Pakem diplomatik internasional kali ini "agak laen". Biasanya Presiden yang baru dilantik memulai kunjungan keluar negeri, ke negara sahabat terdekatnya. Namun China membuat surprise diplomatik "agak laen" dengan mengundang Prabowo Subianto ke Beijing tanggal 31 Maret sampai 2 April 2024 dalam kapasitas sebagai presiden terpilih. Walaupun legalitasnya masih disidangkan di Mahkamah Konstitusi. Belakangan Kemenhan mengklarifikasi bahwa kunjungan Prabowo dalam kapasitas sebagai Menhan.
Perhatian Beijing kepada next leader Indonesia ini menjadi tontonan diplomatik dunia. Sekaligus sebuah inisiasi kecerdasan diplomatik Xi Jinping untuk "mengambil hati" pemimpin Indonesia lima tahun ke depan. Negara Pakta AUKUS "satu perguruan dan satu nasab" Australia, Inggris dan AS yang menjadi seteru China tak luput pasang mata dan telinga intelijen. Serta sedikit kasak kusuklah membaca "arah angin" Indonesia. Maklum karena posisi geopolitik negeri kita di Laut China Selatan (LCS)sangat strategis menurut AUKUS. Jadi AUKUS harus memonitor, mengontrol dan merangkul Indonesia. Bisa aja Pakde Kus.
Kita semua tahu Prabowo adalah figur yang tegas untuk urusan marwah negeri. Potensi konflik di Indo Pasifik khususnya di LCS menguatkan adrenalin militer jendral pasukan tempur ini. Siapa pemicu huru hara "nine dash line" semua warga bumi yang bernama manusia sudah paham banget. Regulasi UNCLOS ditabrak, code of conduct diabaikan, nota protes dilecehkan. Bahkan fakta yang terjadi di lapangan adalah China membangun pangkalan militer di sejumlah Atol Spratly dan Paracel. Kemudian mengerahkan kapal penjaga pantai (coast guard) termasuk kapal nelayan milisi. Dan berkali-kali melakukan show of force armada kapal perang.
Dengan dinamika kawasan seperti ini, tensi meninggi dan intimidasi berkepanjangan, sebagai Menhan, Prabowo melihat ancaman militer secara jelas dan terbuka now and next. Oleh sebab itu Indonesia harus mempercepat perkuatan militer di tiga matra. Termasuk memperkuat armada paramiliter BAKAMLA. Perkuatan militer Indonesia yang dilakukan secara extra ordinary selama 3 tahun terakhir, menunjukkan keseriusan pemerintah. Presiden Jokowi pernah bilang untuk urusan pertahanan kita serahkan sepenuhnya kepada Menhan Prabowo.
Perkuatan alutsista TNI saat ini sesungguhnya merupakan show of force juga. Bagian dari model diplomasi militer Indonesia bernada satire "anda sopan kami segan, anda arogan kami angkat the gun". Prabowo serius soal ini. Meski tak ada kaitannya, kunjungan Menhan ke Beijing bersamaan pula dengan sign kontrak efektif alutsista strategis TNI AL, yaitu 2 kapal perang PPA dari Italia dan 2 kapal selam Scorpene Evolved dari Perancis. Sebuah pertunjukan dari kampanye militer Indonesia kepada pencetus klaim sepihak LCS.
Persiapan Indonesia mengantisipasi palagan LCS dapat dilihat dari ketersediaan anggaran belanja alutsista yang disetujui. Besaran nominalnya US$ 25 Milyar untuk periode 2020-2024. Ini adalah belanja alutsista terbesar setelah era Dwikora. Realisasinya bisa kita lihat dengan beragam transaksi alutsista. Antara lain 42 jet tempur Rafale, 2 kapal perang heavy fregate merah putih, 2 kapal perang PPA, 2 kapal selam Scorpene Evolved, 20 radar GCI, software network centric warfare, satelit intelijen, 2 pesawat A400M, 2 pesawat tanker, 12 UCAV Anka, 14 UAV Scan Eagle, 6 kapal cepat rudal, 4 kapal OPV, 2 kapal intelijen bawah air, 1 kapal submarine rescue, 22 helikopter blackhawk, 8 helikopter Cougar, 9 helikopter Bell 412, 6 pesawat CN 235, 9 pesawat NC212, 18 tank Harimau dan lain-lain. Termasuk upgrade 41 KRI eksisting.
Ke depan akan semakin banyak alutsista yang menjadi aset TNI. Baru lima belas tahun terakhir ini pemerintah membuat rencana strategis pertahanan untuk perkuatan alutsista TNI. Dari program renstra ini ternyata banyak sekali alutsista yang harus dipenuhi untuk mengisi inventori aset di kesatrian dan pangkalan militer TNI. Padahal hanya untuk mencapai kriteria minimum essential force (MEF). Bisa kita bayangkan betapa tertinggalnya kita selama ini dalam pemenuhan kebutuhan gizi alutsista pertahanan.
Dalam perspektif kita makna kunjungan Prabowo ke China membawa bargaining position yang kuat untuk Indonesia. China tentu melihat sosok Jenderal Prabowo yang tegas dengan latar belakang militer. Termasuk mencermati pertumbuhan kekuatan ekonomi dan pertahanan Indonesia yang terus melaju. Xi Jinping menginginkan perkuatan hubungan ekonomi skala luas dengan mengambil contoh kereta cepat China-Indonesia. Termasuk kerjasama bidang pertahanan. Nah, kalau untuk kerjasama ekonomi kita terbuka kepada semua negara. Namun untuk kerjasama pertahanan kita mesti selektif. Dan harus cerdas mendeteksi serta menganalisis bahasa diplomatik bermanis muka.
****
Jagarin Pane / 04 April 2024
Terimakasih pak jagarin, tolong info kelajutan untuk u214, wedgetal dan f15ex, apakah progress ?
ReplyDeleteKapal Opv ditambah menjadi 4 diluar kapal perang ppa apakah spesifikasinya sama ? ( Opv 90 )
ReplyDelete0pv 90 semua buatan gal swasta dalam negeri.
DeleteAdakah kemungkinan kita mengimport alatista dari China karena beberapa dagangannya sudah ditawarkan dan cukup menggiurkan terutama kapal perang dgn spesifikasi tinggi dgn harga murah
ReplyDeleteKri golok sekelas kapal cepat rudal, posturnya hanya utk hit and run. Rudalnya hanya utk kapal permukaan.
ReplyDeleteDaripada pesan KRI Golok utk TNIAL mendingan pesan 28unit tank boat antasena buat TNIAL dgn perincian jumlah Lantamal TNIAL ada 14 buah sehingga masing masing Lantamal TNIAL dapat 2unit tank boat antasena, tank boat antasena ini bisa dimodifikasi utk membawa 2unit tabung terpedo 533mm dgn terpedo SUT buatan PT DI sehingga tank boat antasena berubah menjadi tank boat terpedo antasena. Tank boat anrasena lebih lincah manuvernya daripada KRI Golok.
ReplyDeleteType kapal siluman KRI Golok lebih cocok utk kapal pemburu kapal selam dan kapal penyapu ranjau atau kapal menebar ranjau di laut.
ReplyDeleteSeandainya dana korupsi 271T, bahkan lebih dari segitu klau analisa amatir saya. Dialokasikan untuk penambahan kebutuhan Pertahanan
ReplyDeleteTolong analisis nya pak terkait pembelian pesawat rafale dan Kapal selam scorpene terhadap kekuatan militer indonesia di Asean
ReplyDeleteUtk kondisi damai non perang keberadaan 42unit jet tempur baru utk TNI AU + 2unit kapal selam scoorpen baru utk TNIAL + 2uniit heavy korvet Itali buat TNIAL bagi RI adalah utk mengisi kekosongan armada perang karena ada alutsista umur tua yg mau dipensiunkan tapi bagi kawasan di sekitar wilayah RI keberadaan alutsista baru tersebut menarik perhatian karena alutsista baru tersebut harganya mahal mahal dan tina tiba saja RI bisa membelinya walau pake skema pinjaman luar negeri sehingga keberadaan alutsista baru mahal tersebut membuat wibawa RI meningkat alias negara sekitar RI akan berpikir 7kali kalo mau berbuat usil kepada RI. Kalo dilihat dari keadaan perang yg sesungguhnya keberadaan alutsista baru milik RI itu akan menjadi bulan bulanan serangan rudal rudal musuh beserta drone kamikaze musuh sehingga saat perang berkecamuk misalnya RI harus extra hati hati bila mau menggerakkan alutsista baru tersebut, salah perhitungan sedikit saja hancur sudah alutsista baru kebanggaan RI itu. Itu kira kira gambarannya.
ReplyDeleteMakasih pak atas pandangannya, semoga kedepannya kepala staf dapat lebih meningkatkan kualitas prajurit dan membuat program yang tepat untuk terus memodernisasi alutsista TNI agar Indonesia semakin berwibawa di kancah Internasional. Dan pihak memerintah dapat mengalokasikan anggaran yang cukup besar agar semua rencana tersebut dapat terwujud demi militer Indonesia yang kuat ...
Deletekasel baru U214 di buat di pt pal 4 unit dan sekarang sudah mulai bberapa bulan yg lalu , ini terungkap saat kunker anggota DPR komisi 1 dan ada gambarnya, makanya dgn jerman gak di ekspose2 katena kerjaan senyap ala prabowo menhan top kita rasa presiden
DeletePembelian U214 jerman belum deal dan yg sudah deal itu adalah pembelian kasel baru scoorpen class sebanyak 2unit, kunker anggota komisi 1 itu baru sebatas penjelasan bila RI membeli kasel baru U214 jerman dan bila dikerjakan di galangan PT PAL, hanya sebatas itu dulu. Lagian setiap pembelian suatu prosuk alitsista militer baru atau bekas pasti ada publikasi dari si produsen produk tersebut atau si pemilik lama alutsista bekas yg dijual atau dihibahkan, yang bisa tidak terdeteksi atau minim publikasi adalah bila beli produk aliutsita militer di pasar gelap via mafia makelar senjata.
DeleteKASAL bilang akan ada tambahan kapal selam (beli plus tot) dari negara lain selain perancis
ReplyDeletePrediksinya Jerman
DeleteSemoga saja dapat beli kapal selam canggih dan kuat yang sangat sesuai dengan laut di Indonesia agar pertahanan Indonesia makin kuat
DeleteSudah ada 3unit kasel TNIAL changbogo class yg operasional walau ada kekurangan sana sini tapi toh butuh perawatan + sparepartnya sehingga masih butuh bantuan DSME Korsel, nah dari sini bisa ditebak nantinya batch ke2 changbogo class akan direalisasikan dgn sehumlah perbaikan dan penyempurnaan di changbogo class batch ke2 ini. Kalo tidak dilanjutkan batch ke2 ini bagaimana masalah perawatan dan sukucadang nagapasa class kasel changbogo class batch1 ini? Karena pihak jerman angkat tangan kaga mau bantu soal perawatan dan berbaikan pada nagapasa class bila ada keluhan. Jadi mau kaga mau utk mempertahankan kelangsungan operasional nagapasa class ini maka batch ke2 changbogo class ya harus direalisasikan. Tidak mungkin nagapasa class yg sudah operasi ini dibuang begitu aja karena diganti dgn pengadaan kasel baru U214 jerman sebanyak 3unit. itu namanya buang buang uang negara.
ReplyDeleteSetuju bung ....sy melihatnya sangat disayangkan batch 2 changbogo class tidak dilanjutkan padahal tinggal di tingkatkan saja / disempurnakan masalahnya teknologinya sudah hampir dikuasai klo yg baru akan dimulai lgi dari awal dan kepentingan kita dgn Korea akan terganggu
DeleteMau keluar uang berapa lagi untuk kroya-kroya setan itu bang?
DeleteYang jadi masalah adalah ketika batch ke2 changbogo class distop selama lamanya oleh RI dan pindah ke pengadaan kasel baru U214 jerman + scoorpen class pastinya pihak DSME Korsel akan ngambek dan bagaimana bila ada kerusakan pada nagapasa class batch 1 yg butuh bantuan DSME Korsel tapi kaga mau bantu alias ngambek, apakah nagapasa class batch 1 ini harus dibuang gara gara pihak DSME ngambek karena minta tolong jerman aja susah bahkan jauh jauh hari jerman angkat tangan kaga mau perbaiki kerusakan atau keluhan yg ada di nagapasa class batch 1 ini, jerman aja bertanya kenapa beli kasel baru dari Korsel yg belum teruji? Dan kenapa kok kaga langsung beli kasel baru ke jerman? Itulah pertanyaan dari pihak produsen kasel jerman. Bingung kan jawabnya.
ReplyDelete"Anda arogan..kami angkat the Gun"
ReplyDeleteMantapp bung JAGARIN..
Ok Gasss..!
Terkait rencana Menhan membeli Destroyer baru, apakah sudah ada perkembangan terbaru pak?
ReplyDeleteMenurut pandangan saya, indonesia perlu menambah kapal perang destroyer canggih minimal 6 buah untuk memperkuat pertahanan Indonesia 10 tahun kedepan
Apakah ini pertanda bahwa China ingin lebih serius membicarakan tentang penjualan Destroyernya kepada RI ?
ReplyDeleteKabar FREMM ada angin segar ga bro Jag? Trus isyu Destroy kumaha bang Jag?
ReplyDeleteBisa saja beli kejerman tot nya yaitu
ReplyDeletePerbaikan cangbogo.
Indo beli kasel u214 tot nya cangbogo.
Mudah kan Jerman pasti setuju dan indo dapat tot full cangbogo,dan bay bay korsel
Masalahnya dari awal jerman sudah omong angkat tangan soal keluhan kasel nagapasa class yg dibeli dari Korsel.
ReplyDeleteBetul Om. Masalah perbaikan kapal selam gak sekedar dibuka trus dilas lagi krn sambungan baru akan ada pengaruh thd kekuatan struktur kasel saat menyelam
DeleteKalo batch 2 changbogo di stop sudah Gak bakalan laku itu improve changbogo di dunia internasional
ReplyDeleteSebenernya cbg versi ori bagus kualitasnya, dan sdh dapat pengakuan dari bbrp kali event rimpac exercise. Masalahnya kita beli yg versi improved cbg, belum proven, dan produsen terlalu memaksakan....ya gini kejadiannya
ReplyDeleteSemengecewakan itukah changbogo sehingga distop oleh Kemenhan? Moga saja tidak ada unsur politisnya
ReplyDeletecuma kemenhan dan tuhan yg tahu.
DeleteTak sekalian rongsokan depan rumah
ReplyDeletePembelian jet tempur mirage 2000 bekas tidak akan dilanjutkan bahkan distop oleh RI karena jet tempur bekas tersebut sudah distop prosuksinya dan diganti orosuk baru yaitu jet tempur rafael. Sehingga kalo udah distop produksinya maka otomatis produksi suku cadangnya juga di stop sehingga akan terjadi kelangkahan suku cadang di pasar. Walau jet tempur bekas itu masih lain terbang jam terbangnya masih rendah tapi kalo suku cadangnya langka ya percuma saja memiliki jet tempur bekas. Daripada memikirkan beli bekas lebih baik lanjutkan pembayaran tunggakan iuran kerjasama KFX-IFX antara Korsel-RI karena kalo udah lunas tunggakan iuran maka RI akan dapat 1unit prototype KFX-IFX yg bernama KF21 utk dipelajari sendiri pengembangannya oleh PT DI. Lagi pula KF21 versi RI kan akan diproduksi sendiri oleh PT DI sebanyak 48unit utk kebutuhan TNIAU. Dari 1unit prototype KF21 utk RI ini kan bisa dikembangkan menjadi jet tempur generasi5 bekerja sama dgn PT Infoglobal + perusahaan dirgantara Turkey.
ReplyDeleteIndonesia sudah waktunya punya pikiran yg berbeda yaitu bukan beli jet tempur baru atau kapal perang baru atau tank baru tetapi sudah saatnya indonesia mandiri di bidang pembuatan rudal rudal permukaan ke permukaan serta rudal rudal pertahanan udara serta rudal rudal anti tank serta harus sudah mandiri di bidang drone kamikase. Kenapa? Lihatlah negara Iran dan Korea utara, mereka madiri dibidang rudal rudal tersebut sehingga banyak negara termasuk NATO takut berhadapan langsung dgn Iran atau Korea utara. Artinya biarkanlah musuh punya kapal perang henat jet tempur hebat tank hebat serta kapal selam hebat tapi kalo indonesia sudah mandiri di bidang rudal rudal serta mandiri si bidang drone kamikaze, maka musuh indonesia tidak akan berani menyerang atau bermain api ke indonesia. Jadi yg namanya senjata canggih gahar dan mumpuni itu adalah mandiri di bidang rudal rudal serta mandiri di bidang drone kamikaze. Jangan lupakan pula kemandirian di bidang satelit militer.
ReplyDeleteSangat strategis untuk teruskan pembeluan mirage 2000-5 dan mirage 2000-9 .. masih banyak megara yg pakai dan masih tersedia suku cadangnya
ReplyDeleteMenurut produsen jet tempur yg membuat Mirage 2000 berbagai varian soal suku cadang jet tempur tersebut sudah tidak diproduksi lagi, negara negara yg masih memiliki dan mengoperasikan Mirage 2000 berbagai varian juga harus extra hati hati, tidak semua yg siap operasi, sebagian masih tetap operasi sebagian lagi non operasi yg tujuannya adalah utk kanibal suku cadang bagi Mirage yg masih operasi dan langkah ini dilakukan bila gudang depo suku cadang angkatan udara sudah habis. Beda dengan F-16 versi awal yg seangkatan Mirage 2000 yg saat itu dua duanya kondisi baru ya, karena F-16 masih diproduksi hingga type terbaru yaitu F-16 Viper, makanya suku cadang semua varian F-16 masih ada dan itu dijamin pihak produsen kecuali bila produksi F-16 distop oleh pihak pabrikan maka akan terjadi kelangkaan suku cadang F-16 semua varian persis seperti yg terjadi pada Mirage 2000 semua varian .
ReplyDeleteKelangkaan suku cadang suatu alutsista militer juga bisa disebabkan karena masalah politik seperti embargo, dan ini juga dialami oleh RI saat orde lama jatuh dan beralih ke orde baru sehingga dampak buruknya pihak rusia dan sekutu Rusia stop suplai suku cadang ke RI akibatnya semua alutsista TNI jadi lumpuh, utk menjaga operasional alutsista TNI yg Made in Rusia harus dilakukan proses kanibalisme yg kebetulan setiap alutsista TNI Made in Rusia ini dibeli dalam jumlah yg lumayan banyak tapi ada yg tidak bisa dikanibalisme seperti contohnya Tu16 yg jumlah unitnya banyak tapi tidak bisa dikanibal sehingga semua armada TU16 grounded, kapal selam whisky Tnial yg jumlah unitnya ada12unit, maka akibat proses kanibal jumlah uni yg ready tinggal 3_4unit aja lalu fregat riga TNIAl yg jumlah unitnya ada 6_12 unit, akibat proses kanibal maka yg ready use tinggal 3-4unit saja, kira kira begitu gambarannya ya
ReplyDeleteYg jadi pertanyaan adalah tank amphibi dan panser amphibi marinir TNIAL yg notabene adalah Made in Rusia tapi kok masih tetap operasional? Jawabannya adalah karena kedua produk tersebut jeroannya sudah diganti Made in eropa dan USA dan jeroan yg Made in Rusia sudah dibuang.
ReplyDeleteBung jagarin....ketika kemenhan membeli satu jenis alutsista seperti kapal perang dan kasel dari beberapa produsen, tujuan utamanya itu apa sih? Apakah hanya untuk mempercepat target pengadaan dikarenakan kebutuhan yg sangat mendesak ? Atau yg di incarnya itu TOTnya? Dan kalau tujuan utamanya itu TOT, terus ujungnya itu mau di bawa kemana? Apakah kita akan menyatukan semua hasil dari TOT itu untuk membuat kapal perang dan kasel mutan atau apa? Karena setahu saya negara2 yg sekarang sudah bisa membuat kapal perang dan kasel sendiri itu hasil dari TOT satu produsen saja...apakah kita tak akan muntah2 karena kebanyakan TOT? π
ReplyDeleteSemisal kapal perang dari denmark, italia mungkin kedepannya di tambah lagi dari jepang dengan segala macam TOTnya, terus kasel dari korea, prancis terus kedepannya mungkin di tambah lagi dari jerman atau turki atau jepang dengan segala macem TOT nya...apakah hasil dari TOT itu semua nantinya kita bisa membuat kapal perang dan kasel jenis baru murni 100 % buatan anak bangsa?
ReplyDeleteTujuan paling dasar dari ToT adalah mampu mandiri melakukan semua service maintenance dan memperbaiki kerusakan kerusakan yg terjadi tapi dgn catatan ini harus memiliki peralatan tools yg lengkap , pada tahap ini belum memproduksi sendiri spare part baru dan hanya sebatas memperbaiku spare part yg rusak rapi kalo tidak bisa ya harus diganti baru tuh spart partnya. Pada tahap kedua ToT adalah mampu membuat sendiri sebagian spart part baru sesuai dgn perjanjian yg ada di ToTnya. Nah pada tahap ketiga ToTnya adalah mampu mandiri membangun sendiri sebuah produk alutsista militer sesuai dgn isi dari perjanjian ToTnya. Tahap terakhir dari sebuah ToT adalah mampu mandiri menjual produk baru ke pasar di sekitar kawasan dan ini harus disesuaikan dgn isi dari perjanjian sebuah ToT yaitu boleh atau tidak kita menjualnya ke pasar sebuah produk alutsista militer dari hasil sebuah perjanjian ToT. Kira kira itu gambaran singkat dari sebuah isi perjanjian ToT.
ReplyDeletesangat strategis bagi RI untuk membeli pespur mirage 2000-5 dan mirage 2000-9
ReplyDeletesuku cadang tidak lagi diproduksi? .. pasti masih diproduksi, apalagi kita sudah beli 42 Rafale
selain itu, pengguna mirage 2000 berbagai varian juga masih banyak
Taiwan saja masih menggunakan mirage 2000 - 5/9
India juga masih memakai mirage tersebut
Yang namanya produsen pesawat terbang akan menyetop produksi suku cadang bila pesawat terbang itu sudah distop produksinya karena diganti model baru, bila model barunya ini masih sebagian memakai, maka suku cadangnya masih dilanjutkan sebatas suku cadang lawas tersebut masih dipake model terbaru, jangan disamakan dgn produsen otomotif yg selalu menyediakan suku cadangnya walau mobil atau motor tersebut udah distop produksi lalu diganti model baru. Suku cadang pesawat itu semuanya itu tidak ada yg ke karena belinya harus langsung ke pabrik si produsen pesawat tersebut .
ReplyDeleteTaiwan dan india membeli baru Mirage 2000 dalam jumlah yg banyak berikut membeli suku cadang dlm jumlah yg banyak pula utk menjamin tingkat operasional ready use sekian tahun berikut membeli persenjataan nya dlm jumlah yg banyak sehingga Mirage 2000 Taiwan dan india siap ready use bertempur. Karena membeli dalam jumlah yg banyak maka Taiwan dan india tidak dipusingkan soal suku cadangnya. Contoh Mirage 2000-5 ex AU Qatar suku cadangnya masih ada di stok gudangnya sedang pihak produsen Mirage 2000 stok gudang suku cadangnya udah habis dan tidak diproduksi lagi. Beda dgn India dan Taiwan, mereka punya teknologi sendiri utk memodifikasi Mirage 2000 mereka walau mesinnya masih asli.
ReplyDeleteKalo anda tidak percaya lihatlah RI yg punya 12unit F5 Tiger dibeli baru Gress tapi kenapa waktu pemakaiannya tidak lama dan sekarang udah digrounded dgn alasan suku cadangnya sulit diperoleh? Padahal AU Korea Selatan punya 60unit F5:Tiger dan masih operasional walau tidak semuanya, Yordania juga punya F5 Tiger sebanyak 50unit masih dipake tapi tidak semuanya. Kenapa bisa demikian?
ReplyDeleteKoreksi: Indonesia membeli 16 jet tempur F5E Tiger. Ketika diputuskan grounded suku cadang masih banyak dan tahun 2023 dihibahkan ke Tunisia. Keputusan grounded murni keputusan manajemen TNI, persiapan mendatangkan Sukhoi SU35. Sayang gak jadi.
DeleteTank AMX 13 Canon 105mm
ReplyDeleteSuatu saat nanti kali unit tank harimau udah mencapai 100unit utk mengganti tank lawas AMX 13 Canon 105mm, ada baiknya saat tank AMX 13 Canon tersebut dihapus dari operasi kavaleri TNIAD digeser penggunaannya hanya sebatas fungsi meriam Medan 105mm sehingga jumlah unit meriam Medan TNIAD menjadi lumayan banyak dan tentunya tank AMX13 Canon 105mm ex kaveleri TNIAD ini haus selalu dirawat supaya tetap beroperasi selayaknya meriam Medan saja.
cepat beli alutsista, terutama yang bekas
ReplyDeleteKarena perang akan muncul
Kita harus menumpuk persenjataan
12 mirage 2000-5 ex qatar
24 mirage 2000-9 ex uea
44 mirage 2000-9 ex yunani
40 F16 ex yunani
9 C130j 30j ex inggris
36 F15ex baru dari AS
Produksi 500 tank harimau
48 N219 permukaan air
percepat pengadaan hanud jarak menengah, sedang dan jauh dgn turki
Bagaimana jika dirubah menjadi cukup 12 Mirage ex Qatar tapi Rafale ditambah menjadi 48 sementara f 15 x diganti F-16 viper di mix dgn F-16 bekas 48 pesawat ( lebih murah tapi sangat berkualitas ) utk penambahan KRI dgn memperbanyak Opv 90 dalam negri menjadi 10 KRI yg ditingkatkan peralatan tempurnya setara korvet / bisa di custom...utk frigate / destroyer bisa dari jepang byk pilihan dan bisa dpt diskon baik yg bekas ataupun baru jumlah bisa disesuaikan 6 sampai 10 KRI utk darat sangat memungkinkan memperbanyak tank harimau sampai 100 tank
ReplyDeleteItu bukan ide yang bagus untuk pespur
DeleteUntuk fregat, setuju
Untuk darat, 100 tank harimau sangat kurang. Coba hitung minimal:
100 di aceh dan medan
100 di Riau dan lampung
200 untuk jawa
100 di kaltim
100 di kalbar
100 di sulsel,
100 di sulteng
200 di papua
Salah satu kekurangan/ kelemahan dalam dunia militer dan sipil di ndonesia adalah penelitian/ riset ini bisa dilihat dari perjalanan lembaga penelitian di Indonesia seperti LIPI, LAPAN dll ada kurang lebih 39 lembaga penelitian baik di kementrian ataupun non kementerian dgn anggaran yg relatif kurang / terbatas dan dalam perjalanannya dilebur menjadi Brin apabila dilihat dari anggaran yang terlihat besar tapi harus dibagi2x ke unit2x penelitian yang ada mudah mudahan berdampak positif dan lebih diperhatikan oleh para pemangku kebijakan pemerintah karena dalam dunia riset/ penelitian tidak ada kepastian akan keberhasilan suatu produk bisa dikatakan banyak gagalnya / mentok ataupun melalui proses yg panjang contoh adalah proses panjang roket nasional yg sudah tahunan tpi msh dalam proses pengembangan ataupun drone UAV elang militer yg mentok bisa dikatakan 10 x percobaan bisa gagal 9 sukses 1 ataupun gagal semua ( bisa dikatakan kurang lebih 10 banding 1 ) tapi apabila berhasil menjadi aset/ produk yg sangat berharga dalam dunia militer dan sipil di Indonesia meskipun strategi pemerintah dgn tot dan kerjasama dgn negara lain tpi penelitian di Indonesia harus tetap berjalan karna menjadi sangat strategis dan menjadi aset yg sangat berharga dalam dunia penelitian,/ riset di Indonesia dgn produk asli anak bangsa dgn dileburnya lemmbaga2x tersebut menjadi 1 lembaga penelitian semoga berdampak positif amiin ...ππ
ReplyDeleteUlasan diatasi hanya sekedar pengamatan saja dgn referensi yang terbatas tentang dunia riset di Indonesia mungkin bung jag bisa memberikan tulisan yg lebih tajam dan akurat sehingga menambah wawasan utk kita2x di blog ini terutama tentang dunia riset / penelitian militer di Indonesia ( mohon maaf lahir dan bathin )ππ
ReplyDeleteSelamat hari raya idul fitri
DeleteSelamat Hari Idul Fitri ya semuanya.
ReplyDeleteDaripada beli bekas jet tempur buat TNIAU, sekarang ini pemerintah RI sedang masak masak mempertimbangkan meneruskan proyek KFX-IFX atau alokasi anggarannya digeser ke pembelian baru F16Viper. Andai nanti akhirnya pemerintah memutuskan beli F16Viper berarti proyek KFX-IFX antar Korsel-RI distop selama lamanya.
Sakarepmu
DeleteSlama2nya pale Lo..ππ
DeleteGiliran kita bikin pespur nanti nangis..melonππ π
DeleteDi dunia ini hanya segelintir negara yg bisa secara mandiri menciptakan dan produksi sendiri jet tempur baru dgn isian teknologi yg telah dikuasai oleh negara tersebut, diluar negara tersebut memang ada negara yg berusaha membuat sendiri jet tempur baru tapi isinya gado gado, contohnya ada part yg dibikin sendiri tapi ada part yg made in negara yg sudah mandiri menciptakan jet tempur. Permasalahan utama jet tempur itu ada di mesin pendorongnya yg susah diciptakan sendiri. Makanya tak heran bila ada negara berkembang yg ingin buat sendiri jet tempur pastilah akan dihalang halangi, satu satunya negara mandiri yg mau diajak kerjasama membuat jet tempur di negara berkembang hanyalah RRC tapi soal kwalitas alias mutu jadi tanda tanya, kira kira begitulah gambarannya.
DeleteBeli pespur baru boleh dan harus diagendakan
ReplyDeleteUntuk jangka pendek, penting untuk beli pespur bekas, selain untuk nambah kuantitas pespur mengingat luasnya negara kita dan potensi konflik yg dekat, serta potensi perang dunia dimana jika terjadi kita akan kesulitan untuk beli pespur dan alutsista yg lainnya, bahkan yg bekas pun sulit.
Oleh karenanya sangat strategis untuk beli pespur (dan transportssi udara militer lainnya) dalam waktu dekat.
Sy setuju dgn ulasan di atas mengenai tank canon 105mm AMX 13 TNIAD digeser penggunaannya dari tank kavelery menjadi meriam medan pendukung gerak maju pasukan infantri alias turun derajat. Jadi meriam meriam medan 105mm TNIAD ada teman barunya yaitu tank AMX canon 105mm AMX13 lalu penempatan tank AMX tersebut ya di batalyon artileri medan bersama sama dgn meriam meruam medan TNIAD. Tank AMX 13 canon 105mm TNIAD masih banyak yg ori buatan pabrik sehingga tidak usah dilakukan modifikasi mekanisme canonnya cukup pake bawaan pabriknya dan diraqat supaya siap menembak karena tugasnya ganya sebagai meriam medan saja, hanya mesinnya aja yg harus diganti baru supaya siap operasi. Tank AmX 13bini kali udah jadi meriam medan saja kan bisa membantu menarik meriam meruam 105mm TNIAD ke lokasi penembakan sehingga meringankan tugas truk penarik meriam medan.
ReplyDeleteDemikian pula utk Tank canon 75mm AMX 13 TNIAD juga diturunkan tugasnya menjadi meriam medan 75mm saja sehingga meriam gunung 75mm TNIAD ada teman barunya yaitu tank canon 75mm AMX 13. Demikian pula utk panser Saraceen canon 75mm TNIAD juga diturunkan tugasnya menjadi meriam medan saja. Jadi tank amx 13 ini verikut oanser saraceen ini hanya bertugas sebagai meriam medan saja dan bukan utk duel tank lawan tank atau duel panser lawan panser.
Dari semua strategi pertahanan militer di Indonesia ada baiknya sedikit digeser dgn pembelian/ investasi di pengadaan berbagai macam dan spesifikasi drone sepertinya dunia sudah bergeser dgn memperbanyak dan meningkatkan teknologi drone dgn berbagai macam kemampuan selain jauh lebih murah dan lebih efisien dibandingkan peralatan tempur lainnya bisa dilihat di berbagai pertempuran an yg sedang terjadi ( Hamas - Israel, Iran - Israel, Rusia - Ukrania dll ) bahkan dgn negara kepulauan seperti Indonesia dibutuhkan kapal induk drone kita bisa mencontoh inggris yg sudah membangun kapal induk drone dan tentu saja cost nya lebih murah dibandingkan kapal induk pespur
ReplyDeleteIndonesia harus segera beli pespur mirage 2000-5/9 sebelum eskalasi perang meluas
ReplyDeleteIya, anda benar soal beli jet tempur bekas mirage 2000-5/9 tapi harus diingat ya para pilot jet tempur TNIAU maunya jet tempur baru.
ReplyDeleteBukan maunya para pilot tapi ketentuan pengadaan alusista dituntut harus baru kalo kgk ntar dimarahin DPR
Deletekarena tidak tahu adanya urgensi potensi perang dan urgensi kekurangan kuantitas pespur, maka dengan naifnya nunggu beli pespur baru
ReplyDeleteakibatnya, kesempatan untuk memperbanyak pespur hilang dengan telah disetujuinya transfer mirage 2000-9 dari uea ke maroko
Indonesia sense of urgensinya kurang, padahal kalo nanti ada perang susah kita beli pespur baru atau dapetin pespur bekas...
payah lah
Oh ya tempo hari si pusing pusing pernah berkomentar lantang bahwa Indonesia tidak akan terlibat perang karena sudah mempertimbangkan masak masak untung ruginya kalo terlibat perang terbuka, kalo sudah perang terbuka tidak ada yg untung semuanya rugi hancur hancuran, untungnya cuma satu yaitu kalo menang dalam perang terbuka.tapi itupun harus ditebus mahal usai perang karena butuh modal besar utk membangun kembali sendi sendi kehidupan serta harus mengarungi waktu transisi trauma was was stress. yg lama akibat perang.
ReplyDeleteKita mah cuma ngiler doang melihat rudal2 negara lain pada beterbangan menghiasi langit malam...kira2 kapan yah kita punya mainan seperti mereka π΄
ReplyDeletePerang ko diinginkan.... Heran saya
DeleteMesti bisa bikin sendiri yg harga produksinya ga mahal supaya bisa ngejar kuantitas makanya mesti di-push utk roket / rudal nasional , drone dgn berbagai fungsi ( drone kamikaze, serang,intai dll )
ReplyDeleteSy punya usul utk TNIAL yaitu karena kimando armada tnial ada 3 maka sebaiknya OPV korvet PPA Itali yh dibeli 2unit harus ditambah satu unit lagi sehingga total opv korvet PPA itali utk TNIAL ada 3unit. Jadi masing masing Komando Armada TNIAL dapat 1unit OPV Korvet PPA itali. Begitu juga kapal selam baru Scoorpen Perancis utk TNIAL harus ditambah 1unit lagi sehingga total TNIAL punya 3unit kapal selam baru , masing masing Komando Armada TNIAL dapat 1unit kapal selam baru scoorpen class Perancis.scoorpen class Perancis
ReplyDeleteApa beda spek sub marine 214 dengab 218 ? Knp kita ada kecendrungan milih 214 min? Bs dibahas min
ReplyDelete