Adalah publikasi Global Times edisi tanggal 4 Agustus 2020 yang mengklaim
bahwa Jakarta telah melakukan langkah blunder soal Laut China Selatan (LCS).
Kita ketahui Global Times merupakan media corong pemerintah China. Tentu
publikasinya merupakan suara tidak resmi kesepakatan dan dorongan dari rezim Xi
Jinping. Sebab kalau diomongin lewat Jubir Kemenlu China bisa menimbulkan
insiden diplomatik. Inilah salah satu seni diplomasi. Pinjam tangan media
underbow.
Kita ketahui bersama bahwa diplomat Indonesia di PBB bulan Mei lalu mengirim surat pernyataan resmi bahwa Indonesia menolak klaim China terhadap pulau-pulau dan perairan LCS. Penolakan ini juga sebagai bentuk dukungan pada Filipina yang telah memenangkan sidang Mahkamah Internasional terhadap klaim China di LCS tahun 2016. Malaysia beberapa hari yang lalu juga mengadu ke PBB soal yang sama.
Selama satu semester ini tidak henti-hentinya China melakukan provokasi dan unjuk kekuatan militer di LCS. Terakhir militer negeri itu menerbangkan sejumlah bomber strategis dan jet tempur ke Spratly sepanjang hari termasuk pengisian ulang bbm di udara. Sementara AS dan sekutu serta sahabatnya saat ini sedang melakukan latihan tempur laut terbesar RIMPAC di Hawaii.
Diponegoro ClassDunia mengakui bahwa China sukses membangun kekuatan ekonomi kesejahteraan untuk 1,3 milyar penduduknya hanya dalam waktu 50 tahun. Infrastruktur jalan raya dan jalan tol dibangun sepanjang ratusan ribu kilometer. Industri maju pesat. Investasi merajalela dimana-mana. Ini sebuah prestasi luar biasa. Pendapatan per kapita rakyatnya saat ini dua kali besaran GNP Indonesia.
Tetapi kemudian ada perubahan sikap keramahan yang selama ini menjadi
bagian dari budaya China selama ratusan tahun. China yang selalu ramah dengan
jirannya sekarang berubah menjadi aura amarah karena ambisi teritorialnya
memaksakan kehendak. China perlu memperluas teritori kaya energi untuk menjamin
kesejahteraan masa depan rakyatnya.
Pola cara mengedepankan adrenalin militer sangat tidak pantas. Dengan kekuatan militer terhebat di Asia, China merasa pantas untuk bersitegang dengan jiran kiri kanan. Karena merasa sangat pantas maka jalur diplomatik yang dipergunakan negara "pelanduk" ASEAN dianggapnya tidak pantas. Ini yang disebut buruk muka cermin dibelah, tidak pandai menari lalu lantai dansa yang disalahkan.
Indonesia punya klaim tumpang tindih Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan Vietnam dan Malaysia. Juga diantara sesama negara ASEAN lainnya. Tetapi semuanya menerapkan Code of Conduct berperilaku sewajarnya dan mengutamakan dialog. Contoh sukses dialog teritori ZEE ASEAN adalah antara Indonesia dan Filipina, clear.
Global Times menuduh Jakarta tidak bermain cantik soal LCS dan menempatkan keberpihakan Indonesia pada tempat yang tidak semestinya. Karena Beijing tidak mengklaim kepulauan Natuna. Hanya sedikit persinggungan ZEE di perairan utara Natuna. Mestinya Indonesia tidak perlu reaktif dengan mengadu kepada PBB. Sebuah langkah yang tidak perlu, kata dia.
Saling Klaim di LCSJakarta diharapkan tidak terjebak pada model keberpihakan. Dengan mengambil contoh Vietnam dan Filipina yang punya klaim langsung terhadap Paracel dan Spratly, namun keduanya bisa secara proporsional tidak berpihak. AS yang menolak klaim China terhadap LCS ternyata tidak menandatangani kesepakatan UNCLOS 1982.
Yang perlu kita cermati narasi Global Times cenderung ingin memecah belah
ASEAN. Faktanya bukankah Filipina sudah terang-terangan menolak klaim China,
membawa kasus itu ke Mahkamah Internasional. Dan menang. Vietnam sudah duluan
mengirim nota diplomatik dan mengadu ke PBB. Vietnam juga yang memimpin
deklarasi ASEAN yang kompak menolak klaim China bulan lalu.
Ada upaya menyudutkan Indonesia tetapi Menlu Retno adalah diplomat ulung dan berkelas. Indonesia menginginkan terlaksananya code of conduct di LCS, sebuah prakarsa yang sudah lama digagas namun belum bisa terlaksana. Ucapan Retno ini adalah sindiran tajam untuk China yang memang tidak mau tunduk pada kode etik berperilaku di LCS. Barusan Retno menginisiasi komitmen bersama ASEAN yang menginginkan kawasan ini menjaga perdamaian.
Dengan situasi seperti inilah maka kemudian Menhan Prabowo berupaya keras untuk segera membeli alutsista canggih berupa kapal perang, kapal selam, jet tempur, helikopter, radar, uav dan lain-lain. Ini adalah diplomasi militer. Diperlukan penguatan anggaran khusus alutsista dan menghadirkan secepat mungkin alutsista untuk mengawal Natuna. Kerja besar dan penuh dinamika dari Kemenhan adalah dalam rangka percepatan proses. Maka kita bisa lihat pejabat Kemenhan wira wiri.
Gaya diplomasi China yang cenderung kaku, mudah menyalahkan pihak lain adalah karena sudah merasa kuat dari sisi militer. Dan harus kita akui tidak ada lawan yang sepadan dengan China kecuali AS. Apapun itu sebagai negara berdaulat kita harus perkuat militer kita secepat mungkin. Setidaknya mampu memberikan perlawanan model sarang lebah di Natuna manakala terjadi konflik besar. Menyengat kesana kemari meski sarangnya dibakar habis.
Persiapan menghadapi kondisi terburuk adalah dengan memperkuat otot militer. Unsur primitif budaya manusia masih tetap eksis manakala bicara adrenalin negara dan gengsi kedaulatan. Provokasi, unjuk kekuatan, pamer militer yang ditunjukkan China sesungguhnya mempertontonkan unsur primitif tadi. Buruk muka cermin dibelah, merasa paling benar dalam sikap permusuhan sejatinya memperlebar antipati yang bernama mentang-mentang.
****
Jagarin Pane / 9 Agustus 2020
Sampai akhir tahun 2020, alutsista terbaru apa yg akan dateng ke Indonesia?? Selain kapal KCR 60m. Karena saya sudah ngubek-ngubek forum militer tapi belum ada info terbaru soal alutsista yg akan dateng sampai akhir tahun 2020. Tolong kasih informasinya dong kalo ada tau perkembangan pengadaan alutsista.
ReplyDeleteSama om
Delete@bung jagarin
DeleteApa Mungkin krn Untuk mengejar ketertinggalan target MEF,.dan mengisi kekosongan matra laut kita membeli
1-2 frigate bremen class
1 fregate dr negri pizza
1 fpb
1 Destroyer
3 CG
Yg semuanya 2nd tapi masih sangat layak pakai krn ada beberapa yg d modernisasi th 2010
Untuk menambah jumlah QTY N menunggu iver class..di tengah Demam LCS
@Anonymous
DeleteItu bener apa ga menhan beli 1 destroyer 2nd? Ada link beritanya?
3 CG? CG Chang Bogo Atau Carier Group??
Insya Allah dengan apapun dan siapapun kita berhadapan, Indonesia tidak akan mundur 1 langkah pun demi Kedaulatan NKRI.
ReplyDeleteNatuna hanya 1 dari sekian Theater. Maka langkah - langkah apapun akan diambil demi menguatkan Otot otot kita dalam mempertahankan setiap jengkal tanah bernama NKRI.
Salam Merdeka..
Sikap indonesia sdh benar.kita tolak klaim cina atas LCS dgn dasar nine dash line secara sepihak.sikap indo yg menolak perundingan dgn cina jg cara jelas menolak klaim mereka...kini tinggal kinerja menhan semoga cepat keliatan hasilnya jgn kayak menhan kemaren yg miskin hasil...mdh2an prabowo bisa melihat kinerja pak poer...di era SBY yg cukup sukses membungkam malaysia saat itu
ReplyDeleteSikap indonesia sdh benar.kita tolak klaim cina atas LCS dgn dasar nine dash line secara sepihak.sikap indo yg menolak perundingan dgn cina jg cara jelas menolak klaim mereka...kini tinggal kinerja menhan semoga cepat keliatan hasilnya jgn kayak menhan kemaren yg miskin hasil...mdh2an prabowo bisa melihat kinerja pak poer...di era SBY yg cukup sukses membungkam malaysia saat itu
ReplyDeleteSuatu saat nanti China akan hancur akibat kesombongannya. Mereka lupa, bahwa ada kekuatan yang lebih hebat dari mereka. Semoga Allah tenggelamkan armada laut mereka ke dasar laut.
ReplyDeleteDari zaman primitif hingga akhir zaman, manusia tetap barbar terutama karena nafsu dan KESERAKAHAN.
ReplyDeleteKarena itu perang selalu ada, sampai dengan perang terakhir umat manusia yaitu perang armagedon sebelum kiamat terjadi.
Hal ini sudah termuat dan dijelaskan dalam kita suci 1400 tahun yang lalu.
Untuk satu negara itu yaitu china, saya kurang sependapat dengan bung admin. Karena sejarah sudah membuktikkan china dari zaman kerajaan dinasti tidak pernah ramah dengan negara2 lainnya. Cenderung licik, serakah dan rakus. Negara china dan manusianya tidak pernah peduli itu hak atau milik siapa, segala cara dilakukan dengan bujuk rayu dengan tipu daya dan atau dengan otot militer.
Untuk perkuatan militer negara kita. Seharusnya bukan hanya kendaraan militer saja yang dibeli.
Tapi justru penyengatnya yang perlu diperhatikan yaitu RUDAL.
Percuma beli pesawat rafale, typoon, sukhoi, buat kapal cepat rudal tapi mentok di 28 knot (hit & die), beli kapal perang BEKASAN atau iver class yang tidak jelas kalau semua itu "OMPONG" semua.
Alutsistanya garang tapi ompong tidak punya taring.
Musuh Mau digebuk pakai apa, pakai bambu runcing yang dilempar dari kendaraan2 bekasan yang di beli itu?
Paling mentok beli rudal KAWE odong odong, hasilnya rudal meluncur takut takut kucing, delay 5 menit.
Kenapa yang diperhatikan dan ingin dibeli selalu kendaraan2 BEKASAN tua dari negara lain?
Karena negara kita selalu terlambat, selalu banyak pertimbangan kolot, banyak nawar ini itu seperti emak emak belanja dipasar padahal belanjanya cuma recehan.
Usaha membuat senjata secara mandiri negara kita saat ini perlu diapresiasikan. Tapi pengembanganya tidak membuat gentar musuh apalagi takut.
Negara kita sudah mampu buat medium tank yang cukup modern, tapi seolah olah diacuhkan oleh pemerintah kita. Pemerintah hanya membeli belasan unit tank medium ???
Seperti main2 tidak serius.... inhan kita susah2 mikir ngembangin medium tank untuk keperluan TNI. dan kebutuhan TNI sangat banyak, tapi hanya beli recehan belasan unit saja untuk mengcover luas negara kita yang sangat luas.
Hal ini membuat inhan kita sulit maju, dan akhirnyan negara kita selalu dilecehkan.
Kesejahteraan rakyat memang yang utama, lebih dari segala galanya.
Karena itu negara kita perlu dijaga secara baik dengan memperkuat TNI.
Negara kita sedang konflik dengan china bahkan militer kita sudah face to face dengan militer china di natuna.
Tapi baru baru ini pemerintah kita memasukkan ribuan orang china untuk bekerja di indonesia dengan dalih investasi.
Disisi lain Rakyat Indonesia disuruh diam di rumah tidak boleh bekerja oleh pemerintah karena isu covid-19....
Orang china merajalela diizinkan mengeruk kekayaan indonesia, rakyat dan mahasiswa kita di sulawesi berdemo malah digebukkin aparat.
Kasian TNI kita yang berjuang di natuna mengorbankan jiwa, keluarga dan rasa untuk mempertahankan negara indonesia.
Saya doakan agar TNI atau aparat negara kita lainnya yang bertugas disana selamat dan selalu dalam perlindungan yang MAHA KUASA.
Saya khawatirnya nasib IFX juga seperti Tank Harimau Hitam. Andai IFX kelak dilanjutkan proyeknya, saya khawatir seandainya proyek ini berhasil, nanti Pemerintah hanya mau membeli IFX dalam jumlah yang sedikit seperti halnya Tank Harimau Hitam.
DeleteTrus apa manfaatnya TOT kalau ternyata produk hasil TOT dibeli hanya sedikit saja. Contohlah Harimau Hitam. Bagaimana negara lain mau beli, sedangkan negara kita cuma memesan 18 unit. Otomatis harga semakin meroket baik bila produksi hanya sedikit.
Saya tidak setuju untuk pengadaan kendaraan maung yg sampe 500unit, terlalu kebanyakan. Mendingan dana nya buat penambahan Tank Medium Harimau. Bisa di sebar 100-200unit Di setiap kodam seluruh indonesia.
ReplyDeleteKrn presiden nya twrlalu fokus di Infras..apalgi ada pandemi.
DeleteSemoga tahun depan Anggaran kita naik.
...Pak Jokowi itu seorang VISIONER, dia bangun Infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan DAYA SAING Indonesia dalam hal PERANG EKONOMI
Delete...dan untuk militer diserahkan kepada Wowowww
... Xixixixixixixi 😁
...Alutsista militer KUAT sama dengan OMONG KOSONG, tanpa dibarengi dengan UANG ( Ekonomi )
Delete... Xixixixixixixi 😁
Asal jangan dipakai untuk keperluan pribadi saja maung ini, dipakai offroad oleh anak anak kolong dan parkir dirumah masing2.
DeleteDan maung jangan digunakan untuk mengawal club motor besar, karena infrastrukturnya sudah enak dibangun oleh pak jokowi yang penghobi motor besar custom.
(Biasanya sih yang suka "SALAH" mengawal adalah yang satu itu tu. #dulu#. karena disuap oleh beberapa lembar kertas berwarna, sehingga rakyat dan pengguna jalan yang lain diusir suruh minggir)
Kalau TNI lebih berpihak kepada rakyat
Pemerintah RI jadi beli chinook apa ga? Dan kelanjutan pembelian osprey dan iver,sudah kontrak pembuatan atau belum? ada yg tau?
ReplyDeleteJangan terlalu berharap
DeleteWaduh. Gelap dong pengadaan Osprey,Iver & Chinook. 😭😭😭
DeleteSemoga rencana pak menhan menambah alutsista segera terwujud
ReplyDelete10 tahun lalu kami sudah mengingatkan hal ini berdasarkan "kemajuan ekonomi di luar batas kewajaran", maka akan berujung pada penguasaan sumber daya alam, baik itu cara cara militer atau cara cara konstitusional dgn menggunakan proxy nya.
ReplyDeleteKesalahan china hanya terlalu cepat membuka tabir kepalsuan nya.
Ekonomi china hanya gelembung rapuh tanpa pondasi yang kukuh dari kekuatan energy, makanya LCS terpaksa dia caplok apapun resikonya disitu ada jaminan energy dan kekayaan.
Langkah yg di lakukan USA dahulu dan China saat ini dan yg akn datang itu adalah nasionalisme bagi mereka.
Pertanyaan nya bagaimana dgn negara kita ?? Apakah kita sdh ambil langkah Nasionalisme bagi kepentingan NKRI baik militer dan ekonomi ??
Sy setuju dgn kata kata si bossman di channel youtube nya, Sekaranglah kesempatan kita mumpung 2 raksasa sedang berperang ekonomi, diam diam bangun ekonomi kita.
Kesempatan spt ini tdk akn datang 50 tahun sekali.
Semenjak rezim ini memimpin cuma angan-angan doang belum satu pun jet tempur yg dia beli.pengen nya beli ini dan itu tapi cuma hayalan.dari awal jadi presiden bilang nya mau beli dron tp samapai saat ini rodanya aja gak kebeli.bisa cuma bohong
ReplyDeletePunten, CH-4, scan eagle tdk termasuk "dron" kah? Dan lagi proses pengujian male elang hitam juga apa tdi termasuk dron? Hehe...
DeleteLanjukan menhan kamu bisa
ReplyDeleteYa alutsista uang datang pun bukan alutsista yang di bthkan. Tp klu mmg ad niat masih blum terlambat sebenarnya. Tp pemerintah mo ap tidak
ReplyDeleteKlu bs kembangkan alutsista dalam negeri seperti rudal. Padahal udah lama kita riset roket tp blum bs jd rudal. Padahal dl pengembangannya dari th 2000 an
ReplyDeleteSekalian lompat senjata laser anti kapal
DeleteKrn kita punya kemampuan buat semjata laser tinggal dana riset nya aja
mengelola negara tidak seperti goreng tempe bolak balik langsung mateng, banyak perhitungan matang dan eksekusi yg cepat palagi theater LCS lg panas,, itu juga yg sedang pemerintah lakukan disaat pandemi pula,, jadi mari berdoa dan inshaallah TNI SELALU JAYA,aamiin!
ReplyDeleteLangkah Indonesia dalam menyikapi kemelut di laut Cina Selatan sudah tepat. Garis imajiner yg dibuat cina dgn mengklaim perairan internasional sbg wilayahnya adlh baru pertama kalinya di dunia dan jelas ini melanggar hukum internasional terutama Unclos. Apalagi utk masalah laut Cina Selatan ini sdh ada keputusan arbitrase internasional yg memenangkan Philipina. Keputusan ini otomatis mematahkan klaim cina atas wilayah lainnya di selatan. Indonesia sebagai negara lain dan wilayah ZEE nya selalu diusik cina pastinya akan mengusahakan jalan perdamaian agar masing2 pihak mematuhi code of conduct dan hukum internasional. Langkah ini adalah demi kepentingan Indonesia juga yg berada di kawasan laut Cina Selatan dimana wilayahnya selalu terusik oleh kehadiran kapal2 cina dan juga sebagai perwujudan amanah konstitusi kita utk aktif dlm perdamaian dunia. Diplomasi politik memang harus dibarengi dengan diplomasi militer supaya ada daya tawarnya. Untuk militer, saya kagum dengan kemajuan modernisasi militer turki dan Korea Selatan yg bisa membangun kekuatan militer secara mandiri utk mengejar ketinggalannya dari negara2 yg lebih dulu maju. Kesamaan keduanya adalah dekat dengan negara barat shg akses ke teknologi maju bisa lebih mudah, faktor lainnya adalah kondisi kawasan sekitar negaranya mengharuskan mereka mempunyai kekuatan militer. Dalam hal pengadaan alutsista contohlah kedua negara tsb dan jgn sampai kita spt negara Mesir dan Arab yg hanya membeli besar2an tanpa berusaha utk memproduksinya sendiri.
ReplyDeletePenggadaan alutsista di saat pandemi gak mudah dan agak lambat..makanya kita butuh pengadaan crash(bekas) tp berkualitas untuk isi kekosongan stop gap.
ReplyDeleteBangun aja senjata Laser anti kapal
ReplyDeleteKita punya kemampuan buat senjata laser krn di indonesia byk konsorsium
Ada Litbang,BPPt,pindad,Pt Len,Lapan. Pt DI
Hua......am......,,,.....mm
ReplyDeleteMau maju ekonomi
Mau maju alutsista
Jawabnya cuman satu,,...
Hukum mati koruptor dan rampas hartanya
Uda selesai gitu aja kok repot.
Cina kan gitu,hukum mati koruptor dan rampas hartanya,makanya pejabatnya takut mau macam2,lha disini koruptor dibuatkan surat jalan,dipasilitasi dan dirajakan ha........,,,....
Ngimpi Woi jadi ekonomi kuat dan alutsistanya kuat yg ada pejabatnya yg kuat,tambah kaya,dan maju perutnya.
Ha.....ha.....ha......ha.....
Dari bawang sampai pesawat tempur semua pake jasa pihak ketiga,kedua,kesatu
Yg penting kantong gue tebal,persetan ekonomi negara hancur dan alutsista negara lemah yg penting gue kaya,bisa jalan2 keluar negri,beli mobil mewah,beli perempuan cantik,dan dan hidup bagaikan raja.
Ha.....ha.....ha.....ha.....ha....
Yg salah adalah UU nkri yg lemah dan gampang dijual belikan oleh oknum serakah,,,....,....
Mau maju mau hebat alutsistanya
Jawabnya hukum mati koruptor
Pointnya apabila RI ingin punya bargaining power, maka perkuatlah Alutsista kita baik dr segi kualitas maupun kuantitas..kita Negeri cinta damai tp juga siap jika sewaktu2 terjadi perang..bravo TNI 🇮🇩
ReplyDeleteHati boleh panas kepala harus dingin, hadapi new era "perang dingin LCS" selain diplomasi jg harus kuatkan otot pertahanan , percepatan pengadaan alutsista yg signifikan sebuah keniscayaan, segerakan, ekstraordinary jika perlu kebijakan khusus kompromikan sebagai sebuah konsensus nasional
ReplyDeleteAlhmdulilah..tahun depan anggran 139T semoga Lancar 2021..
ReplyDeleteTahun ni sdikit lambat krn covid tp tun depan gass kan
http://garudamiliter.blogspot.com/2018/12/blog-post_25.html?m=1
ReplyDeleteSistem C4ISR dri Yunani sudah datang ni
Tgl tunggu alat gebuk nya aja.
Alat gebuknya Brahmos, Exocet Blok 3, S400, dll.
Deleteada yg tau ga perkembangan rudal petir apakah bentuknya sudah seperti rudal atau masih seperti pesawat
ReplyDeleteada yg tau ga perkembangan rudal petir apakah bentuknya sudah seperti rudal atau masih seperti pesawat
ReplyDeleteRudal petir lagi di reverse engineering sama Gundala Putra Petir.
Delete🤣🤣😆😆😅😅
2020, "RUDAL PETIR" MASUK TAHAP AKHIR... (AS PUNYA TOMAHAWK & INDONESIA PUNYA PETIR)
Delete2020, "RUDAL PETIR"
MASUK TAHAP AKHIR...
(AS PUNYA TOMAHAWK & INDONESIA PUNYA PETIR)
Peluru kendali yang sedang dikembangkan bersama oleh PT Sari Bahari dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan RI diharapkan akan memasuki tahap pengembangan akhir pada tahun 2020 mendatang.
Hal tersebut ditandai dengan rencana desain dan pengembangan “purwarupa” dari rudal Petir yang telah memasuki generasi keempat. Dibandingkan dengan purwarupa rudal Petir generasi ketiga yang tengah diuji coba, maka rudal Petir generasi keempat akan dibuat dengan beragam penyempurnaan yang signifikan.
Seperti diberitakan oleh Indomiliter.com, dalam Bursa Litbang Pertahanan di Gedung Balitbang Kementerian Pertahanan RI yang ada di Pondok Labu, Jakarta Selatan tanggal 28-29 Agustus 2018, purwarupa rudal Petir dan target drone Jalak ditampilkan dihadapan publik.
Pada pengembangan tahap akhir, akan dilakukan finalisasi desain dan teknologi pemandu rudal
Meskipun rudal Petir generasi keempat masih confidential, namun ada beberapa poin yang bisa dicatat sebagai dasar pengembangannya. Yakni kecepatan rudal Petir akan ditingkatkan, bila di purwarupa generasi ketiga, rudal Petir dapat melesat hingga 350 km/jam dan menjangkau jarak sejauh 80 km.
Pada rudal Petir generasi keempat ada keinginan untuk melesatkan rudal Petir sampai ke level high subsonic antara 800 – 900 km/jam,
bahkan tidak menutup kemungkinan sampai level supersonic atau di atas kecepatan 1 Mach. Tak lupa, rudal dengan panjang 1,8 meter tersebut dilengkapi dengan sistem pemandu inersial dan GPS way point auto-pilot.
Spesifikasi Petir V-101
Quote:
-Panjang: 1.850 mm
-Bentang sayap: 1.550 mm
-Berat tanpa hulu ledak: 20 kg
-Air frame set: carbon reinforced composite
-Propulsion system set: turbine engine thrust
-Berat hulu ledak: 10 kg
-Jarak jangkau pada uji perdana: 45 km
-Kecepatan uji tahap kedua: 260 km per jam
-Sistem elektronik: PID controller, 3D waypoint autopilot, GPS navigation, complete with 6 DoF sensors, dan 3 axis magnetometers (AG/MPNI)
kalau memang link tentang rudal petir tsb benar, saya yakin tidak lama lagi kita bisa produksi rudal dlm negeri dan tidak akan bisa diremehkan lagi oleh negara lain yg selalu nyinyir sama kita. maka ada yg punya link juga tidak tentang perkembangan rudal pasopati.
ReplyDeleteMenristek harus gercep ni..
ReplyDeleteMoga nanti SBY bisa jadi menhan
Ga mungkin lah SBY mau downgrade jadi Menhan, secara beliau pernah 2 periode jadi Presiden RI. Kalo AHY bisa lah jadi menhan.
DeleteMANTAP GAN
ReplyDeleteEdukeun