Program jilid dua dari apa yang sudah dikenal selama ini, Minimum Essential
Force TNI (MEF)kembali memantik harapan bugar di hari-hari terakhir ini dengan
berita-berita yang membangkitkah ghiroh bertentara. Perkuatan militer Indonesia
dengan pintu gerbang Kemhan memberikan angin segar program yang membungakan
dalam tahun ini. Menambah sejumlah alutsista di segala matra dalam skala besar.
Tiga tahun terakhir ini berbagai jenis alutsista hasil program MEF jilid
satu masih terus berdatangan secara bergelombang. Sementara MEF jilid dua
sedang mempersiapkan pesanan alutsista skala besar antara lain rencana membeli
dua kapal perang besar jenis Destroyer, penambahan kapal selam baru, penambahan
skadron jet tempur selain jet tempur
Sukhoi SU35, penambahan 12 radar, melanjutkan program PKR dan lain-lain.
CN235 MPA untuk TNI AL yg diserahkan bulan Januari 2018 |
Sementara itu Menteri Pertahanan AS tanggal 21-22 Januari 2018 berkunjung
ke Jakarta. Tentu ada tawaran alat militer yang dibawanya. Maka peluang
menambah jet tempur made in AS seperti F16 Viper sangat terbuka lebar. Termasuk
menambah kuantitas Helikopter serbu paling canggih Apache dari pesanan yang
sekarang berjumlah 8 unit bisa ditambah menjadi dua kali lipatnya.
Seperti diketahui pesanan alutsista yang didatangkan dari AS saat ini
antara lain 24 jet tempur F16 blok 52Id, 28 Helikopter Bell 412EP, 8 Helikopter
Apache. Dalam pandangan kita kunjungan Menhan AS salah satunya adalah
memperkuat kemitraan pertahanan strategis. Bahasa militernya adalah membawa
daftar alutsista yang boleh dibeli Indonesia. Bahasa bisnisnya nawarin barang
untuk dipakai dengan sejumlah harga paketan.
Dalam daftar anggaran belanja yang beredar luas selain membeli 11 jet
tempur Sukhoi SU35, Indonesia akan membeli 2 kapal perang jenis Destroyer, 2
kapal perang jenis PKR 10514, 2 kapal selam, sejumlah Radar GCI, UAV, Helikopter
Serbu, Helikopter Angkut, Peluru
Kendali, Tank, Tank Amfibi, Kapal Cepat Rudal, Kapal Patroli Cepat, MLRS
Astross, Pesawat Amfibi, Pesawat Latih dan lain-lain.
Hercules kita dalam latgab TNI skala besar |
Sementara 15 jet latih tempur T50 Golden Eagle sedang dipasangi radar
canggih yang mampu mendeteksi berbagai sasaran secara jitu, dan mempersenjatainya
dengan peluru kendali. Jadi fungsinya
menjadi baby falcon cabe rawit, kecil-kecil menyengat, sangat berguna untuk
ronda udara. Memang kalau untuk patroli udara serahkan saja dengan F16 atau Golden
Eagle. Jangan biarkan jet tempur kelas
berat Sukhoi membawa misi patroli rutin, tidak efektif.
Di kurikulum MEF Indonesia diwajibkan menambah perbendaharaan 3 skadron jet
tempur. Maka harapan besar dari kedatangan Menhan AS adalah memberikan lampu
hijau percepatan bagi pengadaan minimal 2 skadron jet tempur F16 Viper,
penambahan Apache dan membeli Chinook. Ruang udara yang luas mengharuskan
Indonesia memiliki setidaknya 11 jet tempur yang disebar di berbagai pangkalan
angkatan udara.
Untuk matra laut penambahan 2 kapal selam sangat membesarkan hati. Sampai dengan akhir tahun ini kita punya 5
kapal selam. Maka proyek pengadaan 2 kapal
selam baru akan semakin memberikan kekuatan pertahanan bawah air yang bergigi.
Termasuk pengadaan 2 Destroyer dan 2 Fregat ditambah sejumlah Kapal Cepat Rudal,
Kapal Patroli Cepat, LPD, LST akan menjadikan angkatan laut kita semakin tegar
dan kuat.
Kehadiran armada BAKAMLA atau Coast Guard Indonesia sangat membantu
meringankan tugas TNI AL dalam pengamanan laut khususnya pencurian ikan. Armada BAKAMLA saat ini sedang dikuatkan
dengan pembangunan kapal-kapal baru aneka ukuran. Salah satunya yang terbesar berukuran
115 meter baru saja selesai. Ini sangat
menggembirakan dan dalam lima tahun ke depan armada BAKAMLA akan mencapai 45-50
kapal baru berbagai ukuran.
Di ASEAN ada trend negara jiran melakukan perkuatan militerya secara
signifikan. Misalnya Vietnam dan Filipina yang berkonflik teritori dengan Cina
di Laut Cina Selatan. Meskipun tidak ada konflik teritori Myanmar, Singapura
dan Thailand juga memperkuat militernya. Hanya Malaysia yang agak tersendat pembangunan
militernya. Belanja militernya hanya beli yang kecil-kecil saja. Tidak ada
belanja militer skala besar selama 7 tahun terakhir ini.
Harapan baru kembali diperlihatkan sinarnya, manakala program MEF jilid dua
sudah menggeliat untuk kembali memesan sejumlah alutsista gahar dalam jumlah
banyak. Tapi meskipun dibeli dalam jumlah besar tetap saja masih belum
mencukupi esensi minimal sebagaimana yang dipersyaratkan. Perlu tiga tahap MEF
agar kuantitas minimal alutsista yang diinginkan bisa tercapai.
Kita mengapresiasi program-program Kemhan meski sering kali urut dada atas
kinerja eksekusi yang diperlihatkan.
Contohnya dalam proses kontrak Sukhoi SU35 yang bertele-tele. Kemhan sebagai pemegang anggaran terbesar
menjadi sorotan publik soal manajemen anggaran, soal mekanisme pengadaan
alutsista. Terlebih lagi soal komunikasi
publikasi yang kurang terukur pesan kuatnya.
Harapan besar kita sandarkan pada kementerian pertahanan untuk
membaguskuatkan militer kita. Semoga program MEF jilid dua yang tersisa satu
setengah tahun ini mampu dikejar dengan semangat kerjasama dan koordinasi yang
menjulang. Anggaran udah disediakan maka belanjalah dengan spirit menguatkan
kehebatan dan kedaulatan teritori sembari mengurangi ego sektoral one man show.
****
Jagarin Pane / 20 Januari 2018
artikel yang betul-betul akan membuat mimpi basah yang membacanya ,,, #hoaxmembangun ....
ReplyDeleteUtk angkatan darat ditempatkan 30bukit MLRS tersebar diseluruh pulau2, dgn pembangunan unit bangunan pada posisi ketika alat tsb disiagakan, kemudian ditempatkan panser amphibi, tank amphibi yg dipersenjatai 20 tabung peluncur roket, di pulau tersebut dibangun menara mercusuar, dilengkapi sirene peringatan dini adanya serangan atau tanda evakuasi menghadapi adanya bencana alam termasuk tsunami, dibangun mess, dibangun helipad dan hangar, dibangun landasan darurat sbg jarak jangkauan minimal 800 meter, dibangun klinik dng fasilitas dan tenaga profesional medik, ditempatkan disekitar pulau senapan mesin dan senapan mesin rail gun, nasing2 pos terdiri dari 4 unit, dibangun secara merata paling tidak 50 pos disekitar pulau, dilengkapi jaringan listrik, penempatan paskhas, kendaraan komando yg dipersenjatai peluncur roket dan senapan mesin rail gun, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, pemasangan sonar di dasar laut, pemasangan CCTV disepanjang pantai di sekitar pos maupun dipagar, sekitar pulau dibangun pagar kawat yg dilengkapi lampu penerang dan CCTV yg dilengkapi fasilitas night vision dan infrared, serta sensor gerak, terhubung sbg alarm utk atasi keterbatasan jumlah personil, dibangun mess polisi air dan udara berikut sbg pos serta ditempatkan bagi semua petugas dari semua instansi kendaraan sebagai patroli dan sebagai sarana transportasi yg dilengkapi eng peluncur roket, radio telekomunikasi, dan amunisi serta senapan mesin
ReplyDeleteTinggal 1,5 tahun menhan harus agresif untuk MEF II. Masyarakat Indonesia akan menilai hasil nya di MEF III, apa saja yang dibeli Menhan diera Jokowi.. tinggal di MEF III menambahin Quantity yang masih kurang : TNI AL : Destroyer 6 buah, kapal selam 12 buah, Frigate/PKR 12 buah, Korvet 15 buah, OPV 16 buah, TNI AU : Sukhoi 35 2 skuadron (36 buah), radar : 32 buah, Arhanud NASAM, pesawat angkut 32 buah. TNI AD : tank medium : 300 buah,panser canon, helicopter Mi-35:12 buah, Apache : 16 buah, Arhanud gerak S300/350 dan S400, ASTROS nambah 50 buah.
ReplyDeleteMenhannya yg kurang cekatan, kalau cekatan tdk sampai indonesia diingatkan oleh pihak korsel utk bayar biaya yg menjadi tanggungan indonesia dalam proyek KFX/IFX, dan tidak sampai menkeu kembali mengingatkan kemenhan jika memang ada tanggungan, supaya sebelumnya direncanakan dalam RKAKL.
ReplyDeleteSaya mengerti sbg kondisi yang dihadapi oleh presiden Jokowi, selama puluhan tahun, pembangunan infrastruktur kita kurang gregetnya, kemudian selama puluhan tahun itu juga mental aparaturnya bobrok, dan saat ini perbaikan dibidang regulasi dan sumber daya sedang dilakukan, memperbaiki ekonomi tanpa diimbangi dgn aparatur yang bersih, maka potensi anggaran yang bocor yang tidak dapat dinikmati rakyat secara langsung ataupun tidak langsung, melalui pembenahan sarana dan prasarana fasilitas umum serta pembangunan infrastruktur maka indonesia tetap menjadi negara yang selalu tertinggal dalam segala aspek. Saran saya kepada Yang Mulia Bapak Kepala Negara sekaligus Bapak Kepala Pemerintahan apabila MEF tahap II ini tetap kurang gregetnya, maka di MEF tahap III supaya pelaksanaan utk perencanaan pengadaan alutsista pada tahap II dapat digantungkan dengan MEF tahap III, bahkan mohon diupayakan secara maksimal terdapat penambahan 2 kali lipat anggaran gabungan utk biaya pengadaan MEF tahap ke II dan tahap III, dgn maksud supaya barang yg diadakan melebihi dari jumlah dan kualitas barang yg diadakan pada MEF tahap II dan MEF Tahap III, misal alutsista yang diadakan pada MEF tahap II seharusnya ada 200 unit dari semua matra ditambah dgn MEF tahap III seharusnya ada 300 unit, maka apabila ingin pengadaan alutsista MEF tahap II dilakukan secara bersamaan pada MEF tahap III, maka dbg adanya penambahan anggaran dari yang seharusnya pada MEF tahap II dan MEF tahap III yang datang bukan 500 unit, melainkan 1000 unit, jadi terasa banget tidak nanggung belum lagi kalau pesan banyak alutsista khan bisa minta discount dan atau minta bonusnya berupa MLRS atau helikopter serang atau helikopter serbu atau Bonus paket rudal. Mohon untuk tidak dilupakan, supaya disosialisasikan kepada seluruh ASN dan kepada personil TNI supaya bekerja dgn hati dan pikiran utk menghasilkan karya yg terbaik, jangan hanya sbg pikiran aja,krn yg diperoleh adalah hasil karya asal jadi
ReplyDeleteTambahan : mengantisipasi potensi konflik dng negara lain yg berbatas sbg indonesia, dan mengantisipasi masuknya teroris melalui jalur tikus, supaya di tiap perbatasan dibangun banyak pos perbatasan, jangan lupa dibangun mess bertingkat dipasang lampu menara, dibangun pagar kawat, dilengkapi CCTV eng fasilitas night vision dan infra red, dan sensor, dibangun klinik, dibangun tempat penampungan BBM, dibangun jalan utk mempermudah pendistribusian BBM dan mobilisasi kendaraan tempur, kendaraan angkutan, dipasang lampu penerangan jalan mengantisipasi penyusup dan teroris masuk ke wilayah indonesia, dibangun menara telekomunikasi, dibangun gedung atau ruang teleconference utk melaporkan hasil penjagaan tiap hari, sehingga tidak perlu laporan harus berangkat ke jakarta, kecuali menghindari adanya penyadapan dan berhasil nya musuh masuk ke dalam jaringan telekomunikasi TNI, dibangun gudang logistik, dibangun mess utk personil gabungan dari Polres, imigrasi, dishub, dinas perdagangan, BP-POM, Polisi Militer, dinas pendapatan daerah, kementerian keuangan utk kontrol cukai, kalau di laut bisa bekerjasama sbg bakamla
ReplyDeleteDi masing2 patok perbatasan dibangun pos penjagaan, masing2 pos paling tidak 45 orang
ReplyDeleteJet tempur ditempatkan juga di timika, di fak2, di enarotali, di dogiyai, di nabire, di merauke, di pulau kaimana, di pulau serui masing2 1 Skadron jet tempur, dan 1 skadron heli serbu, 1 skadron heli angkut yg dipersenjatai, kemudian ditempatkan 2 skadron super tucano di kabupaten enarotali dan di kabupaten dogiyai
ReplyDeleteHahahaha ... maunya macem-macem ... tetapi duitnya ora ono ...
ReplyDeleteAYO BANGUN ... KERJA...KERJA.. KERJA
Hmm tinggal 1,5 tahun lagi. harus gercep
ReplyDeletetukar dulu menhannya...selagi masih si rr mimpi aja kitaa...yg penting bagi rr semangat...menhan gebleg
ReplyDeletetukar dulu menhannya...selagi masih si rr mimpi aja kitaa...yg penting bagi rr semangat...menhan gebleg
ReplyDeletebeda banget dg pak poer...walau sipil tapi mengerti dg kebutuhan...rr gebleg
ReplyDeletemenhan apaan tu....cuma besar omong...alias asbun
ReplyDeletemenhan apaan tu....cuma besar omong...alias asbun
ReplyDeleteHahahaha .. Janganlah menyalahkan siapa-siapa ... terutama RR sang Menhan ....
ReplyDeleteApakah anda semua gak sadar bahwa kita semua saat ini hidup dalam suasana "retorika mimpi basah" yang dibangun oleh elite-elite yang kredibilitasnya NOL BESAR..
Jadi terimalah semua ini sebagai Takdir agar anda gak sakit hati ..
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMohon di ganti saja Pak Presiden Jokowi, Menhan sudah tua dan lapok, pola pikirnya lambat...pandangan masalah pertahanan NKRI terlalu kerdil...kita butuh Menhan yang tanggap dan cekatan dalam membaca situasi glabal saat ini, seorang Menhan harus cepat dalam memenuhi kebutuhan Alutsista canggih dan modern yang diperlukan oleh TNI, saya sebagai masyarakat bangga bila TNI kita jadi kuat dan disegani oleh negara tetangga...SALAM DAMAI NKRI , MENHANNYA HARUS DIGANTI
ReplyDeleteAkibat kmampuan anggaran nafsu gede kmampuan anggaran lemah ules dada s400 tu bli saya gitarnya membumi Turki baru mau bli ja dah mendunia
ReplyDelete