Terjawab sudah mengapa proses
pengadaan jet tempur Sukhoi SU35 tersendat cukup lama. Ternyata bukan di masalah internal antara
Rusia dan Indonesia tetapi ada gertakan dari AS bahwa siapa saja yang belanja
alutsista Rusia akan dikenakan sanksi embargo dari Uak Sam. Soalnya AS lagi
marah besar sama Rusia sebab disinyalir Papa Bear ikut campur dalam Pilpres AS
yang memenangkan Donald Trump tahun 2016. CAATSA lahir karena itu.
Lewat Undang-Undang CAATSA (Countering America’s Adversaries Through
Sanctions Act) yang diteken 2 Agustus 2017, tapi ditentang Trump, berlaku
efektif 1 Februari 2018. Maka siapa saja yang beli senjata Rusia akan dikenakan
sanksi, begitu bunyinya. Tapi nanti dulu, ternyata ada tiga negara yang
dikecualikan dengan sanksi ini, yaitu India, Vietnam dan Indonesia. Begitu
istimewanyakah ketiga negara ini. Dalam pandangan geostrategis dan geopolitik
AS jawabannya Ya.
Sukhoi SU35 Rusia |
Musuh masa depan AS adalah Cina, bahkan sekarang lagi terlibat dalam perang
dagang. Salah satu potensi konflik masa depan adalah Laut Cina Selatan (LCS). Cina
sedang membangun pangkalan militer besar-besaran di LCS dan ini tentu membuat
AS murka. Pertarungan memperebutkan hegemoni ekonomi dan militer sedang terjadi
diantara keduanya. Dalam lima tahun kedepan diprediksi klasemen puncak kekuatan
ekonomi AS akan disalip Cina.
Nah ketika bulan Februari lalu ditandatangani kontrak pengadaan 11 jet
tempur SU35 dengan Rusia, setelah kedatangan Menhas AS Jim Mattis ke Jakarta, bersamaan
dengan pemberlakuan CAATSA, terjawablah sudah bahwa Indonesia boleh-boleh saja
membeli Alutsista made in Rusia. Disamping itu porsi beli senjata AS juga cukup
besar dari Indonesia seperti F16, Apache, Bell dan lain-lain.
Indonesia sedang memperkuat militernya.
Maka pengadaan beragam jenis alutsista dilakukan dari berbagai negara
sesuai dengan prinsip bebas menentukan sendiri. Maka bisa kita lihat kombinasi
alutsista yang kita miliki saat ini. Ada
Apache ada Mi35, ada Bell 412 ada Mi17, ada F16 ada Sukhoi, ada BMP3F ada LVTP,
ada Nassam ada Vampire, ada Leopard ada Marder, ada M113 ada Anoa. Beragam jenis alutsista gaek juga ada,
berdampingan dengan “cucunya” yang sudah digital. Mirip show room alutsista.
Apache dan Mi17 |
Kita masih membutuhkan banyak alutsista untuk memodernisasi TNI kita. Maka sebagai
langkah cerdas dan cerdik Menhan Ryamizard berkunjung ke Pentagon selasa 28
Agustus 2018 yang lalu. Pentagon menyambut hangat dengan dentuman meriam 21
kali. Boleh jadi karena sekutu strategis
dia, katanya, sedang bertamu dengan membawa daftar belanja alutsista. Siapa sih
yang gak senang. Bukankah kita mau beli Hercules, mau beli Chinook, mau nambah Apache,
mau nambah F16 dan lain-lain.
AS memang cerdik tapi kita juga cerdas bro. Silakan saja dia anggap kita
sekutu strategis karena posisi kita memang strategis sejak jaman nenek moyang
dulu. Kita beli berbagai jenis alutsista
buatan berbagai negara untuk pertahanan teritori agar tidak terjebak dengan
sanksi embargo sebagaimana pernah dialami dulu.
Sakitnya tuh disini lho, ketika Hawk kita gak boleh menggempur GAM di Aceh
tahun 2003, F16 kita gak bisa terbang karena insiden Santa Cruz Timtim. Kondisi
kekuatan angkatan udara kita pada waktu itu memprihatinkan. Tetapi sekarang
kita sudah bangun industri pertahanan kita. kita sudah bisa buat panser, tank, roket,
kapal perang berbagai jenis. Yang belum
bisa dibuat ya kita beli dong.
Nah sekarang AS sedang mempersiapkan langkah cerdiknya dengan memasukkan
Indonesia, Vietnam dan India sebagai sekutu strategisnya untuk menghadapi
Cina. Cerdiknya Uak Sam itu kalau mau
berkonflik pasti gak mau sendirian. Selalu dia ajak negara lain untuk ikut
berkelahi. Selalu begitu, sudah banyak contohnya.
India memang tidak begitu suka sama Cina, apalagi Vietnam. Masalahnya dua
negara ini sangat dekat dengan Rusia.
Berbagai jenis alutsista keduanya adalah made in Rusia. India punya ratusan pesawat Sukhoi, Vietnam
punya 5 kapal selam Kilo dan puluhan Sukhoi serta senjata strategis lainnya.
Maka, kata Uak Sam, gak papalah beli alutsista Rusia, tapi beli jugalah
senjata kami. Rayuan setengah memaksa neh. Ya gak papa juga kata Indonesia,
kami juga masih butuh diversifikasi alutsista. Kalau untuk berhadapan dengan
LCS boleh jadi kita pakai alustsista AS tapi untuk menghadapi selatan kan harus
pasang kuda-kuda juga, jadi pakai made in Rusia.
Kita juga baik dengan Cina, dengan Jepang, dengan Rusia. Di LCS kita tidak
berkonflik dengan Cina, netral gitu. Jadi kalau ada yang memasukkan kita sebagai
sekutu strategis, justru sangat bermanfaat bagi kekuatan diplomasi kita.
Minimal Cina gak bakalan ganggu Natuna. Jadi cerdik beradu dengan cerdas sambil
kita perkuat terus militer kita. Segitu aja dulu, nanti disambung lagi.
****
Surabaya, 1 September 2018
Paparan ny sgt mncerahkn bung.dtggu lnjutn nya😀😀
ReplyDeleteMntap bang panee
ReplyDeleteTapi bg...harus d ingat,perkuatan militer kita jgn hanya dg senjata kelas pespur aja...yg perlu sgra d adakan adalah pengadaan sistim pertahanan udara sekelas S300 aja kalau tak bsa $400.kita membutuhkan minimal 10 batrei untuk negri seluas ini plus sistim SAM sekelas BUK atau pantsir s2 sebagai hanud lapis ke dua. Kalau anggaran pertahanan kita bsa 2persen dr PDB kita,saya rasa dlm 3 tahun saja semua itu dpt tercapai.untuk pespur selain tambahan d natuna,biak dan kupang perlu d tambahin d aceh sbg counter wilayah barat yg berbatas dg india yg punya ambisi sperti china d lcs.bila semua tlah tercapai insya allah negara d selatan dan utara negri ini akan jinak.
ReplyDeleteTapi bg...harus d ingat,perkuatan militer kita jgn hanya dg senjata kelas pespur aja...yg perlu sgra d adakan adalah pengadaan sistim pertahanan udara sekelas S300 aja kalau tak bsa $400.kita membutuhkan minimal 10 batrei untuk negri seluas ini plus sistim SAM sekelas BUK atau pantsir s2 sebagai hanud lapis ke dua. Kalau anggaran pertahanan kita bsa 2persen dr PDB kita,saya rasa dlm 3 tahun saja semua itu dpt tercapai.untuk pespur selain tambahan d natuna,biak dan kupang perlu d tambahin d aceh sbg counter wilayah barat yg berbatas dg india yg punya ambisi sperti china d lcs.bila semua tlah tercapai insya allah negara d selatan dan utara negri ini akan jinak.
ReplyDeleteIya...hati2 dengan india
ReplyDeleteBeli s 400 dan 500 sdh cukup mengangkat militer indonesia dipenggung internasional. Kalo masalah personal militer sdh tak diragukan lagi loyalitas dan patriotiknya serta kekuatannya.
ReplyDelete'Ya jika tni punya s400,musuh mikir 10× serang nkri.terbukti amerika takut s400.dan RI punya wibawa dikancah dunia. Sampai sekrg tni au cuma punya perthnan udara jarak7000meter.amat tragis mmg.jika nkri diserang 10jet tempur asing dgn jarak tggi lbh dr 7000 m nkri akan hancur.
ReplyDelete'Ya jika tni punya s400,musuh mikir 10× serang nkri.terbukti amerika takut s400.dan RI punya wibawa dikancah dunia. Sampai sekrg tni au cuma punya perthnan udara jarak7000meter.amat tragis mmg.jika nkri diserang 10jet tempur asing dgn jarak tggi lbh dr 7000 m nkri akan hancur.
ReplyDeleteThere's noticeably a bundle to know about this. I assume you made sure good points in options also. play casino
ReplyDelete