Sepanjang pekan ini saling unjuk kekuatan terjadi di Laut China Selatan (LCS). April yang sedang menuju musim panas sepertinya didahului oleh situasi panas melebihi situasi sebelumnya. April menjelang bulan Ramadhan di LCS ternyata justru mulai menunjukkan suasana kegelisahan dan kegerahan luar biasa yang bisa menimbulkan jantung berdebar dan keringat dingin. Meski belum sampai mengguncang bursa saham dan pasar uang dunia namun adrenalin militer di LCS sepekan terakhir melonjak drastis. Perairan strategis yang kaya sumber daya mineral itu didatangi berbagai konvoi angkatan laut. Masing-masing ingin tampil menunjukkan tajinya.
Diawali dengan langkah China yang mengerahkan dua ratusan kapal milisi nelayan dikawal sejumlah kapal perang dan kapal selam mau menggertak Filipina. Maka berbaris rapatlah duaratusan kapal milisi itu menghadap ke timur di perairan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Filipina seperti ingin mengadakan upacara bendera unjuk kekuatan. Namun Filipina tidak kalah gertak, angkatan laut siaga penuh, sejumlah kapal perang dikirim berdekatan dengan lokasi berkumpulnya ratusan kapal milisi China. Termasuk mengerahkan jet tempur FA-50 yang baru dibeli dari Korsel.
Tidak lama kemudian datanglah kapal induk AS CVN Theodore Roosevelt bersama beberapa kapal pengawalnya dari Teluk Benggala, Selat Malaka dan ngetem di LCS. Di perairan dekat Anambas sejumlah jet tempur F18 Hornet dari kapal induk AS ini melakukan manuver latihan tempur bersama dengan jet tempur Sukhoi dan F18 Malaysia selama dua hari. Bisa jadi AS ingin mengajak Malaysia agar fight alias tidak loyo menghadapi klaim China. Soalnya diantara negara yang tumpang tindih klaim di ASEAN hanya Malaysia yang terkesan tidak ngotot. Sementara itu di lokasi yang berbeda tapi masih dalam satu kawasan, Vietnam tanpa pengumuman sebelumnya tampil mengejutkan, unjuk gigi dengan melakukan latihan tempur laut skala besar mengerahkan sejumlah kapal perang, kapal selam dan jet tempur.
Angkatan Laut Indonesia tampil high profile kali ini. Tanpa banyak publikasi dan umbar pernyataan, TNI AL mengerahkan 25 kapal perang dan dua kapal selam anyar ke Natuna. Dan yang lebih spektakuler dua KRI yaitu KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 Kamis kemarin sukses menembakkan peluru kendali anti kapal permukaan C705 di perairan Laut Natuna Utara. Berhasil mengenai sasaran sebuah kapal tanker TNI AL yang baru dipensiunkan KRI Balikpapan 901. Tidak itu saja unjuk kekuatannya, malamnya digelar serial simulasi pertempuran anti serangan udara. Serial berikutnya pasukan Marinir TNI AL melakukan operasi pendaratan pasukan di pantai Dabo Singkep tentu dengan dukungan sejumlah KRI.
Tetapi sesungguhnya yang lebih menggetarkan adalah pernyataan keras dari militer AS kepada China bersamaan dengan kedatangan kapal induk AS ke LCS. Bunyi peringatanya, jika ada tembakan kepada militer dan kapal perang Filipina termasuk pesawat udara maka sesuai perjanjian pertahanan dengan Filipina, AS akan mengerahkan seluruh kekuatan militernya untuk melindungi Filipina. Bahasa tegasnya, berani senggol bacok, nah lo. Pernyataan ini tentu membuat adrenalin militer di kawasan ini meninggi merah padam.
Perkembangan terkini di tengah hiruk pikuk LCS, armada kapal perang Perancis jenis LHD Mistral Class dan fregat pengawalnya sedang rehat di pangkalan TNI AL Sabang sebelum menuju LCS. Demikian juga Inggris tengah bersiap mengirim kapal induk Queen Elizabeth dengan sejumlah kapal perang pengawal ke LCS. Sementara TNI AL dalam waktu dekat ini setelah Idul Fitri akan menggelar latihan puncak Armada Jaya 2021 di perairan Laut Natuna Utara. Bakal ramai dan ke depan ini akan selalu ramai etalase LCS dipenuhi dan silih berganti berdatangan berbagai jenis kapal perang. Ini sejatinya sebagai bentuk kemarahan dalam bahasa militer sekutu AS kepada China yang secara sepihak mengklaim hampir seluruh perairan LCS.
Masa depan LCS sangat bergantung pada sikap China karena dia yang memulai dan secara hukum laut internasional dia salah. Bagaimanapun persoalan klaim tidak bisa diselesaikan secara militer apalagi jelas menyalahi konvensi internasional. Mestinya diselesaikan secara adat, secara dialog, secara baik-baik, terhormat. Jangan mentang-mentang bisa membangun kekuatan militer super hebat lalu menganggap persoalan klaim bisa diselesaikan dengan cara preman. Jangan sampai dunia memberikan opini sebagai negeri dengan kemampuan diplomasi dibawah standar alias egois.
Diplomasi militer yang dilakukan sejumlah negara di LCS dengan melakukan manuver kapal perang vivere pericoloso adalah sebuah formula warning untuk Beijing, untuk mengingatkan. Bahwa jika terjadi pertempuran hebat di LCS sesungguhnya akan menghancurkan tatanan kesejahteraan yang telah dibangun lebih setengah abad ini. Maka sebelum itu terjadi perlu upaya extra ordinary para diplomat ASEAN, Australia, Jepang, China, AS, Inggris, Perancis, Jerman dan PBB melakukan safari silaturrahim terus menerus. Musik pengiringnya adalah orkestra berbagai kapal perang teknologi terkini melakukan kontestasi keunggulan. Lirik lagunya: anda khidmat kami hormat, anda kumat kami babat. Dan dunia menjelang kiamat. Tamat.
****
Jagarin Pane / 10 April 2021