

    Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Cale Brown menyatakan, Pompeo dan Retno membahas mengenai Kemitraan Strategis AS-Indonesia yang kuat dan terus terjalin, "Serta tujuan bersama kedua negara akan penghormatan terhadap hukum internasional di Laut China Selatan," ucapnya. (ber)

    https://garudamiliter.blogspot.com/2020/08/menhan-as-telepon-prabowo.html?m=1

    ReplyDelete
  19. ...TANDA2 KIAMAT semakin dan semakin DEKAT, inilah RUDAL BAWAH TANAH yang dijanjikan oleh NABI MUHAMMAD SAW dan IRAN lah pembela AL-QUDS ( Yerusalem )

    👇👇👇

    https://m.wartaekonomi.co.id/berita297216/munculnya-rudal-nabi-iran-bawah-tanah-bikin-dunia-terguncang?page=2















    ...hmmmmmmmm 🤔

    ReplyDelete
    Replies
    1. ...rudal balistik PERTAMA di Dunia yang diluncurkan tanpa PELUNCUR



















      ... Xixixixixixixi 😁

      Delete
  20. https://www.airspace-review.com/2020/08/07/korea-selatan-luncurkan-prototipe-radar-aesa-untuk-kf-x/

    ReplyDelete
  21. https://angkasa.news/teknologi/detail/yussi-tony-stark-perdana-produsen-radar-milenial-yang-sanggup-bangun-aesa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata orang Indonesia sudah bisa bikin radar AESA. 👍👏

      Delete
  22. Analisis yang mantap bang Jagarin :)

    ReplyDelete
  23. Apa bener link berita di bawah ini:

    https://www.beritasatu.com/galeri-foto/1328-sukhoi-baru-milik-tni-au.html

    Bukannya pemerintah tidak ada rencana untuk menambah SU 30 Mk2 y

    ReplyDelete
  24. https://www.airspace-review.com/2020/08/11/rencana-pertahanan-korea-membuat-tiruan-iron-dome-dan-kapal-induk-ringan/

    Mantap nich korsel. Indonesia harus tigkatkan lagi kerjasamanya dengan korsel.

    ReplyDelete