Amerika Serikat dan Australia sudah sepakat untuk
menempatkan jet tempur siluman raptor F22 di Darwin awal tahun depan. Urgensi
kehadiran jet tempur generasi kelima ini adalah untuk mengimbangi gerak militer
Cina yang begitu cepat di Laut Cina Selatan (LCS). Tetapi bukankah dengan itu
berlaku pepatah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
Sebuah negeri kepulauan yang ada di utara Darwin layak
berhitung cermat dengan kehadiran 1 brigade pasukan Marinir dan F22 AS di utara
Australia itu. Negeri kepulauan itu saat
ini sedang memodernisasi militernya untuk pertahanan teritori dari ancaman yang
sudah nyata, Ambalat dan Natuna. Kehadiran militer AS di depan hidung Kupang
tentu menggelisahkan dari kacamata militer.
Dengan begitu setidaknya perhatian pertahanan yang selama
ini fokus di utara negeri kemudian harus juga memperhatikan halaman belakang
yang warna militer didekatnya begitu kental dan kuat. Pemusatan kekuatan
militer di Darwin dan Australia Utara tidak boleh dipandang sebagai sesuatu
yang biasa. Perlu ada tambahan perkuatan militer di Kupang dan sekitarnya
secepatnya.
Jet tempur F22 Raptor |
Hadirnya F22 memberikan persepsi betapa telanjangnya
Jakarta, betapa terbukanya Surabaya dan
Timika manakala terjadi arogansi militer
negara adidaya yang bisa saja terjadi dalam perjalanan berteritori ke depan. Yang
jelas Indonesia ada dalam jangkauan jet-jet tempur siluman itu dan menjadi
jalur utama perjalanan Darwin – LCS.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana dengan serial cerita pembelian
jet tempur Sukhoi SU35 yang tersendat-sendat itu. Kita katakan serial karena setiap
membicarakan sinetron SU35 gak pernah ada titik ujungnya apalagi
klimaksnya. Padahal yang mau dibeli
hanya 8-10 biji dan anggarannya pun sudah tersedia sejak beberapa tahun lalu. Entah kenapa kok proses beli nya
begitu sulit atau memang memakai logika ini: kalau bisa dipersulit untuk apa
dipermudah.
Sementara tetangga kita Singapura sedang menunggu
kedatangan jet tempur F35 yang setali tiga uang kesilumanannya. Jadi di bawah kita
ada jet tempur F22, disebelah kiri ada jet tempur F35. Lalu kita sendiri masih “mendramatisir”
proses pembelian Sukhoi SU35 dengan berbagai persyaratan. Capek juga mengikuti proses drama itu.
Jet tempur Sukhoi SU35 |
Apakah sebenarnya kita berangkat untuk menjalankan konsep
membangun pertahanan berbasis “bangsaku” atau pertahanan berbasis “bank saku”
alias komisi gede untuk pembelian alutsista. Kisah seorang Kolonel yang
ketahuan menilep uang negara sebesar US $ 12 juta untuk pembelian F16 dan
Apache adalah tamparan untuk Kemhan yang dipermalukan awaknya sendiri dalam
manajemen pembelian alutsista.
Sementara negara lain terus berupaya membesarkan nilai
pertahanannya. Vietnam dalam waktu empat tahun sudah bisa mendatangkan 5 unit kapal
selam Kilo, dan 24 unit jet tempur Sukhoi Su27/30, sudah datang semuanya. Sementara kita butuh waktu 10 tahun untuk
mendatangkan kapal selam baru. Hasilnya 3 biji Changbogo, barangnya pun baru
mau datang tahun depan. Program pengadaan 24 F16 blok 52 id yang ditandatangani
tahun 2012 mestinya proyek itu sudah selesai akhir tahun ini. Kenyataannya masih ada 9 unit F16 yang belum
sampai di tanah air.
Kementerian Pertahanan sebagai pintu gerbang proses
pengadaan alutsista adalah kementerian pemegang anggaran APBN terbesar mulai
tahun depan. Artinya perhatian pemerintah dan parlemen soal perkuatan
pertahanan teritori cukup besar. Kemhan boleh jadi adalah kementerian basah dengan
kucuran anggaran, akan tetapi jangan sampai “basah kuyup” karena perilaku
oknum.
Anggaran terbesar harus dikelola dengan profesional dan
transparan. Kemhan harus lugas dan cerdas memetakan potensi ancaman, bergerak
cepat, beli alutsista setara, untuk memastikan keseimbangan teknologi terkini
yang dimiliki. Tidak melulu ngurusin program bela negara. Program bela negara perlu tetapi bukan
segala-galanya. Teknologi alutsista itu juga penting dan harus dimiliki di alam
nyata bukan di alam maya.
Halaman belakang rumah yang bernama NTT, Arafuru, Merauke
harus dipoles dengan penempatan sejumlah alutsista modern. Syukurlah sudah ada
program menempatkan sejumlah jet tempur di Kupang dan pembangunan batalyon
arhanud di NTT serta tambahan kapal perang.
Tetapi bukan sekedar persebaran jet tempur atau kapal perang saja,
penting dan mendesak adalah penambahan kuantitas dan kualitas alutsista seperti
Sukhoi SU35, Fregat dan kapal selam secepat-cepatnya.
Raptor dan marinir AS di Darwin jelas ancaman meski dalam
kacamata diplomatik kita berkawan baik dengan AS dan Australia. Tetapi dalam
perjalanan dinamika diplomatik itu semuanya berbungkus kepentingan nasional dan
tuntutan pemenuhan sumber daya alam. Di bingkai itu AS mudah berubah pikiran
apalagi besok dipimpin Donald Trumph yang sangat nasionalis itu.
Jawabannya jelas, perkuat secepat mungkin militer kita.
Beli Sukhoi tidak lagi 8 biji tapi minimal 1 skuadron alias 16 biji. Jumlah
kapal selam juga dipercepat proses pembangunannya. Sudah ada infrastruktur kapal selam di PAL
Surabaya. Jadi bisa dibuat paralel masing-masing di Korsel dan Surabaya. Demikian juga dengan kapal-kapal permukaan,
lanjutkan proyek PKR 10514, teruskan proyek KCR. Jangan sampai telat mikir atau
kebanyakan mikirin komisi sehingga makna pertahanan berbasis bangsaku berubah
menjadi pertahanan berbasis bank saku.
****
Jagarin Pane / 17 Desember 2016
Tersendat sendatnya pengadaan SU-35 bukanlah problem baru, tp sudah lama terjadi sbgmn alutsista lainnya macam kapal selam itu. Pengambil kebijakan makin nampak kedodoran menutupi aibnya ketika oknum jenderal divonis penjara. Itu yg "konangan".., gimana yg nggak ketahuan?
ReplyDeleteMaka tidak salah jika masyarakat ada yg menilai bhw gaung lemahnya pertahanan hanyalah strategi utk mengeruk keuntungan, terbukti si jenderal divonis seumur hidup.
Bahaya sudah nempel di mata, masih saja gaya mbulet dipakai. Kalo nggak mampu ya mundur sajalah.
Hari ini saya ingin mengunkapkan tentang perjalanan hidup saya,karna masalah ekonomi saya selalu dililit hutang bahkan perusahaan yang dulunya saya pernah bagun kini semuanya akan disitah oleh pihak bank,saya sudah berusaha kesana kemari untuk mencari uang agar perusahaan saya tidak jadi disitah oleh pihak bank dan akhirnya saya nekat untuk mendatangi paranormal yang terkenal bahkan saya pernah mengikuti penggandaan uang dimaskanjeng dan itupun juga tidak ada hasil yang memuaskan dan saya hampir putus asa,,akhirnya ketidak segajaan saya mendengar cerita orang orang bahwa ada paranormal yang terkenal bisa mengeluarkan uang ghaib atau sejenisnya pesugihan putih yang namanya Mbah Rawa Gumpala,,,akhirnya saya mencoba menhubungi beliau dan alhamdulillah dengan senan hati beliau mau membantu saya untuk mengeluarkan pesugihan uang ghaibnya sebesar 10 M saya sangat bersyukur dan berterimakasih banyak kepada Mbah Rawa Gumpala berkat bantuannya semua masalah saya bisa teratasi dan semua hutang2 saya juga sudah pada lunas semua,,bagi anda yang ingin seperti saya dan ingin dibabtu sama Mbah silahkan hubungi 085 316 106 111 saya sengaja menulis pesan ini dan mempostin di semua tempat agar anda semua tau kalau ada paranormal yang bisah dipercaya dan bisa diandalkan,bagi teman teman yang menemukan situs ini tolong disebar luaskan agar orang orang juga bisa tau klau ada dukun sakti yg bisa membantuh mengatasi semua masalah anda1.untuk lebih lengkapnya buka saja blok Mbah karna didalam bloknya semuanya sudah dijelaskan PESUGIHAN DANA GHAIB TANPA TUMBAL
Deletediluar komisi mungkin kita juga masih nego masalah yg tidak kalah kritikal bang... yaitu proses maintenance dan overhoul. mungkin itu yg sedang di minta pemerintah kita karena ga mungkin kl dlm keadaan perang kita harus kirim pesawat ke rusia untuk maintenance berkala terkait jam terbangnya.
ReplyDeleteBosan nungguin..kapan belinya....harusnya presiden bertindak cepat...soalx tenggang waktu kekosongan pesawat tempur kita jadi lama...beli jet bukan seperti beli rokok pak....klu mau beli ya beli trus...dana sdah ada kok...
ReplyDeleteBosan nungguin..kapan belinya....harusnya presiden bertindak cepat...soalx tenggang waktu kekosongan pesawat tempur kita jadi lama...beli jet bukan seperti beli rokok pak....klu mau beli ya beli trus...dana sdah ada kok...
ReplyDeleteSaya sependapat p jokowi harus buktikan kabinet kerja kerja kerja bukan mikir mikir mikir terus rakyat jadi bosen dgn kinerja dephan
ReplyDeletealutsista yg ada sekarang dan sebagian yg lom datang semuay pembelian masa pak sby, klw rezim jokowi lom ada satupun alutsista yg di beli
ReplyDeletealutsista yg ada sekarang dan sebagian yg lom datang semuay pembelian masa pak sby, klw rezim jokowi lom ada satupun alutsista yg di beli
ReplyDeleteF35,F22 ancaman nyata bagi Indonesia! Ayo mana nih hasil terbesar alutsista indonesia? Ayo lah kembangin terus biar bisa jadi negara maju.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletekalau kita bicara ancaman sudah sangat jelas sekali ....f 22 untuk apa di taruh di darwin..??..untuk china....? kan bisa dr jepang,korea,kapal induk dll.?
ReplyDeletesebenarnya ancaman juga bukan hanya dr f 22....misile jarak jauh ausie dan usa ,.juga sangat berbahaya...dan indonesia darurat misile jarak jauh cangih...bukan su 35 dan juga radar yg canggih untuk menditeksi pespur gen 5...seperti radar vostok E .:)
Cuma greget doang dgrnya.
ReplyDeleteudah gak ush beli jet tempur sekalian duitnya di bagi2.in aja bwt calo2nya biar pd seneng
Pak jokowi,pengadaan sukhoi 35 sgt WAJIB HUKUMnya,1 skuardon sukhoi isi 16 pesawat,8 pesawat di tempatkan di merauke,8 pesawat lg di tempatkan di kalbar, dan mohon kpd bpk jokowi jg menempatkan min.2 KRI di merauke,ini penting pak jokowi..ini utk menjaga wilayah NKRI,APBN kita cukup utk membeli sukhoi 35..
ReplyDeletePak jokowi,pengadaan sukhoi 35 sgt WAJIB HUKUMnya,1 skuardon sukhoi isi 16 pesawat,8 pesawat di tempatkan di merauke,8 pesawat lg di tempatkan di kalbar, dan mohon kpd bpk jokowi jg menempatkan min.2 KRI di merauke,ini penting pak jokowi..ini utk menjaga wilayah NKRI,APBN kita cukup utk membeli sukhoi 35..
ReplyDeleteRezim yg sekarang byk omong doang kerja3x, hasilnya O besar ngak ada alutsista yg dibeli, infrastruktur boleh tapi kalo perang ngak ada senjata habis semua tuh modal yg digelontorkan termasuk yg di tilep. Cuma gaduh aja.
ReplyDeleteKalo beneran perang..kumpulin semua jendral2 dari bintang 1 dst. Jejerin didepan kalo Indonesia habis..itu jendral yg aktif Dan sdh pensiun Harus mati duluan dengan membawa alutsista yg ada.
ReplyDeleteKalo beneran perang..kumpulin semua jendral2 dari bintang 1 dst. Jejerin didepan kalo Indonesia habis..itu jendral yg aktif Dan sdh pensiun Harus mati duluan dengan membawa alutsista yg ada.
ReplyDeletemasih mikir tot su35 yang banyak mungkin dr pihak indonesia
ReplyDeletesayang sekali artikel sebagus ini yg komen cuma asal jeplak
ReplyDeleteTUGAS KITA RAKYAT ADALAH BELAJAR DAN BEKERJA ... MASALAH ALUSTITA BUKAN URUSAN RAKYAT.
ReplyDeleteMAU NGOTOT JUGA MALAH BUANG WAKTU TENAGA DAN PIKIRAN.
NGACA DULU APAKAH KITA JUGA SUDAH MENJADI RAKYAT YANG BAIK UNTUK BANGSA INI!!!
Indonesia harus beli radar canggih rusia anti pesawat siluman dan kapal perang siluman sesegera mungkin untuk menjaga NKRI DAN BILATERAL SOL ITU DGN RUSSIA
ReplyDelete