Penguatan alutsista TNI secara extra ordinary terus dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan yang bersinergi dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan. Terakhir kabar yang mengemuka adalah lanjutan proses pengadaan 36 jet tempur canggih F15 ID yang pintu gerbangnya sudah dibuka lebar pemerintah AS. Kemudian diyakini dipermudah lagi dengan persetujuan lewat jalur antar pemerintah G to G, melalui mekanisme FMS (Foreign Military Sales).
Ini kurang lebih sama dengan proses pengadaan 24 jet tempur F16 blok 52 ID dan 8 helikopter serbu Apache beberapa tahun yang lalu lewat mekanisme FMS. Yang beda adalah proses pengadaan 5 pesawat angkut berat Super Hercules yang kontrak efektifnya ditandatangani tahun 2019 lewat jalur G to B, dengan pola DCS (Direct Commercial Sales). Kemenhan RI langsung bernegosiasi dengan OEM (Original Equipment Manufacturer) Lockheed Martin AS. Patut dicatat bahwa ekspor alutsista AS baik yang melalui jalur FMS maupun DCS harus mendapat persetujuan dari pemerintah dan parlemennya.
Pengadaan jet tempur F15 ID sangat dipengaruhi oleh keinginan kuat Indonesia untuk mendigdayakan kekuatan angkatan udaranya yang punya ruang udara seluas Eropa. Disamping itu sebagaimana pernah mengemuka bahwa AS telah memberikan fasilitas keringanan bea masuk ribuan komoditi ekspor Indonesia ke Paman Sam. Fasilitas ini dikenal dengan istilah populer GSP (General Specialized Preference). Dengan itu surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai puluhan milyar dollar selama puluhan tahun. Pada era pemerintahan Donald Trump GSP ini pernah mau dicabut. Nah, pembelian alutsista dari AS salah satunya adalah untuk meringankan timbangan neraca yang berat sebelah, kata pemerintahan Trump waktu itu.
Keputusan pemerintah AS memberi ruang bagi Indonesia untuk mendapatkan jet tempur canggih F15 ID merupakan langkah kuda seiring dengan dinamika geopolitik kawasan Indo Pasifik. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi kedirgantaraan terkini masih ada kelas jet tempur siluman F35 yang lebih mutakhir. Dan hanya negara sekutu AS yang bisa mendapatkannya seperti Australia, Singapura, Korsel dan Jepang. Meskipun begitu kita berpendapat sudah sangat bagus memperkuat teritori kedirgantaraan dengan jet tempur F15 ID sebagai pengganti jet tempur Sukhoi SU35. Apalagi sudah ada jet tempur Rafale dan Mirage.
Keputusan akhir (final decision) ada ditangan pemerintah, kata Menhan Prabowo kemarin. Dan pastinya Kementerian Pertahanan bersama Bappenas dan Kementerian Keuangan sedang berkoordinasi ketat seiring dengan tenggat waktu. Presiden yang akan memutuskan dengan mempertimbangkan banyak hal. Misalnya pintu persetujuan sudah lapang, GSP sudah aman, FMS terbuka lebar. Namun situasi dan antisipasi cuaca buruk perekonomian ke depan juga harus disikapi dengan serius dan waspada. Sementara persetujuan pemerintah AS akan expired akhir tahun ini jika tidak ada respon tindak lanjut dari Indonesia.
Prediksi kita pemerintah akan bersetuju dengan pengadaan jet tempur ini tetapi jumlahnya mungkin tidak sampai 36 unit. Melainkan hanya ada di kisaran 16-18 unit. Sepertinya ini win-win solution. Bukankah awalnya Menhan Prabowo yang bertandang ke AS untuk minta persetujuan. Kemudian pemerintah AS merespon. Melalui lembaga dibawah kementerian pertahanan DSCA (Defense Security Cooperation Agency) menerbitkan dan mempublikasikan persetujuan detail penjualan 36 jet tempur F15 ID. Artinya monggo kerso. Lalu Menhan berkunjung lagi ke Pentagon untuk negosiasi dan hal-hal teknis. Paling akhir Menhan AS Lloyd Austin berkunjung ke Jakarta Senin 21 Nopember 2022 yang lalu. Artinya semua ini adalah sinyal positif.
Kita tidak perlu jua terpaku dan melotot dengan nilai dollar yang dipublikasikan DSCA bulan Pebruari 2022 yang lalu. Angka itu sesungguhnya adalah angka penawaran, bukan harga persetujuan kontrak. DSCA pernah menerbitkan harga penawaran Apache milyaran dollar. Nyatanya nilai kontrak efektifnya hanya separuhnya. Sembari menunggu final decision dari Presiden Jokowi kita berharap win-win solution akan menjadi marwah keputusan. Adonannya sudah tersedia, kesediaan pemerintah AS memberi lampu hijau, model FMS, menghargai persahabatan kedua negara, kita yang berinisiatif, ada GSP, antisipasi iklim perekonomian dunia yang menuju resesi, pandemi belum usai. Mari kita menunggu final decision dengan semangat membangun investasi pertahanan.
****
Jagarin Pane / 24 Nopember 2022
Masalah utama RI meremajakan sekaligus membawa alutsista militer ke arah mengikuti kemajuan teknologi alutsista yg ada dewasa ini adalah uang, karena uangnya itu hasil pinjaman luar negeri utk PLN sebesar USD 20,7 milyar. Peremajaan alutsista semua Matra TNI tidak boleh melebihi USD 20,7 milyar. Karena tawaran dari USA itu sudah telat karena RI berpaling ke Perancis Italia dan korsel.v Karena sudah telat sebaiknya tidak usah diambil tawaran USA itu karena akan mengganggu anggaran USD 20,7 milyar yg sudah disusun prioritas pembelian Alutsista baru buat TNI, kalo dipaksakan juga menerima tawaran itu, maka biaya alokasi akan bengkak melebihi USD 20,7 milyar dan kalo sudah begini akibatnya RI harus membuka lagi utk pinjam uang diluar USD 20,7 milyar. Inilah sumber masalahnya karena kalo kaga waspada bisa kacau balau uang negara karena tergerus lunasi utang itu. Sebetulnya USA itu yg salah karena lama merespon keinginan RI beli F35 sebagai ganti SU35 Rusia. Jadi sebaiknya tinggalkan tawaran USA dan tetap fokus atas kebijakan yg sudah disusun atas dana pinjaman utang USD 20,7;milyar.
ReplyDeleteIni ga pake dana PLN mas... Jadi nggak ke ganggu dana yang 20 Miliar dollar.... FMS skema nya cicilan langsung ke pemerintah US... dengan cicilan 20 tahun lebih. .. Dan tanpa RMP... Itu kata om alman helvas
DeletePendapat anda benar, memang utang luar negeri PLN yg dialokasikan utk alutsista baru sebesar USD 20,7 milyar itu tidak termasuk utk beli F15EX USA karena saat menetapkan penggunaan USD 20,7 milyar itu utk beli alutsista TNI USA belum tawarkan F15ex ke RI, nah setelah RI teken deal beli dan bayar lunas 6unit Rafael Perancis barulah USA tawarkan F15ex ke RI tapi harus bayar lunas sekaligus tidak bisa dicicil. sampe sekarang belum diputuskan deal beli F15EX utk tniau dan masih nego nego karena RI kesulitan sediakan dana pembelian bertaha 36unit F15ex USA kondisi baru, lalu USA menawarkan skema pembelian seperti yg anda sebut di atas tadi cuma belum ada tanggapan dari RI karena pembayaran cicilan skema USA tadi nanti nya bakal menyulitkan RI karena mencari sumber pinjaman utang lagi dari mana padahal di satu sisi utang luar negeri PLN yg sudah di dapat RI harus dibayar lunas cicilannya.
DeletePercuma saja memaksakan diri beli F15EX USA karena itu kosongan dan nantinya kalo beli rudal rudalnya bakalan dipersulit dan dibatasi jumlahnya tapi di downgrade dulu dan yg jelas tidak akan dikasih rudal rudal baru yg muktahir. Beda dgn beli jet tempur Rafael Perancis, di sini Perancis membebaskan RI mau pilih rudal yg mana dan yg paling penting ada uang lebih atau kaga, itulah enaknya berbisnis senjata dgn negara negara benua Eropa.
ReplyDeleteMau tau kenapa USA selalu membatasi jumlah pembelian Alutsista militer yg hendak dibeli RI? Jawabannya adalah contoh kecil yaitu pilot pilot tempur tniau yg dari sejarahnya mereka pemberani duel di udara tangan kosong apalagi kalo dibekali rudal rudal mutakhir bakalan puyeng pilot jet tempur musuh. Karena itulah pilot pilot tempur tniau selalu dimonitor USA karena ada skill mereka rata rata pilot pemberani ajak duel di udara tangan kosong
ReplyDeleteUSA merasa kecolongan terhadap senjata mesin ringan buatan Pindad lisensinya FN Belgia. Hal ini terkuak saat perlombaan Aan menembak senjata mesin ringan antara negara NATO beserta undangan, RI termasuk delegasi yg diundang dgn bawa SS2 hasil modifikasi SS1 lisensi FN Belgia, hasilnya mengagetkan dunia internasional kok bi sa SS2 unggul di atas angin dan memenangkan hampir semua jenis perlombaan. Dan dari sinilah USA was was terhadap RI terutama industri pertahanan RI.
ReplyDeleteMakanya USA selalu mengontrol setiap kemajuan teknologi alutsista TNI bila beli alutsistanya dari USA dan USA tidak bisa menghasilkan kontrol bila beli alutsista di Eropa karena rata rata produsen senjata di Eropa hanya melihat uang calon pembeli alias ada uang ada barang, mau yg baru mutakhir ya siapkan uang lebih segini mau? Itulah enaknya berbisnis senjata di Eropa terutama Perancis Italia Turkey Spanyol Swedia, di sini Jerman tidak termasuk ya karena agak takut sama USA.
Kenapa takut? Kalau takut kenapa pakai agak?
DeleteKenapa takut?, Kalo takut kenapa pakai agak? Jawabannya silahkan tanya langsung pemerintah Jerman yaitu saat penyerahan Jerman kepada USA +sekutu sekutu USA sebagai menyerah kalah atas PD 2,; Saat tanda tangan meyerah itu, ada deal deal apa antara Jerman dgn USA+sekutu sekutu USA sehingga sampe saat ini Jerman tunduk diam terhadap USA bahkan di Jerman sendiri hingga detik ini ada sebuah pasukan khusus USA yg bermarkas di Jerman bukan di negaranya sendiri USA. coba silahkan tanya sendiri ke pemerintah Jerman atau buka buku buka sejarah penyerahan Jerman SBG tanda menyerah kalah dalam PD2.
DeletePerbandingan yg tak sepadan, cak.
DeleteMana yang benar antara informasi yang disampaikan dalam website : https://www.jejaktapak.com/2022/11/22/jalur-f-15ex-indonesia-masih-terjal/amp/, dengan website ini : https://www.airspace-review.com/2022/11/21/prabowo-pembelian-jet-tempur-f-15-menunggu-persetujuan-akhir-dari-pemerintah/#comments, dan website ini: https://militermeter.com/amerika-setuju-selangkah-lagi-pesawat-f-15-perkuat-tni-au/, berbeda. Mohon ada informasi supaya tidak simpang siur.
ReplyDeletePosisinya skrng bolanya di pemerintah krn antar menteri pertahanan sdh deal
DeleteYang jelas sepertinya RI kebingungan saat tiba tiba USA beri lampu hijau utk beli F15EX baru tak tanggung tanggung USA sodorkan 36unit F15ex baru utk dibeli RI tanpa konfirmasi dulu dgn RI padahal saat itu RI menetapkan pilihan beli 42 unit jet tempur Rafael Perancis baru gres tapi belinya bertahap dan pembayarannya sesuai tahap tahapnya. Coba saat dulu USA cepat tangga langsung tawari RI sewaktu RI cari cari jet tempur baru buat tniau pengganti SU35 mungkin yang dipilih RI saat itu ya F15ex bukan Rafael Perancis, amat disayangkan USA jual mahal ke RI saat RI cari cari jet tempur baru. RI sepertinya kebingungan menyediakan tambahan anggaran utang buat beli 36unit F15ex, akibat jual mahal USA itu akhirnya RI beli Rafael Perancis karena yg nyambut RI saat cari cari jet tempur baru hanyalah Perancis, Swedia aja juga jual mahal utk jet tempur baru Saab JAS 39 yg harga unit kosongan ya hampir sama dgn Rafael Perancis baru kosongan padahal cuma satu mesin sedang Rafael Perancis 2mesin .
ReplyDeleteTawaran F15ex baru dari USA ini benar benar membuat bingung RI kenapa? Bila ditolak ada ras tidak enak ke USA karena perdagangan RI ke USA selama puluhan tahun didapat kemudahan dan keringanan pajak dari USA sehingga mengalami surplus dagang yg menguntungkan RI selain itu dikwatirkan kalo tawaran ditolak bisa bisa USA menghilangkan kemudahan + menaikkan pajak terhadap barang dari RI dan ini akan kacau balau buat perdagangan RI-USA, bila diterima tawaran tsb terus terang RI kaga ada dananya, makanya muncul beli nyicil tapi ditolak mentah mentah USA dan harus cash semua 36unit F15ex itu. Inilah sebetulnya yang membuat bingung RI, mudah mudahan RI bisa temukan jalan atasi masalah ini.
ReplyDeleteNot bad opinion..
DeleteJawabannya adalah ya beli F15ex sejumlah 36 pesawat, mumpung ada kesempatan
ReplyDeleteduit bisa dicari
agar AS menurunkan kecurigaannya atas upaya mandiri kita untuk memproduksi senjata sendiri
agar proyek kfx/ifx kita berjalan dengan mulus
rudal dan bom bisa dicari dan dibuat ..
.
.
.
Apakah ada hubungannya dengan teknologi yg di pakai Kfx/ifx?Indonesia harus beli dulu pesawat US?
ReplyDeleteMenurut saya Indonesia di atas angin..karena kita surplus perdagangan dengan US dan kita negara di Asia yg bisa mengimbangi Cina di LCS..
Benang merah F15ex baru
ReplyDeleteKalo kita teliti sejarah awal CAATSA ujungnya RI gagal beli SU35 Rusia lalu entah kenapa saat kerja sama KFX-IFX korsel-RI berlangsung tiba tiba USA wanti wanti Korsel utk menghalangi teknisi teknisi RI utk tidak menyentuh apalagi mengakses teknologi kunci di KFX-IFX itu lalu dari sinilah RI mulai malas bayar cicilan yang kesepakatan kerja sama tapi tiba tiba saja USA tawarkan 36unit F15ex baru ke RI tapi tidak bisa dibayar cicil. Nah benang merahnya ada di sini yaitu sepertinya USA berusaha keras agar RI tidak bisa merakit dan membuat sendiri jet tempur dari nol sampe delivery ke tniau. Apalagi ada PT INFOGLOBAL yg namanya melejit di dunia avionik dan piranti elektronik jet tempur.
Utk kasus laut Natuna, bila militer China hanya pake alutsista jadul bukan yg mutakhir jelas militer RI bisa mengimbangi tapi kalo militer China pake alutsista yg baru+mutakhir ya tebak sendiri hasil akhirnya karena RI belum punya teknologi anti jummer.
beli sistem senjata mutakhir musti dilengkapi pelor, rudal dan spare partnya, beli pespur jg kudu lengkap dg rudal dan spare part pswt nya, per 1 unit pespur minimal dilengkapi stok 20 rudal jarak pendek + 10 rudal jarak sedang + 5 rudal jarak jauh anti pesawat, ditambah 20 rudal udara ke darat/laut.
ReplyDeletestok spare part wajib punya cadangan sampai 3000 jam terbang per unit pespur, beli senjata jelas buat dipakai utk menghadapi perang, dlm masa damai berguna utk keunggulan di kawasan, patroli dan pelatihan awak pswt.
pilihan F15 sebenarnya amat tanggung jika dihadapkan dg kemajuan teknologi negara² tetangga kita yg sdh mengadopsi pespur siluman, seperti singapore dan aussie plus china, ada baiknya kita ngotot beli F35 utk menjaga keseimbangan kawasan, cobalah nego lg bisa dapat F35.
Mantap
ReplyDeleteKalau Beli F15 dapat transfer teknologi lanjut ......, tp klo nggak dapat apa2 ngapain lanjut. Masalah GSP tergantung kondisi politik di USA, ganti presiden bisa ganti kebijakan. jadi pemerintah Indonesia harus mempersiapakan diri sewaktu waktu GSP bisa di cabut. tidak ada makan siang gratis.
ReplyDeleteDi saat tetangga dekat dan tetangga jauh sudah punya F35, seharusnya kilta lebih fokus dan mati2an untuk bisa mendapatkan radar dan sistem pertahanan udara yg sepadan dengan potensi ancaman tingkat tinggi yg di tebar oleh F35 tersebut, walaupun itu sama sulitnya seperti mendapatkan F35 itu sendiri, karena untuk saat sekarang cuma S400 saja yg di takuti F35. Kalau mau mengejar ketertinggaln pespur kita gak bakalan mampu karena mainan mereka sudal di pespur g.5 bahkan sekarang mau menginjak g.6, sedangkan kita mau memiliki g.4,5 saja jalannya masih panjang dan terjal, dan juga kalau suatu saat kita baku hantam dengan mereka kemungkinan F15 ini gak bisa di gunakan.
ReplyDeleteI don't think so..
ReplyDeletekalau kita belum bisa beli barang gahar seperti punya tetangģa, minimal kita harus punya antidotnya.contohnya seperti turki.
DeleteDi beritakan 4 bji F35 australia mendarat di bali untuk ngisi bahan bakar dan itu atas persetujuan resmi dari pemerintah pusat, Itu Berarti Baru pertamakalinya F35 mendarat di indonesia. YA KALAU DI DARAT BARU PERTAMA KALI TAPI KALAU DI UDARA MUNGKIN SUDAH SERING MONDAR MANDIR TANPA IZIN.
ReplyDeleteSedih saya...
ReplyDeletemari kita kaji jg dari kacamata awam kita sbg fans militer, sebaiknya para pakar militer mengkaji dg poin dasar :
ReplyDeletemampukah rafa, sukhoi 27/30 dan F18 melawan pespur siluman punya singapore/aussie dan china ?
dari harga F18 sangat mahal menguras dompet, pespur siluman china kemampuan nya tdk bisa dianggap remeh karena belum ada negara lain yg pakai, teknologinya msh rahasia.
bila kita mau mengandalkan kemampuan radar darat anti siluman ... berapa besar investasi yg dibutuhkan utk menutup semua celah udara NKRI yg luasnya sangat besar ??? apakah efektiftivitasnya mumpuni ?
F35:jet tempur generasi5 sering disebut jet siluman, siluman ini hanya utk awak operator radar aktif utk jangkauan deteksi radar antara 500-1000km, di daerah jangkauan itu jet siluman hanya terseksi sebagai pesawat baling baling type Bonanza alias pesawat baling baling kecil utk melatih calon pilot sipil asal F35 itu terbang tidak ngebut Itulah yg dimasuk dgn siluman tapi bila pilot F35 itu si daerah jangkauan radar 500-1000km ngebut ya silumanya hilang dan awak operator dipastikan menyimpulkan itu jet tempur . Itulah yg dimaksud siluman ya.
ReplyDeleteSambungan:
ReplyDeleteF35 berhasil lewat dari tangkapan radar 500-1000km barulah pilot F35 extra hati-hati karena akan masuk jangkauan radar musuh berbasis darat radius 2200-500km, di sini awak operator harus jeli melihat layar tangkapan radar apakah itu jet tempur atau pesawat kecil sipil karena di radius ini F35 mulai terbuka takbirnya sedikit sedikit seperti wujud jet tempur kecil semacam hawk /alpha jet, nah disinilah awak operator radar harus jeli mahir menentukan kalo itu jet tempur kecil supaya buru buru lapor dan bunyikan sirine serangan udara, kenapa? Karena F35 itu diciptakan utk bawa rudal rudal pintar bukan bawa rudal konvensional dimana rudal rudal pintar itu mulai ditembakan di radius ini 200-500km utk sasaran markas tentara markas tank panser gudang senjata dll. Disinilah awak operator radar harus waspada dan jeli menebak kehadiran jet siluman semacam F35.
Sambungan:
ReplyDeleteBila F35 ini masih bisa lolos dari jangkauan radar musuh 200-500km, berarti operator radarnya bodoh dan tidak jeli serta kurang pengalaman. Setelah lolos radar ini barulah F35 memasuki radar darat musuh radius 0-200km. Dan di radius inilah F35 sifat silumannya sudah hilang sehingga di layar radar radius ini F35 benar benar nampak wujud jet tempur badan besar sehingga barulah musuh sadar dan buru buru ambil tindakan secara mendadak. Nah di sinilah baru ketahuan wwujud asli F35 dan rata rata pilot F35 mulai stres dan kwatir bila ketemu pilot jet tempur musuh yg skillnya hebat kenapa? Karena dari bocoran hasil tes ternyata F35 kurang lincah dan kalah dgn F16 C/D bila diajak duel di udara dan kalah kencang dari F16A/B/C/D. Di sinilah F35 akan jatuh ditembak F16 musuh dgn senjata mitraliur 12,7mm bila si pilot F16 musuh ini skillnya hebat. Hasil bocoran tes menunjukkan kelemahan F35 bila duel di udara dan disarankan pilot F35 utk segera ambil langkah seribu alias kabur.
Kesimpulan F35
ReplyDeleteJet tempur F35 memang tidak dirancang utk duel jarak dekat karena kurang lincah dan si pilot disarankan utk tidak duel di udara karena bakalan jatuh tertembak musuh.
F35 itu hannya dirancang utk membawa rudal rudal pintar yg harus ditembakan ke arah target jarak 200-500km, makanya F35 ini harus terbang dulu melewati radar musuh berbasis darat radius 500-1000km dan tidak terdeteksi radar 500-1000km milik musuh.
Dan rata rata F35 ini tidak dibekali rudal rudal konvensional sehingga bila berpapasan jet tempur musuh yg bawa rudal udara ke udara konvensional, maka dipastikan si pilot F35 akan stress dan puyeng karena bisa tertembak dan jatuh.
Sependapat dgn bung Jagarin . Ekonomi dan keamanan dunia kedepan yg tdk stabil serta tahun politik 2024 di Indonesia.
ReplyDeleteKita hindari kontrak pembelian senjata ( produksi ) dari LN dgn nilai yg sangat besar. Tapi klau utk pembuatan ALUTSISTA terutama KRI didalam RI sangat setuju dananya disiapkan .
F35 vs SU35
ReplyDeleteDalam radius 0-200km bila F35 vs SU35 duel di udara dipastikan yg menang adalah SU35 walaupun kedua pilot sama sama skillnya hebat hebat asalkan SU35 itu asli Orisinil seperti milik AU Rusia dan bukan di downgrade ya.
Utk radius 200-500km dipastikan F35 yg menang karena rata rata F35 dibekali rudal rudal pintarvyg harus ditembakan dalam radius 200-500km. Tapi Rusia tidak tinggal diam karena Rusia meluncurkan rudal hipersonik jangkauan 500-3000km. Nah disinilah kehebatan nama F35 rontok karena bisa dihajar rudal hypersonik rusia tanpa ketemu jet tempur Rusia dan jet tempur Rusia yg dirancang bawa rudal hypersonik ini adalah SU57 jet tempur generasi5.
Emang udah ada bung rudal hypersonic udara - udara..bukankah yang ada baru rudal hypersonic udara darat...
DeleteSU35:AU RRC
ReplyDeleteOh ternyata SU35:milik RRC itu tidak orisinil seperti punya AU Rusia, Rusia pintar karena tau RRC suka menjiplak alutsista militer Made in Rusia, makanya dikasihlah SU35 yg didowngrade. Itulah kenapa RRC marah dan tidak puas akan kinerja SU35:yg dibelinya, demikian juga urusan mesin jet tempur Rusia amat susah dijiplak RRC yg akhirnya terpaksa RRC buat sendiri mesin jet tempur tapi kwalitasnya buruk dan disini Rusia tidak mau kasih ramuan teknologi mesin jet tempur Rusia ke RRC
@ pusing
ReplyDeletekalau anda nyalakan "radar aktif" di daratan, bakalan gosong dikejar rudal udara ke darat, mau gelar "radar pasif" ? berapa banyak lokasi yg hrs di cover ?
dalam filosofi perang jgn pernah remehkan kemampuan senjata negara lain boss, banyak baca berita memang wajib, tapi yg anda baca, siapa yg bikin artikel nya ?
Iya, betul dan memang pendapat anda tidak ada yg salah sebagai orang awam ya, saya juga waktu nulis soal F35; pasti nantinya banyak pembaca yg tidak percaya tapi yg saya baca dari berbagai sumber ya memang kaya begitu soal F35, mau gimana lagi y karena barang baru pasti ada yg hebat dan diunggulkan tapi ada kelemahannya juga tapi intinya ya F35 itu tidak lincah dan sebisa mungkin hindari duel di udara.
ReplyDeleteHanya mengandalkan silumannya, manuvernya kalah lincah dgn su27
DeleteSoal menjaga pertahanan diri negara berpuluh pulau seperti RI memang tidak mudah karena negara berpuluh pulau itu open area dan banyak celah utk dimasuki musuh, melengkapi diri dgn beraneka ragam alutsista pastinya memakn biaya yg besar. Coba anda tanyakan kepada para jendral jendral baik yg masih aktif maupun yg udah pensiun, tanyakan kepada mereka gampang atau susah mempertahankan diri negar berpuluh pulau seperti RI dari serangan musuh? Sejarah sudah membuktikan pasti akan jebol juga pertahanan diri yg kokoh utk negara berpuluh pulau bila diserang bertubi tubi oleh musuh apalagi usuh tau negara berpuluh pulau yg mau diserang itu duitnya sedikit sehingga alutsista pertahanan diri jadi seadanya saja.
ReplyDeleteMakanya bagi sebagian penganut aliran militer garis keras pertahanan terbaik adalah menyerang. Prinsip awal pemikiran ini juga berawal dari sivis pacem parabellum.kalau sudah siap untuk perang tapi ancaman tidak juga surut ya harus diserang. Selagi bumi berputar perang akan selalu terjadi. Maka celaka dan malang lah bangsa dan negara yg tidak bersiap2 waspada jika terjadi perang. Apalagi negara itu kaya akan SDA. maaf jika salah. Hanya TUHAN YG TAHU PASTI
DeleteJet tempur siluman itu masih try and error' karena belum ditemukan rancang bangun yg oke utk sebuah jet tempur siluman rancang bangunnya masih masa masa transisi sampe ditemukan desain jet tempur siluman yg ideal. F35 ini masuk masa masa transisi alias masa try and error', terutama mesinnya itu sebetulnya bukan mesin jet tempur siluman yg sesungguhnya, kenapa? Ya karena belum dibuatkan secara khusus utk jet tempur siluman. Mesin jet tempur siluman itu harusnya kecepatannya hypersonic seperti rudal hypersonic cuma belum ditemukan ramuan yg pas utk buat mesin jet tempur kecepatan hypersonic. Rencananya jet tempur siluman itu bukan dipersenjatai mitraliur 12,7mm tapi senjata laser .dan senjata laser ya masih tahap experiment.j Jadi sebetulnya belum ada jet tempur siluman sejati cuma yg ada sekarang adalah jet tempur setengah setengah siluman termasuk F35 USA ini ya.
ReplyDeleteRadar pasif
ReplyDeleteRadar pasif ini sangat ngetren saat PD2, karena radar ini tidak bisa membeda bedakan pesawat apakah pesawat sipil atau militer, yg penting radar ini bisa memberitahu ada pesawat datang dari arah..... dan langsung membunyikan alarm tanda darurat serangan udara. Radar ini juga tidak bisa membedakan kawan dan lawan. Makanya saat PD2 banyak terjadi pesawat militer kawan bukan musuh tertembak meriam meriam anti serangan udara sebabnya adalah begitu radar pasif mendeteksi ada pesawat datang langsung alarm darurat serangan udara berbunyi dan langsung meriam meriam anti serangan udara menyalak sejadi jadinya tanpa tau itu pesawat sendiri atau pesawat kawan ataukah pesawat musuh .
Dengan semakin majunya teknologi senjata tetap saja ada produsen pabrik mempertahankan produksi radar pasif ini tapi dengan tambahan sentuhan teknologi yaitu wujud radar pasif era PD2 besar besar sekarang dibuat ringkas kecil seperti tabung silinder berbentuk antena panjang.
Antena pasif ini tetap dipertahankan tugasnya dari era PD2 sampai sekarang karena musuh tidak bis membungkam posisi radar pasif ini karena posisinya bisa berpindah pindah dan radiasi pancaran radar pasif ini kecil sekali sehingga menyulitkan deteksi si radar jet tempur musuh. Radar pasif ini tidak membutuhkan perangkat elektronik tambahan yg komplex dan rumit seperti pada radar akrif.
Ingat beberapa tahun yang lalu ada berita bahwa pesawat sipil penumpang Malaysia tertembak rudal dan jatuh hancur lebur, mau tau kenapa? Karena saat pesawat penumpang sipil Malaysia terbang di bawahnya ada radar pasif musuh sehingga langsung dikirim rudal karena awak radar pasif itu tidak tau itu pesawat sipil atau militer dikarenakan radar pasif itu hanya beritahu ada pesawat datang langsung membunyikan alarm darurat serangan udara .
ReplyDeleteWah ini mulai panas diskusi para fans pak jagarin
ReplyDeleteMakin asyik disimak 😀😀
DeleteMenurut saya Indonesia tdk perlu membeli dlm jumlah banyak krn teknologi 20th kedepan sdh akan banyak alutsista pake baterai kgk pake minyak lagi. Hal ini telah tercermin dari penerapan teknologi baterai pada mobil & motor.
ReplyDeleteMenurut saya indonesia tidak perlu beli karena indonesia tidak akan perang 20 th lagi dan indonesia tidak ada ancaman karena tidak punya musuh semua teman. Xi xi xi xi....
ReplyDeletePemikiran yang kolot tahun 80 an
DeleteBukan pemikiran kolot. Itu sindiran halus yg nyelekit
DeleteYa prinsip yg sangat salah zero enemy..
ReplyDeleteSy fans Su 35 tapi tetap salut dg F 35 artinya tiap pesawat tempur tipe dan buatan negara manapun tetap harus diperhitungkan, dilarang merendahkan kualitas kemampuan tiap produk, lebih baik lagi bila kita tetap mempelajari dan memahami karakteristik setiap pesawat walaupun hanya diatas kertas, publikasi dan iklan pabrikan boleh saja disebut paling hebat tapi kemampuan tempur sebenarnya hanya perang yg membuktikan.
ReplyDeletekami bangsa indonesia berharap kepada yg mulia presiden xi jinping tuk sudi lah kiranya mengirim satu atau dua biji mah j 20 buat jalan2 di wilayah udara indonesia DENGAN tanpa izin pemerintah RI, supaya pak jokowi murka, karena kalau beliau sudah murka jangankan cuma 18 biji F 15, 36 biji pun pasti langsung di bungkus tanpa nyicil....AMIIN.
ReplyDeleteMana bisa gitu. Kan kakak besar
DeleteMenunggu final decision
ReplyDeleteAkuisisi F15ex baru USA utk tnial benar benar membuat pusing RI karena harus dibeli 36unit sekaligus dan tidak bisa di beli ketengan atau setengahnya saja. Tentu RI tidak bisa menolak karena kwatir USA akan marah dan menyetop kemudahan perdagangan RI yg masuk ke USA. Walau bila nantinya disetujui pembelian sekaligus via FMS tetap saja RI pusing 7keliling karena uang nyicilnya dari mana sumbernya. Kalo buka utang luar negeri pastinya akan memberatkan RI nantinya karena RI sudah dapat pinjaman utang luar negeri utk PLN yg USD 20,7 milyar dari pinjaman itu disisihkan utk beli alutsista TNI yg baru. Pinjaman ini nantinya juga harus dicicil bertahap oleh RI. Kalo memaksakan terus beli F15EX ini dikwatirkan alutsista yg udah mau deal dibeli akan dibatalkan seperti pembelian fregat FREEM Itali Fregat mogami Jepang kapal selam scoorpen perancis, nah utk menyiasati dibatalkan pembelian kapal selam scoorpen ini terpaksa RI melanjutkan batch2 changbogo senilai hampir USD1milyar lalu utk heavy fregat pembeliannya hanya heavy fregat A140arrow Inggris yg tadinya cuma 2unit ditambah sampe total 6unit saja. Bisa jadi pembelian Airbus A400 Atlas hanya sampe 2unit saja berikut mungkin juga dibatalkan pembelian Mirage 2000 ex AU Qatar. Bahkan bisa juga daftar list antrean alutsista yg mau dibeli pastinya akan ada yg dihapus.
Sebetulnya kalo diperhatikan pemaksaan USA utk menyodorkan F15ex ini sebetulnya tanpa disadari utk mengacaukan keuangan RI yg telah disusun lengkap peruntungannya karena USA melihat RI lebih condong ke Eropa dan RRC utk membeli produk barang baik sipil maupun militer. Di kasus ini embargo bisa terjadi lagi bila USA marah.
Dan kenapa pembelian F15ex baru USA harus sebanyak 36unit ini disebut pemaksaan oleh USA ke RI? Karena USA melihat adanya surplus perdagangan barang dari RI ke USA yg menguntungkan RI tapi merugikan USA dari sisi pajak pendapatan USA dan bila RI menolak utk beli F15EX baru itu mungkin timbul ancaman baru buat perdagangan barang RI yg masuk ke USA dimana nantinya kemuhanan yg didapat RI selama ini distop serta pastinya USA akan menaikkan pajak tinggi terhdap semua barang RI yg masuk ke USA, akibatnya nantinya export barang dari RI ke USA akan menurun tajam dan akhirnya merugikan RI tapi menguntungkan USA .
ReplyDeletekesimpulannya: tetap harus beli F15ex tersebut sebanyak 36 buah .. dan pembelian alutsista yg lainnya jangan ditangguhkan, tetap harus dibeli
ReplyDeleteKita lagi kekurangan alutsista
kalau memang harus F15 harus downgrade supaya tdk terlalu mahal atau ganti keselera lama F16 block 70 yg sudah mumpuni
ReplyDeleteKalau menurut saya, jika USA menginginkan F15 ID tidak boleh dicicil alias bayar tunai sekaligus, apalagi belum tentu ada ToT, dan untuk menghargai perasaan USA atas kemudahan karena tidak dikenakan pajak masuk atas barang2 ekspor yg mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia naik, adakah beli alutsista bekas tapi dalam jumlah banyak, misalnya heli Chinook 36 unit, Apache blok D utk TNI A.D sebanyak 64 unit, Heli Super Zulu untuk TNI A.L jumlah 64 unit, heli angkut medium, F15 second sekaligus upgrade body juga mesin plis avionik dlm jumlah 70 unit sekalian suku cadang dan rudal, juga avionik terbaru, F18 second plus upgrade body, mesin, dan avionik jumlah 60 unit, 40 baterai peluncur rudal himars dan rudal serta suku cadang.
ReplyDeleteJuga black hawk dan nbell 412 yg dipersenjatai serta 80 unit hovercraft second yg dapat mengangkut 12 unit kendaraan truk, dipersenjatai, juga mini 6 barrel gun, 200 unit humpvee, juga 200 unit LVTP second
ReplyDeleteLumayan ditempatkan 5 % dari masing2 jenis alutsista di natuna, Gorontalo, Nias, Aceh, di Tahuna, di Palu, kemudian di Tarakan, juga di NTT serta di Timika, Nabire, di Manokwari,dan Sorong serta Fak2 akan juga di Selayar serta di selatan malang, di Madiun juga di Tuban, di Madura, serta di Pontianak, di Ambon, di Gorontalo, di Sumbawa besar, di Lombok dan di beli sebelah Timur, di Samarinda, di Penajam Pasir Utara dan Balikpapan serta di Tanah Grogot akan membuat pertahanan negara kita menjadi kuat
ReplyDeleteBarusan sy liat di berita korsel meremehkan Indo utk bs bikin pespur d dlm ngri padahal dr segi kmampuan rancang bngun pesawat dr nol blm di miliki oleh korsel sebaliknya Indo sdh ada,mentang2 pesawat dah jadi mereka menghina kita kalau gak indo bli alutssta korsel sampai skrang mngkin blm di knal senjta korsel trsbt..
ReplyDeletememang sangat menyakitkan pernyataan dari Korsel, dg kemampuan Indonesia sdh membangun pesawat penumpang komersil seharusnya mereka malu, baru bisa bikin KFX sdh besar kepala, bikin pesawat penumpang lebih sulit karena menyangkut keamanan dan kenyamanan penumpang, sbg bangsa yg besar kita hrs membuktikan dan tdk boleh minder, sejarah leluhur kita lebih besar daripada bangsa Korea.
ReplyDeleteRI memang bisa membangun alias merakit pesawat bersayap tetap maupun helikopter tapi itu tinggal mengikuti buku manual merakit pesawat atau helikopter dan buku manual merakitnya itu bukan PT DI yg membuat tapi si pabrik yg menciptakan pesawat dan helikopter yg dirakit oleh PT DI. Contoh CN235 itu ciptaan Airbus Spanyol bukan PT DI, CN 212 itu ciptaan Airbus Spanyol bukan PT DI lalu NC 295 itu diciptakan oleh Airbus Spanyol, jadi jelas ya si penciptanya itu yg membuat buku manual utk merakit dari nol sampe jadi utuh pesawatnya lalu menciptakan buku manual tes tes utk uji terbang statis di darat lalu uji terbang langsung menerbangkan selama sekian menit. KFX itu diciptakan oleh Korsel sehingga yg menciptakan buku manual merakit dsb itu ya pihak pabrik Korsel bukan RI, jelas ya perbedaannya karena PT DI tinggal mengikuti petunjuk buku manual merakit sedang KFX Korsel harus membuat sendiri buku manual merakit, pantas Korsel sangsi apakah RI bisa merakit sendiri IFX di PT DI hanya mengandalkan 40orang teknisi/engenering.
DeletePesawat terbang yg benar benar ciptaan PT DI cuma ada 2:yaitu N250 dan N219 sehingga PT DI harus membuat sendiri semua buku manualnya mulai dari buku manual merakit dari nol sampe jadi utuh wujud pesawatnya dsb.
DeleteJadi tolong dibedakan ya antar membuat sama menciptakan.
Setau saya cn 235 itu di ciptakan dr nol oleh casa dan iptn waktu thn 70 an makanya pembagian wilayah penjualan jg di bagi ini betul2 ciptaan bersama iptn dan casa bkn hanya spanyol..
DeleteSelama ini Indonesia adlh pendukung reunifikasi kolera seharusnya sekarang di liat kembali kbijakan trsbt karna mlhat tindak tanduk kolera yg sering nakal dan merugikan kita,coba kalau gak ada mamarika d sana mungkin selatan inisdh hancur..
DeleteTp kalau nc 212 ya itu asli rancangan airbus spanyol indonesia hanya melibatkan pak habibie waktu itu dlm perancangannya..
DeleteWaktu BPK Habibi masuk alias kembali ke RI C235 itu sudah terbang sudah punya pangsa pasar dan yg menciptakan sekaligus membuat ya pabrik CASA Spanyol.
DeleteSaat BPK Habibi menjabat menristek barulah ada pendekatan ke pabrik CASA Spanyol utk dapat licensi pembuatan di RIi seperti sejarah awal SS1pindad yaitu dpt licensi FN Belgia . Tahap pertama dikasih licensi produk C212 Casa nah produk buatan PT DI ini dikasi nama CN212 berikutnya RI dapat licensi dari Casa utk memasarkan ke wilayah ASIA produk CN212, setelah sukses produksi CN212!pihak CASA kasih lagi licensi produk c235 ke PT DI sehingga produk C235 buatan PT DI bernama CN235, dst ya.
Pak Habibi waktu belum ditarik pak Harto ke RI, pak Habibi tinggal di Hamburg Jerman barat dan bekerja di Airbus Jerman dgn posisi jabatan yg tinggi dan waktu itu Airbus dan Casa berdiri sendiri dan belum merger seperti sekarang. Jadi pak Habibi tidak ada sangkut pautnya dgn rancangan desain pesawat C235 CASA Spanyol karena pak Habibi orangnya Airbus bukan CASA waktu itu ya
DeleteWaspada google map
ReplyDeleteGoogle map bagi hampir semua orang Indonesia pasti amat membutuhkannya karena bis melihat jelas rute jarak tempuh waktu tempuh serta macet atau tidak macet, intinya google map memudahkan perjalanan via darat bagi setiap orang yg berpergian melalui jalur darat. Tapi dibalik kemudahan google map itu banyak pengguna tidak tau bahwa satelit yg dipake oleh google map utk akses itu adalah satelit militer USA, tanpa disadari seluruh pelosok wilayah RI via daratan sudah dipantau dimonitor dipelajari dan disimpan data filenya oleh USA sehingga sewaktu waktu hendak menyerang RI sudah ada data file konkrit wilayah wilayah daratan RI. Bahkan pusat militer sampe tingkat Koramil USA sudah punya data deteilnya beserta koordinatnya termasuk daerah daerah hutan lebat dan pegunungan mereka juga punya data lengkapnya gara gara akses google map. Nah kalo udah begini bagaimana RI mau berperang wong semua lokasi wilayah RI mereka punya data detailnya tinggal pencet rudal rudal berpandu via satelit GPS.
Termasuk lokasi lanud lanud tniau lanal lanal tnial lalu divisi brigade batalyon dll mereka sudah punya data lengkap gara gara akses google map. Jadi kesimpulannya belum berperang aja USA sudah pegang data data lengkap semu wilayah RI berbasis daratan. Gimana mau perang? Udah kalah duluan karena mereka punya google map via satelit militer USA akses 24nonstop.
Dan hanya Rusia yg punya alat elektronik anti akses google map alias jamming akses google map sehingga bila alat diaktifkan, maka google map tiba tiba gelap alias buta tidak bisa akses ke satelit militer USA sehingga output dari satelit militer USA ini jadi hitam semua tidak ada gambarnya sehingga kerja google map jadi sia sia saja saat memonitor wilayah darat rusia.
ReplyDeleteJadi buat apa beli alutsista militer modern yg mahal mahal dan jumlahnya banyak? Semua itu sia sia dan buang uang negara karena ingat ada google map karena lokasi alutsistanya itu sudah diketahui di taruh di mana sehingga tinggal kirim rudal berpandu via satelit via GPS dan akhirnya jadi berantakan alutsista tersebut sebelum dipake.
ReplyDeleteSebetulnya hanya ada satu saja alutsista militer yg gahar canggih dan mumpuni yaitu rudal nuklir, kenapa? Karena ternyata ada perjanjian yg atur bahwa rudal nuklir itu tidak boleh ditembak atau diledakkan oleh musuh karena ada bahaya radiasi yg ditimbulkan yg bisa membahayakan kehidupan negara negara tetangganya.
Kayaknya lewat lg bung jagarin ya realfrgate pal janjinya novmber ni..
ReplyDeleteReal fregat PT PAL itu adalah desain heavy fregat A140 Arrow Inggris dimana PT PAL dikasih kebebasan utk memodifikasi desain asli sesuai keinginan TNIAL sebagai user nantinya berikut dikasih kebebasan memilik perangkat perangkat elektronik beserta senjata utama dan rudal rudal berikut peluncur rudalnya mau pake buatan mana, kira kira begitu ya. Yang intinya tidak melenceng terlalu jauh dari desain asli heavy fregat A140 Arrow Inggris.
Deletekalau menjiplak itu membuat atau menciptakan
ReplyDeleteMenciptakan itu artinya membuat desain baru lengkap dgn rancang bangun berikut. Emangnexperimen experimen yg dilakukan sehingga di dapat hitungan angka yg cocok atau ramuan bentuk desain yg kokoh kuat lalu kalo hasil experimen oke barulah dibuat prototype dulu utk uji coba dll.kaddang penciptaan desain produk baru itu bisa mirip mirip dgn produk yg telah meluncur duluan di pasar market tapi dalamnya beda jauh.
DeleteKalo menjiplak produk itu sama dgn membuat tiruannya yg sama persis ukuran detail dgn produk aslinya. menjiplak itu ada beberapa katagori ya.
lebih baik baca detail sejarah bpk Nurtanio, Habibie dan PT. DI, baik secara pribadi dan lembaga/perusahaan, jadi komen nya bisa dipercaya, gak asal jeplak, lebih baik lagi kalo bisa masuk ke pabriknya di Bandung, yg betul komen bung @Waipios
ReplyDeleteEmang anda belum tau ya cn212 lalu cn235 lalu nc295 itu ciptaan siapa? PT DI itu dapat licency kerja sama produk pesawat sayap tetap ciptaan CASA dulunya sebelum dilebur ke AIRBUS grup sehingga PT DI dapat membangun CN212 CN235 dan NC295 di hanggar PT DI tapi tetap diawasi supervisi dari CASA /AIRBUS sekarang.
DeleteAnda sendiri sebetulnya tau nggak sejarah asal usul mengenai produksi CN212:&CN235 di hanggar PT DI?
DeleteSejarah PT DI itu saya tau dari saat saya SMP dulu, waktu itu pas pak Habibi jadi menristek namanya PT IPTN dan satu satunya karya PT IPTN itu dari nol sampe jadi 2 prototype pesawat terbang sayap tetap yaitu pesawat sayap tetap N250:yg salah satu prototypenya udah dan masih terus uji terbang Berjam jam, hanya gara gara krisis ekonomi dunia dan pak Harto jatuh N250 ditutup riwayatnya utk selama lamanya atas desakan IMF SBG salah satu syarat RI dapat pinjaman utang.
DeleteSaat BPK Habibi masih tinggal di Jerman barat dan belum ditarik pak Harto ke RI, IPTN itu aslinya bengkel perawatan pesawat terbang Nurtanio milik TniAU, dan waktu itu produk terkenalnya adalah pesawat ringan bermesin piston utk semprot hama yaitu pesawat gelatik dan pesawat capung, nah pesawat capung ini asli ciptaan karya bengkel perawatan pesawat Nurtanio sedang pesawat gelatik itu licensy produk dari Polandia. Kira kira begitulah sejarah singkatnya PT DI waktu itu ya.
DeletePale lu asal jeplak orang itu mencari kebenaran bukan mengingkari kebenaran
Deletewalaupun Google Map dikuasai AS, kita tetap harus membeli alutsista yang gahar-gahar
ReplyDeleteyang terpenting juga pembelian alutsista hanud-hanud dan rudal-rudal pencegat rudal lawan dan radar-radar
pembelian alutsista tersebut penting dilakukan, jangan ditunda atau dikurangi
@pusing ... aku sejak lahir ada di lingkungan Lapip, Nurtanio, PT. DI ........ xixixii
ReplyDeleteIya, seharusnya anda lebih tau soal sejarah PT DI berikut pesawat pesawat yg diproduksinya apakah termasuk itu pesawat asli ciptaannya atau lisensi produk kerjasama dgn CASA utk pesawat terbang sayap tetap.
ReplyDeleteKita nggak usah berdebat coba buka goggle siapa yg menciptakan pesawat cn 235 pertama kali..
ReplyDeletePendapat anda betul karena saya baru buka di google cuma ada perbedaan info karena waktu th 1987 ada pameran ristek di gedung BBPT jl Thamrin dan disitu ada stand IPTN dgn foto CN235 Tetuko, karena saya penasaran langsung saya banyak tanya di stand IPTN dan dijawab langsung oleh salah satu staff IPTN dan dari jawaban itulah saya baru tau soal siapa pencipta awal desain rancang bangun CN235 lalu tes uji terowongan angin utk melihat aerodinamis pesawat alias kekuatan rangka dan sambungan rangka pesawat dll, kalo tidak salah itu yg melakukan orang orang CASA sampe di dapat data data yg oke utk buat prototype.ya seperti itulah info yg saya dapat waktu itu di stand IPTN.
DeleteSikap korsel itu anggap saja sebagai sebuah kritikan buat bangsa kita, bangsa yg besar dengan jumlah penduduk terbesar ke4 didunia tapi belum bisa membuat pespur sendiri.
ReplyDelete"si kumbang" buatan alm Nurtanio dibuat utk pesawat serang anti gerilya artinya sekelas pesawat tempur ... buat mereka yg blm percaya bahwa anak bangsa sdh pernah membuat, jgn dilihat itu bukan pespur ya ... pada jamannya itu suatu karya master piece, coba tanya korea selatan thn 1960 an apa sdh bisa bikin ?
ReplyDeleteDan sekarang cuma menjadi pajangan di museum. Tanya juga sama korsel apa rahasianya sekarang mereka bisa menjelma menjadi salah satu negara eksportir alutsista terbesar di dunia, padahal tahun 1960 an belum bisa bkin apa2.
Delete@sawargi
Deletesorry bung, sy hanya jawab komen anda, kita berpenduduk no 4 di dunia tapi blm bisa buat pespur, tks
Okelah kalau begitu, tapi faktanya SEKARANG kita TIDAK bisa buat pespur sendiri bahkan pesawat latih pun kita beli dari korsel. mungkin korsel balik tanya sama kita. dulu tahun 60 an kamu bangsa indonesia dah bisa bikin pespur sedangkan kami belum bisa, tapi kenapa sekarang malah kebalikan dan kemana tuh pespur?
DeleteKalau pemerintah mendukung penuh dan dana ada saya rasa kita bisa bikin pespur. Contohnya aja N 250 walaupun pesawat sipil Waktu itu kan pemerintah mendukung N 250 sayang kena imbas krismon. Sekarang tinggal pemerintah yang sekarang maukah mendukung penuh proyek pesawat tempur buatan anak bangsa.
DeleteDulu mungkin pertimbangannya karena biayanya sangat mahal, waktunya lama dan soal pemasarannya di masa depan belum lagi ada sebagian pejabat yg berpendapat bahwa tuk beberapa tahun kedepan tak akan ada perang. Makanya tidak di jadikan prioritas. Sekarang saja Ketika kita ikut proyek ifx/kfx masih ada sebagian orang yg mempertanyakan gimana soal pemasarannya di masa depan. Mungkin dalam usaha pembuatan pespur yg harus di contoh itu adalah india, mereka keukeuh teguh ngotot berani jatuh bangun dan berdarah darah, hasilnya sekarang mereka sudah bisa membuat TEJAS.
Deletecoba dulu pak habibie buat pespur bukan N250 mungkin itu pespur gak bakalan di suntik mati oleh IMF.
DeleteBegini kawan kawan pemerhati rubrik pak jagarin, kita boleh beda analisa karena sumber infonya juga mungkin berbeda, itu tidak apa apa ya, cuma janganlah terlalu idealis kaku dgn pikiran yg disertai ego, yg paling baik ya harus realistis di lapangan dan semua berawal dari kucuran dana anggaran buat menciptakan sebuah karya alutsista militer dari nol sampe prototype lalu tes sana tes sini sehingga di dapat data yg oke buat produksi massal.
ReplyDeleteKita harus bangga dgn BPK Nurtanio karena beliaulah satu satunya orang RI yg punya pikiran penciptaan karya dirgantara yaitu pesawat mesin piston yg diberi nama Si Kumbang walau hanya sampe disitu aja tidak ada tindak tanduk kelanjutannya. Kita juga harus menghormati langkah langkah Korsel dalam menciptakan sebuah desain asli Korsel jet tempur walau masih ada campur tangan USA soal teknologi yg ada di jet tempur Korsel itu.
Buat RI belajarlah sungguh sungguh soal rancang bangun jet tempur kalo mau menciptakan sendiri Karya jet tempur RI, cuma masalahnya buat RI sepertinya enggan mengucurkan dana anggaran buat Litbang experimen experimen sebuah karya alutsista militer. Tapi yakinlah tidak akan ada perang 20th mendatang bila dihitung mulai detik ini, kenapa? Waktu jaman orde baru th 80an sudah didengungkan tidak akan ada perang 20 mendatang. Faktanya benar atau salah? Toh kita warga negara RI masih bisa tidur nyenyak ngopi jalan jalan bahkan bisa korupsi, apa itu kaga hebat? Udah lebih dari 20th dihitung dari th 80an ada perang atau kaga?
CN 235 itu mirip mirip dgn tank harimau kerja sama turkey-RI, apa benar desain asli tank harimau itu asli hasil kerja sama? Coba lihat tank Kaplan Turkey sebelum ada kerja sama itu, bentuk secara keseluruhan hampir sama mirip mirip, nah jangan jangan basic utk kerja sama tank harimau itu diambil dari prototype tank Kaplan Turkey yg juga masih baru belum ada pasaran market pembelinya. Cuma ya pemberitaannya ke media tidak sampe ke situ detailnya. Demikian juga CN235, desain asli rancang bangunnya udah ada cuma baru mau melangkah pembuatan prototype dan di sini barulah CASA ajak IPTN utk ikut kerja sama pembuatan CN235 dimulai dgn pembuatan prototype pertama CASA lalu prototype kedua IPTN Tetuko,.
ReplyDeleteHei bung jgn meremehkan peran Indonesia dlm perancangan pesawat kfx/ifx trsbt anda mo tau pespur boramae trsbt menjadi 2 mesin karna mengikuti desain Indonesia,sy ragu anda bukan orang Indonesia di liat dr susunan kata2nya trus nama anda di forum ini orang Indonesia gak nulis pusing pusing..kcuali tetangga sebelah..
ReplyDeleteMohon maaf ya bung juga, tidak ada yg meremehkan peran masing masing apakah itu peran Indonesia ataukah peran Korea Selatan, di proyek KFX-ifx itu peran Korea Selatan jauh lebih besar dari Indonesia dan memang peran Korsel itu ada sokongan dari USA karena didalam pesawat jet KFX-IFX ada teknologi USA lalu yg ngajak kerjasama itu Korsel dan saat RI tidak mau nerusin bayar cicilan iuran toh KFX-IFX jalan terus tanpa kehadiran RI bahkan sampe peluncuran prototype1 lalu 2 dst sampai sekarang udah launching prototype 5.Sekarang saya tanya balik ke anda peran RI di KFX-IFX itu di mananya? Bahkan prototype5 yg seharusnya utk RI ternyata tidak akan diberikan ke RI selama masih nunggak dan prototype 5 itu dialihkan ke AU Korsel buat uji terbang dan test test pilot AU Korsel dan bila sudah lunas baru diserahkan prototype 5 dari AU Korsel keRI.
DeleteSebetulnya hampir tidak ada peran RI di proyek KFX-IFX dan sepertinya RI cuma diajak ikut produksi massal KFX-IFX di hanggar PT DI
100 engginer Indonesia kirim ke korsel kau bilang tak ada peran gla..!aku dah bilang pesawat kfx/ifx itu akhirnya memakai desain 2 mesin itu dr engginer Indonesia sdangkan pihak korea menyodorkan desain 1 mesin sprti f 35 tdk jadi..ingat teknologi dirgantara itu adlh yg tertnggi di dunia ksalahan perancangan 2 mili sj bs berakibat fatal disinilah pengalaman yg blum di miliki oleh korea..makanya Indonesia di rekrut walaupun cm bayar 20 persen..kita ini bicara perancangan bkn masalah komponen atau mslh radar canggih lainnya..anda sangat merendahkan bahkan ingin mengingkari kenyataan bahwa Indonesia sdh ckp maju dlm penguasaan teknologi alutssta di banding malaysia yg terjadi carut marut dan jalan di tempat hanya mengandalkan pintar bicara tp tak punya kapability seperti kata orang singapur..
DeleteBegini logika berpikir ya, sebelum Korsel ajak RI kerja sama utk KFX-ifxitu apakah Korsel belum punya gambaran konsepnya di atas kertas soal impian buat jet tempur generasi 4,5 ? Lalu apakah Korsel belum punya gambar di atas kerja soal model jet tempur yg mau dibuat? Logikanya Korsel ajak RI Patukan dana rancang bangun jet tempur baru itu 80% Korsel dan 20%RI. Dari sini jelas ya ternyata Korsel udah punya konsep dasar di atas kertas + sketsa kasar bentuk jet tempur baru yg mau dibangun + udah punya data hitungan berapa biaya yg dibutuhkan total utk start dari nol sampel jadi prototipe lalu tes tes uji terbanv sampe Oke. Karena udah punya hitung. Total biaya makanya diajaklah RI, masalah mesin apakah itu paket satu atau dua itu udah ada di konsep awal di atas kertas, bukan karena info dari RI tapi info dari USA paket 2meain supaya export jualan KFX-ifxitu cepat diminati calon pembeli, RI sebetulnya utk kelinci percobaan supaya calon pembeli lain tertarik karena di luar Korsel ada juga yg produksi dan pake. Mau bukti peran RI adaatau tidak? Coba berpikir disitu ada teknologiUSA dan USA sampe sampe melarang keras teknologi USA itu diakses atau dipelajari atau bongkar pasang . Kalo ada peran RI mana mungkin USA melarang seperti itu dan kok Korsel dia. Saja tidak bela RI soal dilarang USA itu, coba dianalisa dgn kepala dingin jangan emosi, dan kalo ada peran RI terus yg bangun prototipe 1 sampe 5 sampe jadi siap diuji terbang itu siapa? Kan kaga ada orang RI, coba dipikirkan baik baik ya.
DeleteKalo soal pengalaman merakit jet tempur baru hasil lisensi USA itu memang Korsel lebih pengalaman dari RI dan soal merakit pesawat bersayap tetap hasil lisensi CASA memang RI lebih pengalaman, makanya pengalaman Korsel dan RI itu digabung, nah RI mau bergabung di proyek KFX-ifxitu itu adalah utk belajar ilmu buat dari nol jet tempur baru supaya punya pengalaman menimba ilmu bukan adu ilmu ya karena ternyata dibalik KFX-IFX itu adalah teknologi USA + teknologi Korsel, sedang teknologi RI dimana? Kan tidak ada, soal pake 2 mesin ituide dari RI? Jujur emang RI punya hitungan hitungannya soal bobot dan keseimbangan jet tempur saat terbang di udara? Apalagi saat dibuat kebut kebutan jungkir balik akrobat di udara? RI sebetulnya sedang belajar nimba ilmu langsung praktek di lapangan dan kebetulan ada guru yg mau ajari yaitu Korsel soal membuat jet tempur baru dari nol. Dan RI bukan utk adu ilmu ya karena pesawat sipil pasti beda dgn pesawat militer Kita berpikir akal sehat ya jangan pake emosi dan jangan bawa bawa negara tetangga ya.
DeletePendapatmu itu ngaco semua..!kita liat aja nanti masa depan alutssta Indonesia baik matra darat,laut dan udara..
DeleteMenuh menuhin aja di forum bg jagarin pendapat ente jd gak seru lg..memuakan..
DeleteJaman orde baru dulu sekitar th 80an memang selalu didengungkan tidak akan ada perang 20th mendatang, mau tau menyebabnya kok bisa begitu? Jawabannya adalah para pemikir di militer RI sudah tau ada satelit militer asing yg memonitor wilayah RI dan waktu itu belum ada google map dan belum ada android HP, Sehingg ya percuma saja kalo mau ngajak perang karena sudah ketahuan duluan kekuatan militer dan alutsista militer RI lewat satelit militer itu. Jadi mending pilih hidup damai tanpa perang aja, itulah hasil pemikir pemikir militer waktu itu, toh buktinya benar sesuai fakta sampai 20 th mendatang tidak ada perang yg sesungguhnya. Nah sekarang ini di tahun 2022: bagaimana para ahli pemikir pemikir militer memprediksi 20th yg akan datang, ada perang atau pilih hidup damai tanpa perang? Kita serahkan kepada mereka ya.
ReplyDeleteUni Soviet vs Mujahidin dan USA vs Taliban di palagan Afghanistan, siapa yg menang ? apakah Taliban punya satelit ?
Deletemakin lama gue makin pusiiiiing ... hahaha
Indonesia negara kepulauan harusnya di darat perbanyak rudal pesisir pantai,, rudal pertahanan udara jarak jauh menengah dekat,, perbanyak rudal panggul anti pesawat anti tank,, perbanyak meriam anti pesawat baik pertahanan titik ataupun yang mobile,, di laut perbanyak kapal cepat rudal,, perbanyak kapal anti serangan udara,, Baru kita pikirkan alutsista penyerang seperti pespur yg andal,, kapal destroyer ato frigate,, Jaman sekarang kalo pertahanan tidak kuat babak belur,, contoh armenia, ukraina,,
ReplyDeleteMenunggu keputusan final soal F15ex
ReplyDeleteSaran saya ke Menkeu RI alangkah bijaknya bisa RI stop beli F15EX dan tetap fokus ke pembelian jet tempur Rafael Perancis sampe genap 42unit lalu tetap fokus ke proyek kerjasama KFX-IFX sembari bayar lunas tunggakan iuran karena nantinya RI akan merakit IFX di hanggar PT DI sebanyak 48unit , setelah itu khusus utk jet tempur kalo bisa ikut bergabung ke Turkey karena Turkey sedang merancang dari no jet tempur baru asli generasi 5 dan mungkin kalo RI ikut gabung ke proyek Turkey ini pakelah skema seperti KFX-IFX sehingga nantinya selain ilmu generasi 5 di dapat juga PT DI bisa merakitnya si hanggar PT DI sebanyak .....unit utk tniau. Pemikiran ini lebih realistik daripada terus memaksakan diri beli F15EX, jangan sampe keuangan negara terganggu akibat buka utang luar negeri hanya gara gara F15ex padahal utang luar negeri PLN aja udah besar, beli alutsista baru ya sesuaikan dgn kemampuan anggaran negara. Yakinlah tidak akan ada perang 20 mendatang.
Indonesia sebaiknya tetap jadi negara yg netral tidak ikut ikutan memihak serta jangan sekali kali terhasut atau tersulut buka perang, kenapa? Karena perang yg sesungguhnya itu adalah perang keroyokan bukan duel satu lawan satu, makanya karena setiap perang selalu aja keroyokan mending dihindari ikut perang caranya adalah bawalah calon musuh potensial RI ke arah pembangunan ekonomi buat hidup damai serta bawalah mereka utk ikut perdagangan yg menguntungkan bersama sama. Dan utk militer RI bawalah militer RI utk melek terus soal kemajuan teknologi militer dan ini harus diimbangi dgn anggaran militer yg memadai utk selalu bisa mengikuti kemajuan teknologi militer walau jumlah produk alutsista yg sarat teknologi ini tidak banyak unitnya. Jujur saja kita harus akui kalo utk perang terbuka dipastikan akan kalah kenapa? Karena negara RI itu negara berpulau pulau dan terbuka lebar dari sisi manapun sehingga banyak pintu yg harus dijaga dan inilah masalahnya karena terlalu banyak pintu terbuka lebar sulit utk menjaganya, jangankan RI negara sekelas Rusia atau USA atau RRC bila posisi negaranya berpulau pulau juga nasibnya akan sama dgn RI karena pastinya mereka juga akan keteteran utk menjaga banyak pintu yg terbuka lebar. Kalo udah keteteran bisa dipastikan nantinya akan kalah menyerah, tinggal nunggu waktu utk menyerah kalah.
ReplyDeleteGa usah dengar omongan yg menghambat, kerjakan saja renc F15ex. Nitizen dah gregeten sama internal yg lemot dan menghambat.
ReplyDeleteUtk mencegah keuangan negara gonjang ganjing dan demi kestabilan keuangan negara buat masa depan alangkah bijaknya Menkeu RI stop dana anggaran hasil utang luar negeri utk alokasi pembelian F15ex usa dan biarkanlah para fans F15ex pada pingsan dan tinggal dibawa ke UGD rumah sakit terdekat
ReplyDeleteDan biar para fpda tenang..nyenyak tidur..
DeleteLha kalo pada tidur semua, yg jaga siapa?
DeleteYa kamu..
DeleteTinggal dipilih ya mau mengikuti suara fans F15ex atau pilih stabilitas keuangan negara supaya tidak gonjang ganjing.
ReplyDeleteTenang Bro pesanan F15ID segera diteken
ReplyDeleteYg pusing kena dampak resesi kan yg tinggal dikota apalagi yg gemar belanja online & pinjam pinjol kalo yg didesa atau daerah2 mah tenang2 aja gak terasa dampaknya krn biasa makan nasi tiwul, singkong, gorengan, cendol, ikan bakar, dll
kalau akuisisi kfx sama saja dengan beli pespur dari luar teknologi yg dipakai juga punya amerika dkk ,dalam hal ini indonesia sekali lagi hanya merakit saja jadi semua tergantung yg punya teknologi.Lebih baik pakai satu atau dua platform pespur saja rafale dan F15 misalnya dengan jumlah yg banyak. Ini akan mempermudah pelatihan pilot dan perawatan serta permintaan TOT yg lebih banyak. Saat ini peran pesawat tempur lebih condong pada wibawa suatu bangsa, seandainya perang terjadi pun akan mengandalkan drone bersenjata dan kemikaze. Alutsista jenis ini yg harusnya di kembangkan di Indonesia.
ReplyDeletepemikiran dalam 20 tahun mendatang tidak akan ada perang adalah sangat menyesatkan
ReplyDeleteangkatan perang Indonesia harus selalu siap untuk berperang, baik keroyokan maupun perang bilateral
kepemilikan F15ex perlu untuk segera direalisasikan
Usulan gabung dengan proyek pespur gen 5 turki merupakan usulan bagus untuk dipertimbangkan, jika perlu lakukan proyek pespur bersama dengan Rusia
Pak jagarin, rubrik asuhan bapak hebat, di kolom menanti final decision tidak terasa berdebat sana berdebat sini alias percepatan yg alot eh tau taunya kolom komentarnya udah di atas 100 buah komentar, berarti harus ada pembahasan yg alot ya dengan menyodorkan materi yg hot memancing perdebatan alot ya, bravo ya, salam hormat pada BPK H. Jagarin pane.
ReplyDeletefeeling ku awal thn depan bisa kontrak F35, kejar tekno tetangga wajib punya yg setara, atau gabung JV dg Turkiye, soal duit gak usah khawatir, CBDC sdh diresmikan BI tuh .........
ReplyDeleteAda yang aneh di proyek KFX-IFX korsel-RI
ReplyDeleteDi proyek KFX-IFX tiba tiba saja Korsel entah minta bantuan ke USA atau apa mulailah timbul masalah gara gara di dalam jet tempur baru KFX-IFX ini dimasukkan teknologi USA bahkan tiba tiba juga USA melarang semua teknisi/insinyur PT DI menyentuh atau bongkar pasang yg ada teknologi USA bahkan USA minta Korsel jaga 24jam teknologi USA yg mau dipasang ke dalam prototype KFX-IFX supaya tidak bocor ke teknisi/insinyur PT DI. Ini yg aneh kenapa dilarang sedang USA sendiri memaksa RI utk beli 36unit F15ex dimana semua yg ada di F15ex ini semuanya teknologi USA tapi RI tidak dilarang akses teknologi USA di F15ex. Lalu nanti apakah IFX yg akan dirakit di PT DI itu sama teknologinya dgn KFX yg dirakit di Korsel ?, jangan jangan IFX nanti model yg didowngrade alias model KW sedang model KFX ORI. Lalu nantinya yg mau dipasang ke IFX itu teknologi buatan siapa kalo memang USA melarang bongkar pasang teknologi USA .
Dari sini bisa kebaca ternyata KFX lebih canggih teknologinya dari F15ex yg hendak dipinang RI dan bisa kebaca samar samar juga bahwa nantinya teknologi yg akan dipasang di IFX rakitan PT DI berbeda dgn yg akan dipasang di KFX rakitan Korsel.
Pertanyaannya kenapa bisa begitu ya USA melarang teknologi USA di sentuh atau bongkar pasangoleh teknisi/insinyur PT DI?
Jangan jangan ada teknologi di F35:yg akan dipasang di KFX rakitan Korsel tapi tidak akan dipasang di IFX rakitan PT DI. Dan amat disayangkan juga saat merakit prototype 1 sampe tes uji terbang tidak ada satupun teknisi/insinyur PT DI di sana, juga saat merakit prototype 2 sampai 5 juga tidak ada teknisi/insinyur PT DI di sana sehingga RI tidak tau apa yg dipasang di kelima prototype KFX itu dan tidak menyaksikan langsung bagaimana proses merakit dari nol sampe jadi utuh wujud prototype KFX bahkan pilot uji PT DI pun kemungkinan besar dilarang utk ikut mencoba uji coba terbang dgn prototype KFX yg sudah sukses uji terbang teebatas.
ReplyDeleteSengkarut KF/IF-X adalah ketakutan yang berlebih dari pihak korea kepada Indonesia. Dimana mereka belajar dari pengalaman, ketika Indonesia mampu menyerap Ilmu pembuatan LPD, dan oleh insinyur PAL dimodifikasi sehingga negara phinoy pun merasa puas dengan LPD modifikasi Indonesia, yang mana bahkan salah satu negara di Timur Tengah pun menyatakan minat dengan LPD modifikasi PAL. Tapi mereka lupa bahwa first buyer atau kelinci percobaan pesawat tempur golden eagle mereka adalah Indonesia. Dan akhirnya menjadi salah satu pesawat LIFT tertarik di dunia. Selanjutnya bagaimana pabrikan mobil Hyundai/KIA pun laris manis di pasar indonesia. Dan ponsel pintar mereka SAMSUNG pun laris di pasar Indonesia. Saya kira mudah untuk menekan KOREA.
ReplyDelete1. Kandang kan sementara semua pesawat T50 golden eagle.
2. Tarik Tax Holiday, ataupun kemudahan dalam hal pajak, untuk sektor Teknologi dan manufaktur dari Korea Selatan.
3. Mungkin sedikit ekstrem, ajak Korea Utara untuk latihan gabungan 3 matra dalam area regional Asia Tenggara.
Korsel memang licin manuvernya. Ketika kita sdh mulai angsur iuran kfx malah logo merah putih ditutup. Belum lagi soal kapal selam yg kurang greget tapi masih berusaha batch2.
DeleteSenang kalian semua komen sekarang yaa.... Baaaagus... Lanjutken
ReplyDeleteDi udara Ifx lanjut ambil,, rafale ambil,, F 15 ambil,, kalo ada sukhoi 35 ambil kalo bisa,, F 35 ambil kalo bisa.. di darat leopard di tambah yg baru versi 2 A7,, tank harimau di akuisisi yg banyak,, Rudal & meriam anti pesawat rudal,dron di beli yg banyak,, beli dron2 kamikaze yg banyak.. Di laut Minimal ada 12 Destroyer,, 12 Frigate,, 36 korvet,, 12 Opv,, 36 Kcr ,, 12 KS,, Itu keinginan saya karna saya ingin dan bangga kalo kita jadi negara yg kuat.. masalah bisa dan tidaknya alutsista ini terdukung yg tinggal berdoa saja... Mudah2 an tahun depan terpenuhi.. kita tunggu saja kalo dak tahun depan ya depannya lagi,, depan nya lagi,, Depannya lagi dan seterusnya
ReplyDeleteBtw duitnya ada ga?? ...penyedia nanyain mulu uang muka utk weapon refale, nayain utk yg FREEM duit buat senjata2 arrowhead blm ada... ...blm lg duit utk kasel scopane, termasuk duit utk akuisisi wedgetail, KS214, mogamini class ...msh jauuuhhh...komo F15 EX nasibnya blm tau sumber duitnya? Keburu LNU terjadikonflik...kumaha bang admin bang jag
DeleteInsyaAllah
Deletemohon fans blog ini bisa luangkan waktu buka akun youtube lham Habibie, supaya jelas karya alm bpk Habibie, punya banyak patent teknologi hi tech yg sangat banyak .............
ReplyDeletekasih kesempatan dan investasi engineeer anak bangsa terutama utk anak didik almarhum, walau sdh tdk muda lg tapi ilmu nya bisa diterapkan maksimal, agar semua jenis sista bisa dibuat produsen dalam negeri.
semoga cepat terwujud ..........
Klo yg berkuasa modelnya cari komisi dr luar dan tdk berpihak pd penguatan inhan DN ya repot..dulu aja saat jd oposisi jelek2in pa habibie jual cn 235 dg beras ketan...smntara saat berkuasa elang hitam mati layu sebelum berkembang...gmn mo apresiasi cita karya pa habiebi dan ilham habibie?...
DeleteSaran saya Indonesia bergabung dengan Perancis, Jerman dan Inggris membuat pesawat generasi 6, hitung2 karena inflasi di negara mereka tinggi yang tentunya membutuhkan tambahan anggaran, shg kemungkinan alokasi anggaran mereka dibidang pertahanan tidak terlalu tinggi jika negara2 mereka dalam kondisi normal, shg kesempatan bagi Indonesia untuk mengejar, dan ya peluang jika terlibat dan mendapatkan ilmu, serta ada sumbangsih di dalam pembuatan komponen, tidak malu jika berhadapan dengan pejabat korsel
ReplyDeleteBergabung dgn gerombolan penggemar lobang ta*k enggak lah.
DeleteDi dalam negeri sekarang udah banyak produk prototype buat alutsista militer, cuma sayang banyak dari prototype itu terhenti sampe disitu aja karena tidak ada dana buat penelitian dan test test berikutnya sampe oke, dan di sini kelihatan pemerintah setengah hari mau kucurin dana buat kelangsungan hidup prototype itu. Kalo cuma takut tidak punyak prospek market di pasar ya udah selamanya tidak ada produk alutsista yg oke dan siap produk massal, contohnya tank harimau, kenapa harus menggandeng Turkey ? Apakah PT Pindad belum mampu ciptakan produk tank medium atau light thank? Itu baru tank, nah masalah panser juga kenapa harus menggandeng Perancis utk buat anoa3 ? Demikian juga rantis komodo? Kenapa juga harus menggandeng Perancis buat rantis komodo? Jadi kalo di analisa ya seperti pemberi modal utk dagang kalo tida ada untung karena market pasarnya kecil atau kaga jelas ya udah stop kasih modal, mending modalnya dikasih ke yg punya market pasar jelas dan besar. Kira kira begitulah kondisinya. Jadi kebanyakan jiwa orang orang RI cuma pemakai produk yg banyak laku di pasar dan tidak berani alias bukan pencipta produk baru.
ReplyDeleteCn235 & CN295
ReplyDeleteKedua pesawat militer tersebut buatan dalam negeri tapi kenapa tidak dimaksimalkan pengoperasiannya? Maksudnya adalah kedua pesawat angkut pasukan tersebut bisa dibuat ready 24jam antar jemput pasukan dan sebetulnya setiap pulau besar harus ada 1skwadron CNn2235 atau CN295 dgn tugas mobile pasukan 24jam , nah pesawat herkules itu dialihkan buat angkut Kargo militer. Inilah jalan yg efisien memanfaatkan produk buatan dalam negeri, efisien karena CN235&cn295 lebih irit BBM sehingga cocok buat antar jemput pasukan 24jam. Bila setiap pulau besar seperti Sumatra Jawa Kalimantan Sulawesi dan Papua sudah ada minimal 1skwadron CN235/CN295 tentunya pasukan yg ada di masing masing pulau tersebut lebih mudah alias mobile digeser geser posisi tugasnya sehingga tidak perlu nunggu lama kedatangan herkules dari jawa, demikian juga utk helikopter buatan PT DI seharusnya ada minimal 1skwadron di setiap pulau besar itu sehingga memudahkan tugas dan tidak usah nunggu lama pengiriman dari Jawa.
Dan bila era 89 RI mulai memanfaatkan secara maksimal peran dan tugas CN235 buatan PT DI utk alat angkut pasukan ready 24jam di setiap pulau besar minimal ada CN235 sebanyak 1skwadron tentunya mulai waktu itu peran dan tugas pesawat herkules semakin ringan sehingga herkules bisa dimaksimalkan utk alat angkut Kargo militer.
ReplyDeletePanser badak
ReplyDeletePanser ini asli ciptaan dan buatan PT Pindad, waktu Yusuf kala menjadi wapres RI, beliau pesan 50unit panser badak sebagai peremajaan panser Saladin yg berusia tua tapi kenyataannya menggantung dan saat BPK Prabowo jadi menhan RI barulah dibuatkan panser badak tapi cuma sebatas 15unit dan bukan 50unit , di sini kelihatan jelas apa yg meragukan pihak TNIatau Kemhan RI soal panser badak ini? Apakah tidak oke atau kaga ada duitnya? Demikian pula tank harimau kenapa kok tidak langsung aja pesan 100unit sekaligus buat pengganti AMX13 Canon 75mtm&105mm? Sepertinya ada sesuatu yg menahan supaya belinya sedikit sedikit sedikit dulu, sesuatu yg menahan ini apa sih sebetulnya?
Tp bli punya ngra laen termasuk yg br blajar bikin kayak thailan pesan ratusan unit
DeletePilihan selain Danai F15ex
ReplyDeleteSeperti diketahui dana pembelian 36unit F15ex sangat besar. Sedang di USA sendiri ada produsen jet tempur ringan namanya Textron yg memperkenalkan jet tempur ringan sekelas hawk yaitu scorpion, sampe sekarang belum ada market pasarnya padahal scorpion ini harganya murah lebih murah dari T50i lalu lebih irit BBM dan bermesin 2. Tampilan jet tempur ringan ini sekilas mirip F14 Tomcat tapi lebih mini semini alphajet. Nah sebaiknya RI ambil tuh kerjasama lisensi produk scorpion itu dan kalo bisa beli semua lisensi produk scorpion itu utk segera diproduksi di PT DI, Jadi dana pembelian F15ex ini bisa dialihkan utk beli semua linsenci produksi bersama scorpion ini. Mungkin ini langkah lebih bagus lebih brilian karena utk heavy fighter sudah ada Rafael Perancis sebanyak 42unit.
Pendapat pribadi saya
ReplyDeleteMEF yg sedang dijalankan RI sampe detik ini muncul saat menhan RI waktu itu BPK Purnomo. Menurut saya pribadi dgn pertimbangan dana anggaran alokasi utk TNI yg kecil waktu itu ternyata setelah saya telah itu adalah kekuatan mati Matian mempertahankan pulau Jawa supaya tidak jatuh ke tangan musuh dan itulah skenario terburuk bila terjadi. Andai saja dgn anggaran militer yg kecil tiba tiba ada caos dgn wilayah RI yg luas ini akibat tiba tiba diserang musuh luar negeri, maka patoktannya dgn anggaran militer yg kecil itu ya diusahakan mati Matian jangan sampe pulau Jawa jatuh ke tangan musuh, jadi itulah maksud dari MEF yg sedang dikejar sampe detik ini. Itu analisa saya ya berdasar anggaran militer yg kecil.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya suka membaca opini dari bung jagarin .
ReplyDeleteTerutama opini" dalam diskusi ini.
Semakin sadar dan yakin " PROXY WAR " memang sedang dimainkan oleh .
01.Makelar senjata
02.Oposisi
03.Negara sahabat tapi musuh dalam selimut.
Mencoba menambah pengetahuan dari opini" yg bagus tapi coba dikaburkan oleh opini" kuis " SIAPA DIA ?
Yakinkan orang lain dgn ilmu yg kita miliki setelah yakin mereka mempercayai kita .
Selanjutnya buatlah mereka tekuk lutut dengan menjadi bangsa yg tidak percaya diri.
Buat apa menguatkan militer Indonesia bila akhirnya semua tidak berguna. Itu yg sy tangkap dari opini yg coba dibangun oleh beberapa opini dalam diskusi ini.
Jayalah Indonesiaku 🇮🇩🇮🇩💪💪
Oh ternyata sepertinya soal jet tempur baru,Korsel menjadikan RI sebagai pembeli pertama produk T50i Korsel sekaligus sebagai kelinci percobaan pangsa export me jerat calon pembeli lain. Maksud dari kelinci percobaan adalah supaya calon pembeli lain bisa melihat langsung bagaimana produk T50i Korsel ini digunakan oleh RI dan berjalannya waktu akhirnya pilipina kepinjut juga beli jet tempur baru produk Korsel yaitu FA50 lalu arusan ada berita bahwa mesir tanda tangan dgn Korsel soal pembelian T50 produk Korsel tapi jet tempurnya itu harus diproduksi di Mesir bukan di Korsel alias Mesir dapat lisensi produksi jet tempur latih T50 persis seperti yg dipake tniau lalu Polandia sedang berdiskusi utk beli FA50 Korsel bahkan pihak Airbus Eropa mengajak Korsel produksi bareng memasarkan FA50 di wilayah Eropa. Itulah buah dari kelinci percobaan pembelian T50i oleh RI.
ReplyDelete