Baru saja Kemhan menyelesaikan pekerjaan proyek pengadaan
11 jet tempur Sukhoi SU35 dengan pihak Rusia setelah bernegosiasi marathon dan
melelahkan selama dua tahun. Sebenarnya kontrak pengadaan jet tempur gahar ini
mau diteken Presiden Jokowi dan Vladimir Putin pertengahan tahun 2016 ketika
berkunjung ke Moskow. Nyatanya baru
kemarin ini bisa diselesaikan. Asa memang harus dijaga digaris sabar.
Proyek pengadaan alutsista TNI diprediksi akan terlihat
jelas mulai tahun depan. Seperti kita
ketahui program MEF (Minimum Essential Force) TNI ada tiga tahap. MEF I sudah diselesaikan pada masa
pemerintahan SBY namun kedatangan alutsista berikut pembayaran hutangnya yang
multy years harus dilakukan di pemerintahan Jokowi. Itu sebabnya selama separuh
periode pemerintahan Jokowi yang nota bene ada di MEF II seperti tidak terlihat
adanya pengadaan alutsista yang menonjol nilai dan barangnya.
Apache TNI AD, datang 3 unit tahun ini |
Tetapi bukan berarti tidak ada proyek membaguskan
alutsista TNI. Program radarisasi dan rudalilasi 15 jet latih tempur golden
eagle jalan terus. Setidaknya sudah ada 4 jet tempur jenis ini yang mendapatkan
radar canggih sebagai indra tempurnya sehingga bisa jalan-jalan patroli di El Tari Kupang. Pengadaan radar Weibel sudah ditempatkan di
satuan radar Yogya dan Natuna. Termasuk
pengadaan alutsista peluru kendali SAM jarak sedang NASAMS, artileri Swagerak dan
kendaraan angkut pasukan M113.
Prediksi kita mulai tahun depan akan banyak proyek
pengadaan alutsista skala besar. Ini
salah satu sebabnya adalah mulai berkurangnya termin pembayaran hutang
alutsista multy years d MEF I. Tahun ini kita akan kedatangan 5 jet tempur F16
blok 52 Id sebagai kontingen terakhir dari 24 unit yang dipesan. Juga kedatangan
2 kapal selam canggih dari Korsel. Itu semua adalah realisasi program pengadaan
alutsista MEF I.
Proyek PKR 10514 akan dilanjutkan kembali tahun depan.
Indonesia dan Belanda punya perjanjian kerjasama transfer teknologi pembuatan
kapal perang jenis ini. Dua diantaranya
sudah selesai dikerjakan yaitu KRI RE Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah
Ray 332. Sangat dimungkinkan kita akan menambah 3 unit lagi untuk memastikan
Martadinata Class punya kekuatan 5 unit kapal perang. Pengadaan SAM jarak
sedang tahap II juga akan terlaksana tahun depan. Tawaran jet tempur F16 Viper
blok 72 gencar dipromosikan, termasuk asa dan doa datangnya peluru kendali
jarak jauh S300 buatan Rusia.
Proyek pengadaan alutsista gahar yang lain yang selalu
menarik diikuti adalah kapal selam.
Banyak pemberitaan bahwa kita akan menambah terus jumlah kapal selam dan
itu pasti. Ada beberapa merek yang
ditawarkan, tentu menjadi tanda tanya, merek apa sih yang mau dibeli. User sih
pengennya kapal selam KILO dari Rusia sebagaimana diperjelas Panglima TNI. Tapi
sementara itu marketing pabrikan yang lain bersemangat menawarkan produknya
seperti Turki dan Perancis. Kemhan pintunya.
KRI Nagapasa 403, datang pertengahan bulan ini |
Basis dari semua proyek modernisasi militer kita adalah
menjaga asa digaris sabar. Bahwa
pengadaan alutsista yang sedang digiatkuatkan selama delapan tahun terakhir ini
memerlukan anggaran besar dan kesabaran tinggi.
Sudah banyak berdatangan alutsista canggih segala matra. Ketika kita
sudah memastikan finalisasi pengadaan 11 jet tempur Sukhoi SU35, tetapi barangnya tidak langsung datang segera.
Diperlukan waktu minimal 2 tahun ke
depan untuk pembuatannya dan itu baru jadi 2 biji saja. Bertahap dan bersabar.
Kapal selam KRI Nagapasa 403 yang sedang dalam perjalanan
ke tanah air butuh waktu 4 tahun proses pembuatannya. Pengadaan 24 jet tempur
F16 blok 52 Id butuh 5 tahun proses kedatangannya. Jadi semuanya butuh proses
tetapi tentu proses pengadaanya jangan pula ikut bertele-tele, ini yang kita
kritisi. Bahwa ke depan akan banyak proses pengadaan alutsista mestinya
diimbangi dengan kelincahan dan kecerdasan dalam proses negosiasi dan
pengambilan keputusan, termasuk dalam press releasenya. Gunanya tentu agar
semuanya jelas, dan masyarakat tidak terombang ambing dengan ketidakpastian.
Beban kerja Kemhan yang cukup padat dan berat tentu bisa
diantisipasi misalnya dengan menambah Wamenhan di kementerian itu. Kemhan periode lalu ada struktur Wamenhan dan
ternyata mampu bergerak lincah kesana kemari ketika memulai proyek MEF I. Tidak salah kan kalau untuk mengeraklincahkan
roda operasional diperkuat dengan seorang Wakil Menteri. Sebab ke depan ini program MEF kita akan
semakin menggelembung dengan anggaran yang semakin besar.
Apapun itu kita tetaplah ada di garis sabar sembari
memelihara asa dan memandang langit biru nan indah. Republik ini harus
dijagakuat dengan militer yang gahar agar teritorinya terjamin aman dan
dihormati. Musuh kita di depan adalah
rivalitas memperebutkan sumber daya alam yang ada di laut. Musuh kita ada di
depan kita yang lapardan haus dengan sumber daya alam tak terbarukan alias
energi fosil.
Jadi kalau ada anggapan bahwa semua berjalan baik-baik
saja, tidak akan ada perang, semuanya sahabat kita, tentu anggapan ini harus
ditambah dengan kalimat : meskipun begitu kita tetap harus mengantisipasi
kemungkinan terburuk dengan cara memperkuat militer kita. Bukankah dengan kekuatan militer yang gahar
akan memberikan rasa segan pihak lawan dan ini menjadi sebuah garansi tidak ada
gangguan dan ancaman.
Asa memang harus terus dijaga digaris teritori NKRI yang
luas ini. Asa juga harus terus dijaga
digaris sabar sembari menanti kedatangan alutsista yang bakal datang silih
berganti. Datang, pesan dan datang lagi, tetapi tentu tetap di garis sabar.
Pada saatnya nanti kita sudah menjadi salah satu yang terkuat dan teritori yang
kita jaga akan semakin berwibawa. Pada saatnya nanti industri pertahanan kita
sudah mampu membuat jet tempur dan kapal selam.
Semua sedang dalam proses. Asa memang harus terus dijaga, mudah-mudahan.
****
Jagarin Pane /07 Agustus 2017
Mantaps..
ReplyDeleteBerarti gokden eagle sd berhak ya disebut FA-50?
ReplyDelete