Matahari 2018 masih diganggu mendung dan musim hujan yang
basah. Bumi nusantara yang hijau permai dan basah ini adalah anugerah yang luar
biasa menghantarkan warga negaranya untuk menghirup oksigen segar dengan wajah
bugar bersama payung kedaulatan negeri kepulauan NKRI. Payung kedaulatan itu
saat ini sedang diperkuat, digagahhebatkan agar mempunyai nilai marwah. Lewat
program MEF yang digagas sejak delapan tahun lalu, garda pertahanan negeri ini
sedang diperkuat.
Pertanyaannya kemudian adalah apakah kinerja MEF yang
saat ini memasuki episode kedua menampilkan catatan bugar dan segar sebagaimana
asupan oksigen hutan tropis, kayaknya beda deh. Kemhan kita yang saat ini
berada dalam MEF jilid dua belum mampu menunjukkan kebugaran dalam manajemen
komunikasi, koordinasi dan konfirmasi unjuk kerja khususnya pengadaan
alutsista. Padahal perjalanan MEF kedua sudah memasuki tahun ketiga setengah.
Apache datang, karya MEF I |
MEF (Minimum Essential Force) adalah nama program
modernisasi militer Indonesia yang sudah dimulai sejak tahun 2010. Pada program
MEF pertama (2010-2014) jajaran Kemhan
telah menunjukkan kelasnya sebagai unit kinerja yang mampu menghasilkan
perkuatan alutsista di segala matra
dengan anggaran yang disediakan. Hasilnya bisa kita lihat sekarang dengan
kedatangan berbagai jenis alutsista yang canggih, gahar dan berteknologi
terkini.
Tetapi jujur harus kita akui program MEF yang sekarang
belum menunjukkan kinerja yang kinclong padahal usia program telah memasuki
tiga setengah tahun masa kerja. Tidak ada catatan tinta emas yang mau
dituliskan sebagai piagam kebagusan kerja. Belum ada program pengadaan
alutsista yang bernilai greget untuk bisa disematkan sebagai prestasi kerja.
Proyek pengadaan jet tempur Sukhoi SU35 terkesan bertele-tele.
Terakhir drama yang diperlihatkan adalah saling lempar bola panas antara Kemhan
dan Kemdag. Sementara Rusia sejatinya merasa keki dengan permainan ping pong
ini, padahal Papa Bear sudah setuju dengan model barter komoditas. Tapi atas
nama persahabatan dan butuh uang dia tetap bersabar melihat tingkah polah
pembeli yang satu ini.
Setelah menyelesaikan program pembangunan 2 kapal perang
jenis Sigma PKR 10514 Martadinata Class, kerjasama transfer teknologi dengan
Belanda, belum ada lagi kabar untuk melanjutkan pembangunan kapal perang ketiga
dan keempat. Logikanya kalau mau mendapatkan ilmu transfer teknologi kapal
perang haruslah membangun minimal 4 unit kapal perang agar ilmunya benar-benar
lengket di benak para insinyur kita.
24 F16 Blok 52 Id datang, karya MEF I |
Sudah ada contohnya dengan proyek transfer teknologi kapal
perang jenis LPD (Landing Platform Dock) Makassar Class bersama Korsel. Kita berhasil
membangun 4 kapal perang LPD, dua dibangun di Korsel dua lagi di PAL
Surabaya. Kemudian bahkan kita dapat
mengekspor 2 kapal perang sejenis ke Filipina murni buatan PAL. Dua-duanya
sudah diserahkan kepada Pemerintah Filipina dan sangat membantu dalam operasi
militer di Marawi baru-baru ini.
Pengadaan 3 kapal selam Nagapasa Class dengan teknologi
Korea Jerman, satu sudah jadi, satu lagi mau diserahkan triwulan I tahun ini
dan satu lagi sedang dikerjakan di galangan kapal nasional PT PAL Surabaya.
Mestinya bangun lagi dua kapal selam jenis yang sama dengan berbagai
penyesuaian di galangan PT PAL. Jangan mudah pindah ke lain hati. Amanah dan istiqomah akan membawa kita ke
derajat fathonah alias cerdas. Cerdas
teknologi dan cerdas bersikap.
Lain lagi dengan Drama “Tersanjung Tersandung Helikopter
Agusta Westland AW101”. Sudah ditolak
Presiden Jokowi, masih juga memaksakan untuk tetap mengadakan 1 unit. Ketika barangnya datang, lalu pada bilang,
lho kok datang, kok gak bilang-bilang. Akhirnya si AW101 dimasukkan ke
kandang. KPK datang karena katanya 200
milyar melayang, lalu banyak yang meradang karena KPK mengundang atas nama
Undang-Undang.
Anggaran terbesar yang dikucurkan untuk Kemhan tahun 2018
ini adalah bukti bahwa Pemerintah bersama DPR serius banget untuk menggagahkan
tentaranya. Sudah terlalu jauh kita tertinggal dalam postur persenjataan
TNI. Maka kita kejar ketertinggalan
itu. Kita buka pengadaan alutsista model
transfer teknologi seperti PKR10514, Kapal Selam, Tank. Kita beli Jet Tempur,
Tank Amfibi, berbagai jenis Artileri, Peluru Kendali dan lain-lain.
KRI Nagapasa 403, karya MEF I |
Juga program pengembangan jet tempur IFX bersama Korsel
demi memberikan marwah pada industri pertahanan strategis dalam negeri dimasa
mendatang. Ironinya beberapa waktu yang lalu tersiar ke publik Kemhan lupa
mengalokasikan dana pengembangan jet tempur IFX yang harus disetor ke Korsel.
Menteri Sri Mulyani sampai harus memberikan nasehat halus.
Kita tetap optimis dalam waktu dekat akan ada
penandatanganan kontrak pembelian jet tempur Sukhoi SU35. Kita juga memprediksi
akan ada lanjutan proyek pembangunan 2 kapal perang Sigma PKR jilid dua. Dan
lanjutan pengadaan kapal selam keempat dan kelima melanjutkan kuantitas Nagapasa
Class.
Dengan asumsi pada tahun pertama sampai tahun ketiga
Kemhan menyelesaikan kedatangan proyek pengadaan alutsista MEF I. Maka mestinya mulai tahun ini greget proyek
pengadaan alutsista skala besar akan diperlihatkan, seperti tambahan minimal 1
skadron jet tempur selain Sukhoi SU35. Pengadaan radar militer, penyelesaian
pangkalan militer Natuna, lanjutan proyek Tank Kaplan, produksi Kapal Cepat
Rudal, Kapal Patroli Cepat dan lain-lain.
Tetapi lebih dari itu unjuk kerja sebuah unit kerja
strategis dalam menyelesaikan amanah yang dipercayakan adalah lebih terhormat
dengan memberikan informasi progres terkini.
Dengan bahasa manajemen yang tertata dan jelas. Disamping kematangan
koordinasi, komunikasi dan konfirmasi sebagai pilar manajemen profesional.
Publik bisa menilai kualitas kepemimpinan dari berbagai aspek, salah satunya
tidak mencla mencle.
****
Jagarin Pane /08 Januari 2018
Saya kangen jaman Kemenhan sama Pak Pur, era Pak SBY. Alutsista order sana kemari semua datang silih berganti. Pemerintah kali ini sukses membangun infrastruktur negeri, tapi belum untuk penguatan Alutsista.
ReplyDeleteSaya kangen jaman Kemenhan sama Pak Pur, era Pak SBY. Alutsista order sana kemari semua datang silih berganti. Pemerintah kali ini sukses membangun infrastruktur negeri, tapi belum untuk penguatan Alutsista.
ReplyDeleteSaya kangen jaman Kemenhan sama Pak Pur, era Pak SBY. Alutsista order sana kemari semua datang silih berganti. Pemerintah kali ini sukses membangun infrastruktur negeri, tapi belum untuk penguatan Alutsista.
ReplyDeleteHarusnya ada gebrakan alutsista tahun ini krn infrastruktur sdh tinggal penjaganya aja dikuatin. semoga jadi nyata harapan rakyat indonesia
ReplyDeletePengadaan alutsista MEF II tidak ada gregetnya terlalu santai. MEF II cuman tinggal impian.. untuk MEF III harus segera kebut untuk menutupi kekurangan-kekurangan MEF II yang terlalu lamban. Menhan sekarang punya prinsip "kalo Indonesia dalam waktu dekat tidak ada perang". ??
ReplyDeletemenhan tempe...si muka bengak gebleg.pasti semua setuju...
ReplyDeletemenhan tempe...si muka bengak gebleg.pasti semua setuju...
ReplyDeleteMenhanya sudah ujur, sudah waktunya mundur tidak cocok jadi Menhan...pola pikirnya mundur...cukup satu periode aja...
ReplyDelete