KRI Alugoro 405 resmi diserahterimakan di galangan kapal selam PT PAL Surabaya tanggal 17 Maret 2021 yang lalu. Pada seremoni itu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan lantang berkata bahwa dalam lima tahun depan kita harus bisa membuat kapal selam secara utuh termasuk desainnya. Seremoni dan kalimat Prabowo yang terang benderang itu menepis berbagai tudingan dan spekulasi selama ini. Berbagai menu "adonan" informasi, disinformasi dan opini diramu untuk melemahkan prestasi dan prestise pencapaian kerjasama alih teknologi pembangunan 3 kapal selam PT PAL dengan DSME (Daewoo Shipbuilding Maritime Engineering) Korsel.
Kita selalu menyuarakan second opinion spirit konsistensi dalam pembangunan Nagapasa Project ini yang sudah berlangsung sepuluh tahun dan telah menghasilkan tiga kapal selam produksi alih teknologi. Kakak kelas Alugoro 405 yang sudah duluan operasional adalah KRI Nagapasa 403 dan KRI Ardadedali 404. Kedua kapal selam ini dibuat di Korsel dengan seratusan insinyur Indonesia ikut kuliah transfer teknologi. Sedangkan KRI Alugoro 405 dibuat di PT PAL Surabaya dengan supervisi insinyur Korsel. Artinya insinyur kita sudah banyak mengambil peran. Bukankah ini sebuah prestasi dan prestise.
Suara lantang Prabowo di acara serah terima kapal selam "Changbogo Reborn" ini membuka peluang yang memang sudah terbuka bahwa Nagapasa jilid 2 akan berlanjut untuk membangun kapal selam ke empat, lima dan enam selama lima tahun ke depan. Mengapa disebut sudah terbuka karena memang sudah ada kontrak awal yang ditandatangani antara Indonesia dan Korsel tahun 2019. Tidak lama kemudian selama kurun waktu itu riuh rendah pasar informasi dan opini memeriahkan kampanye miring soal ketangguhan Nagapasa Class. Menggiring opini agar serial Nagapasa episode kedua tidak ditayangkan lagi. Meskipun begitu PT PAL tetap "tawaddu", rendah hati dan tak ikut membela diri.
Selama dua tahun ini pula kita ikut meramaikan pasar opini Nagapasa Class. Setidaknya ada enam tulisan yang kita publikasikan agar pengambil keputusan tetap istiqomah mendapat ilmu mahal transfer teknologi pembuatan kapal selam dari Korsel (sila buka www.analisisalutsista.blogspot.com ). Jangan mudah pindah ke lain hati, ke yang lebih sexy hanya karena lirikan sinar mata indah dari gadis manis berwajah komisi. Tinggal selangkah lagi atau setidaknya lima enam tahun ke depan kita sudah lulus sekolah transfer teknologi pembuatan kapal selam. Sebuah lompatan yang luar biasa.
Indonesia saat ini memiliki 5 kapal selam yang nota bene satu perguruan. Dua kapal selam "Cakra Class" produksi tahun 1980 buatan Jerman dari jenis U209-1200. Sementara Korsel berguru pada Jerman untuk mendapatkan teknologi U209. Nah 3 kapal selam Nagapasa Class yang baru selesai dibangun ini adalah U209-1400. Sementara target yang diinginkan dalam satu dekade ini adalah memiliki 12 kapal selam. Maka seandainya Nagapasa jilid dua sukses membangun 3 kapal selam maka kita punya 8 kapal selam. Masih tersedia peluang untuk pengadaan 4 kapal selam canggih yang selama ini dikampanyekan dan digadang-gadang dari Jerman atau Perancis. Artinya selesaikan dulu kuliah di Nagapasa College baru kemudian tumpahkan hasrat yang menggebu untuk memeluk Scorpene Perancis atau U214 Jerman.
Payung pelindung program pembuatan kapal selam ini dari awal sudah sangat kuat. Diawali dengan Presiden SBY dan Presiden Korsel untuk Nagapasa Batch satu tahun 2011 kemudian dilanjut dengan Presiden Jokowi dan Korsel-1 untuk Batch dua tahun 2019. Bahkan Presiden Jokowi dan Presiden Moon Jae-in sudah saling berkunjung satu sama lain dalam waktu berdekatan menjelang tandatangan kontrak awal Nagapasa episode kedua. Bukankah ini sebuah isyarat yang kuat untuk tetap melanjutkan pembangunan 3 kapal selam di batch kedua ini.
Penguasaan teknologi kapal selam adalah barang mewah dan merupakan gengsi kelas tinggi sebuah negara. Korea Selatan sudah membuka diri untuk berbagi teknologi strategis. Jarang ada negara yang bermurah hati membagi teknologi alutsista bawah air yang gahar ini. Insinyur kita sudah sepuluh tahun kuliah di DSME, kemudian meningkat menjadi "asisten dosen" di Fakultas Alugoro. Begitu seterusnya sampai di kapal selam ke enam nantinya diniscayakan sudah mampu menjadi "dosen" yang menguasai teknologi pembuatan kapal selam.
Tentu ini tidak bisa dibandingkan dengan negara-negara yang sudah puluhan tahun menjadi produsen pembuatan kapal selam teknologi canggih. Kita adalah pemula dan tidak pantas disandingkan dengan Jerman, Perancis atau Rusia. Tetapi kita harus memulainya. Dan sudah kita mulai. Bersamaan dengan itu industri pertahanan kita saat ini sudah bisa membuat berbagai jenis alutsista. Kita sudah mampu membuat panser, tank, roket, bom, berbagai jenis kapal perang seperti KPC, KCR, LST, LPD. Dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan diharapkan industri pertahanan kita sudah bisa membuat alutsista strategis dan gerun berupa kapal perang jenis korvet, fregat, kapal selam dan bahkan jet tempur. Semua ada di depan mata, maka ketika ada sinar mata indah yang menyapa lembut tetaplah tersenyum dan teguh hati serta menjawab mesra: jangan sekarang.
****
Jagarin Pane / 25 Maret 2021
Kata kuncinya di AIP
ReplyDeleteCari yg mau berbagi tekhnologi atau jenis AIP handal dan cocok dgn KS kita, makanya senggol France dan lawatan ke Turki..
DeleteKita baru bisa karoseri Body.. sedangkan Daleman KS kita masih Nuby, makanya Gerilya sana sini.
"Lu mau TOT tekhnologi gua, beli dulu KS gua..".
Tinggal bikin nuklis nya di perbanyakk
ReplyDeletejgn lupa belajar lagi kebih jauh teknologi harp ke rusia, biar gak di obok" mulu setidak nya kita bsa kasih efek dertn ke sebrang yg suka usilin cuaca
ReplyDeleteIy seperti y pengadaan 4 scorfen itu untuk pengadaan baru di luar pengadaan lanjutan changbogo class batch 2, kalo di hitung bilangan target y sudah 12 kapal selam
ReplyDeleteYap..saya mikir jg git scorpene atau TKMS pengadaan baru diluar CBG.
DeleteAnggap aja bru msuk sekolah Menengah sblm ke Perguruan tinggi hehhe
Artikel yg dalam sekali bung jagarin.
ReplyDeleteSaya setuju aja klo CBG 2 dilajutkan hitung2 sebgai Pijakan Ilmu Kemandirian proses belajar bangun kpal selam.
Step by step psti PAL bisa.
PT PAL nya Ga PeDe kalee
ReplyDeleteHehehehe baru tahu saya malah kalau khatamnya batch ke enam...kirain pas alugoro muncul kita udah mau syukuran khataman
ReplyDeleteAq mikirnya sih santai aja tentu setiap ganti penguasa ganti kebijakan gak masalah yg penting program yg sedang berjalan dan yg direncanakan tak berubah mau siA siB gak perduli,yg bagus dilanjutkan yg kurang dievaluasi serta diperbaiki .oh ya bung jagarin apa masih blm ada info deal gitu ttg pesturnya?
ReplyDeleteWiro
Pespur maksudnya?
DeleteBatch ke2 Lanjut sehingga jd 6 unit U209 1400 nagapasa class, sebaiknya ambil 6 unit U214 AIP dr jerman, jadi ada kesinambungan.. lanjut penguasaan AIP sehingga ke depan semua kasel kita punya AIP satu type U boat.. klo semua ilmu sdh kita kuasai maka kita bisa bikin U boat made in indonesia.. satu type saja dan berkesianmbungan.. tidak usah kita beli scorpen atau kilo .. U boat saja.. PT PAL semoga bisa membawa kemandirian U boat made in indonesia
ReplyDeleteU 209 1400 nagapasa class = 6 unit
ReplyDeleteU 209 1200 cakra class = 2 unit
U 214 AIP indonesia class = 6 unit
Total ke depan kita punya 14 unit U boat
Setuju, semua satu perguruan😁😁
DeleteYg jadi masalah kl kita menginginkan missile capability, Type214 menggunakan UGM-84 yg mana kita blm memiliki akses kesitu. Kl Scorpene peluang kita mendapatkan SM-39 lebih besar.
DeleteMantap cbg batch 2 dilanjutkan.kalau sudah mandiri dalam proses desain,lambung lingkaran dll.tinggal proses alih teknologi nya dari negara lain,atau kerjasama.
DeleteAda rencana pengadaan kaprang ASW nggak bung jagarin?
ReplyDeleteKlu tdk salah proyek pembuatan kasel ke3 di batch ke2 ini seluruh modul dan pengerjaan akan diadakan dan dilakukan oleh pt.pal sendiri dgn pengawasan ketat dari para ahli kasel korsel. Artinya di thn 2026 usai kasel ke3 batch ke2 ini dibangun, pt.pal sdh mampu melakukan rancang bangun kasel secara mandiri dan merupakan 100% hasil karya sendiri, semoga lancar.
ReplyDeleteAmin
DeleteAmin,kalau rancang bangun sudah di kuasai.tinggal kerjasama teknologi kasel nya.
DeletePesawat tempur bung jagarin? Apa udah ada yg deal gitu
ReplyDeleteWiro
On going project rafale and f15ex. Semua sedang proses, sabar dong😁🙏
DeleteApa bner info formil sebelah klo Rafale beli 18 unit dulu
DeleteMidget bppt gmn bung jagarin tolong kasih bocoran
ReplyDeleteIni mah gak begitu terdengar, proyek riset suka rahasiaan🙂🙂
DeleteProyek KFX juga sepertinya lanjut ya, bung? mendekati launching KFX belum ada berita siapa pejabat kita yang akan datang menghadirinya
ReplyDeletePanglima TNI kayaknya yang datang
DeletePanglima TNI kayaknya yang datang
DeletePanglima TNI kayaknya yang datang
DeleteBisa dri pejabat yg di Menhan,Panglima TNi,KASAU,
DeleteUdah ada kesepakatan alih teknologi pembuatan kapal frigate 30 ffm buatan Jepang di Indonesia , ini di luar pengadaan Iver huitfiield
ReplyDeleteapa benar mas. soalnya yg saya liat di medsos iverhuift batal. bisa minta link beritanya. kalau ada linknya berarti berita di medsos tsb hanya hoax belaka
DeleteIver msuk mef 2
DeleteBung Jag...Bgm dg rencana penguatan postur otot satuan pusperbal dan marinir yg lbh strategis spt posedon serta missile pertahanan... pantainya blm lg ranpur marinir yg lbh dahsyat utk kebutuhan di sorong? Nuhun bang jag
ReplyDeleteMissile coastal sdg proses, juga tank dan panser amfibi. Pasmar 3 sangat membutuhkan.
DeleteUntuk info pemgadaan SPAAg marinir gimna bung jagarin?krn infonya marinir sudah dpt anggran nya
DeleteIver udah masuk untuk anggaran di mef 2 dan tinggal kontrak efektif kok, sedangkan 30 ffm masuk anggaran di mef 3, menurut isu ada 8 unit yg di jual ke Indonesia 4 bekas ,4 lagi gress di buat penuh di PT.pal sedangkan Iver pengadaan y 2 unit
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteKlo mang bner mau ambil eks destroyer semoga dpt Murasame Class(9 unit) atau Asagiri class (8 unit)
DeleteJapan reaches deal with Indonesia on defense equipment exports
ReplyDeletePrime Minister Yoshihide Suga gestures as he meets with Indonesia's Foreign Minister Retno Marsudi (left) and Defense Minister Prabowo Subianto at the Prime Minister's Office on Tuesday. | POOL / VIA REUTERS
Prime Minister Yoshihide Suga gestures as he meets with Indonesia's Foreign Minister Retno Marsudi (left) and Defense Minister Prabowo Subianto at the Prime Minister's Office on Tuesday. | POOL / VIA REUTERS
KYODO
@Bung jagarin
ReplyDeleteAda info kah ttg pembelian alutsista TNi yg sudah msuk Green Book?
Menurut info sebelah Anggaran PLN 2020-2024 sudah disetujui.
AU 8,6 Milyar US
AL 7,7 milyar US
AD 4,4 milyar US
Prediksi 16 rafale, 8 f15ex, 2 moyagi class dll
DeleteIndonesia ini murid yg giat belajar dari guru2 kelas dunia di industri pertahanan yg canggih,,dgn motto ,amati, tiru, dan modifikasi, yakin kita akan sekelas dgn mereka suatu saat nanti. Aamiin!
ReplyDelete