Saturday, October 19, 2019

Kogabwilhan, Berani Masuk Digebuk


Sudah lama digadang-gadang, ditunggu-tunggu akhirnya menjadi kenyataan. Salah satu kekuatan pemukul terintegrasi TNI untuk tiga wilayah pertahanan resmi beroperasi. Terhitung tanggal 27 September 2019 tiga panglima bintang tiga dari tiga matra resmi dilantik Panglima TNI.
Tanjung Pinang menjadi markas Kogabwilhan I, hot spotnya adalah Natuna, Kogabwilhan II markasnya di Balikpapan hot spotnya Ambalat. Kogabwilhan III markasnya di Biak, hot spotnya Papua.
Dulu di era Orba dikenal istilah doktrin pertahanan, masuk dulu baru digebuk. Artinya musuh yang mencoba masuk teritori Indonesia dibiarkan masuk dulu baru kemudian dipukul mundur. Ini yang disebut Java Centris. Pasukan dari Jawa yang kemudian akan menggebuk musuh yang sudah masuk.
Ucav CH4, bagian dari kekuatan pertahanan kita
Sekarang doktrin masuk dulu baru digebuk alias pola defensif pasif tidak layak untuk dikedepankan. Perkembangan dinamika kawasan seperti Laut Cina Selatan dan Ambalat mengharuskan kehadiran KRI yang terus menerus.
Ongkos operasional dan logistik manakala mengerahkan sejumlah KRI dari Jakarta atau Surabaya jelas tidak efektif. Belum lagi kecepatan respon kehadiran memerlukan durasi lebih lama.
Maka tersedianya pangkalan militer tri matra di Natuna adalah bagian dari perwujudan pola pre emptive strike, berani masuk digebuk. Kogabwilhan menjadi leader dari manajemen pertempuran interoperability tiga matra dalam kurikulum baru yang canggih, network centric warfare.
Kita sudah punya Kostrad divisi 1,2,3. Kita sudah punya Pasmar 1,2,3. Kita sudah punya Armada 1,2,3. Kita sudah punya Koopsau 1,2,3. Maka integrasi organisasi ketiganya ada di Kogabwilhan 1,2,3.
Pola network centric warfare sudah diuji coba dalam Latgab TNI bulan September 2019 di Jawa Timur. Pola ini akan lebih disempurnakan pada tahun depan. Targetnya mulai tahun depan TNI akan komprehensif menggunakan network centric warfare.
F16 Viper, akan memperkuat skadron tempur kita
Ini perkembangan yang membanggakan. Apalagi jika sudah dilengkapi dengan sejumlah alutsista berdaya gebuk tinggi. Seperti jet temput Sukhoi SU35, F16 Viper dan peluru kendali SAM jarak menengah dan jauh. Serta sejumlah KRI kelas fregat.
Kita sangat menantikan tumbuhkuatnya militer kita sejalan dengan tumbuhkembangnya Gdp. Kita punya potensi menjadi negara dengan kekuatan ekonomi 10 besar dunia. Maka kekuatan militer kita seharusnya juga tumbuh menjadi kekuatan yang disegani.
Sehingga pola pre emptive strike kita mampu menjadi sebuah kekuatan pemukul yang menjerakan. Kogabwilhan diniscayakan akan menjadi kekuatan penyengat apabila sejumlah alutsista canggih sudah hadir.
Maka kehadirannya mesti dipercepat, bukan diperdebatkan. Pengen Iver, pengen PKR akhirnya jalan ditempat. Sementara negara lain kecepatan dan percepatan kedatangan alutsistanya tidak bertele-tele. Sedikit bicara barang berdatangan.
Kita lambat dalam proses pengadaan jet tempur Sukhoi SU35. Tiba-tiba SU57 sudah ditawarkan ke Myanmar. Artinya kalau SU 35 hadir, momentumnya sudah tidak jreng lagi alias biasa-biasa saja.
Oleh sebab itu figur Menhan kabinet mendatang harus diisi dengan figur yang cerdas, tidak bertele-tele dan tegas. Kogabwilhan sudah ada sudah dibentuk, maka isian alutsistanya harus segera dipenuhi.
Makna berani masuk digebuk adalah kehadiran dan kecanggihan alutsista di perbatasan. Tanpa itu bisa jadi doktrin pertahanan kita menjadi bahan ejekan negara yang sedang bangun kekuatan militernya. Emang elu berani gebuk gua, emang elu udah kuat, katanya.
****
Malang, 11 Oktober 2019
Jagarin Pane

8 comments:

  1. bukan hanya menhannya pak. mesti satu paket. menteri berikut presidentnya harus gerak cepat , kalo sampe myanmar lebih dulu punya su57 waduh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berita terbaru rusia bilang RI mau SU-57 boleh, S-400 turki negara NATO beli, beli dulu berita menyusul, improvid killo class vietnam datang 6 biji baru ada berita nya. Malaj vietnam pamer Rudal SCUD dulu RI jd macan asia berkat alutsista rusia sekarang pembom TU-95 nya mana yg bisa bawa bom atom.

      Delete
  2. Lha wilayah dermaga armada kapal induk dimana? Pulau2 tdk dapat berenang untuk operasional jarak jauh kan?

    ReplyDelete
  3. Apa iya mampu alutsista indo mampu meredam kekuatan asing?jaman sudah maju pak, negara lain sudah punya rudal hipersonik mach 23 ,kita masih berkutat dengan hal2 yg sama dari tahun ke tahun, kuasai teknologi rudal lebih penting daripada yg lain,contohnya amerika saja tdk berani meng invasi korut karena punya rudal yg banyak,apalagi rudal nya berkepala nukklir,kita berkutat di roket yg sampai sekarang blm bisa jadi rudal..miris kadang lihat berita indo yg dibesar2kan tapi sebenarnya kekuatannya amatlah lemah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buat berita buat layang2 dan ketapel az lagi murah meriah dan bisa di buat mulai dari anak2 sampai dewasa wkwkwkwk

      Delete
  4. ayo daftarkan diri anda di 4g3n365*c0m :D
    WA : +85587781483

    ReplyDelete
  5. Doktrin peperangan telah berubah,,,rasanya untuk invasi ke negara lain melalui pengerahan pasukan besar2an sudah tidak jaman lagi.,,mode peperangan yang ada yaitu invasi dalam tim kecil intelijen untuk mengobok-obok negara yang akan di kuasai,,dan itu telah sukses di perankan Amrik dalam invasi nya ke Suriah,,, dengan alasan pemberantasan teroris,atas nama HAM dan bendera demokrasi Amrik berusaha untuk menguasai negara2 kaya akan minyak,,,sayang Amrik tak berkutik kalau ketemu Iran๐Ÿ˜ƒ๐Ÿ˜ƒ,,nah untuk itulah Kita meski mempersiapkan segalanya,,dan itu sudah terbukti kan?,, pembelian SU35 terganjal CATSA Amrik,, itulah salah satu bentuk invasi Amrik ke kita,,, peperangan masa depan bukanlah perlombaan senjata perang tapi bisa lewat perang Dagang dan ekonomi,,,

    ReplyDelete
  6. RI kebanyakan berita mau beli ini mau beli itu era soekarno membuat RI jadi macan asia dgn top alutsista dari rusia. Rusia bilang RI minta apa di kasih SU-57.pun di kasih. Coba, penguasaan IPTEK wajib putra putri indonesia di kirim ke luat negeri belajar buat rudal dan alutsista yg belum bisa RI buat. Putera puteri indonesia yg menguasai IPTEK dan IMTAK adalah kekayaan RI sumber daya yg tdk bisa habis.

    ReplyDelete