Saturday, May 21, 2016

Kabar Kapur Barus

Berharap ada kabar bagus dari kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia soal pembelian jet tempur Sukhoi SU35 ternyata belum sebagus berita promosinya. Jadilah seperti kabar kapur barus, wanginya sudah kemana-mana. Adalah pihak Kemhan sendiri yang berulang kali memberitakan tentang rencana beli itu termasuk metode pemberitaannya yang membuat pihak produsen sono besar kepala dan lalu menjadi jual mahal.

Berita promosi itu antara lain bahwa Sukhoi SU35 adalah jet tempur penggentar yang mampu mewibawakan teritori negeri ini termasuk dari ancaman maling ikan, karena Sukhoi SU35 mampu menjaga perairan Indonesia yang luas.  Sukhoi SU35 juga adalah alutsista yang harus dimiliki Indonesia sebagai kekuatan pemukul strategis. Sukhoi SU35 adalah pilihan satu-satunya yang tak bisa ditawar lagi, dan lain-lain pernyataan. Berita promosi ini tentu membuat pihak pabrikan merasa over confidence bahwa barangnya akan dibeli.  Sehingga mereka yakin dengan harga premium barang itu pasti akan dibeli.
Yang digadang-gadang itu
Belum lagi bicara soal TOT sebagaimana persyaratan pembelian alutsista dari luar negeri.  Belum lagi bicara soal ketangguhan bernegosiasi, belum lagi bicara soal pernyataan yang hari senin cerah tapi selasa pagi mendung dan tak ada matahari.  Padahal posisi Indonesia sebagai pembeli sangat kuat, dimana-mana pembeli itu adalah raja, sebuah sebutan bahwa posisi pembeli atau konsumen sangat menentukan.  Tetapi untuk mendapatkan Sukhoi SU35 ini kekuatan cara beli kita tidak mampu memenuhi target waktu. Target itu adalah momen kunjungan RI-1 ke Rusia.

Mula-mula beritanya mau beli 1 skuadron (16-18 pesawat) lalu dikoreksi lagi jadi 10 saja, lalu berkurang lagi jadi 8 unit dengan alasan perkembangan teknologi, jadi gak perlu banyak-banyak karena kita gak punya musuh katanya.  Lalu ketika Natuna dilecehkan si lidah Naga baru-baru ini yang jelas-jelas ngobrak abrik teritori kita, ada kabar kapur barus yang beredar bahwa kuantitas pembelian Sukhoi dinaikkan lagi jadi 18 unit.  Pertanyaannya, ini pembelian berdasarkan rencana matang, setengah matang atau pembelian berdasarkan motif emosi.

Anggaran pertahanan republik ini ke depannya akan semakin bagus, kinclong dan mampu memenuhi kebutuhan alutsista strategis.  Tetapi cara mengelola, cara ngomong, cara tampil dihadapan publik, cara beli, tata kelola anggaran, tata prioritas kebutuhan harus juga semakin bagus, kinclong dan bersinar.  Dengan anggaran pertahanan menjadi nomor satu mengalahkan sektor-sektor lain seperti infrastruktur, pendidikan dan kesehatan maka sorotan publik dan analisis pengelolaan bidang pertahanan bisa membuahkan opini tidak profesional manakala cara dan tata kelolanya mencla mencle.
Sedikit terobati, mereka juara di AASAM 2016
Pecinta repubik ini sangat berharap adanya pemenuhan kebutuhan alutsista yang berkualitas untuk menjaga dan mewibawakan teritori.  Adalah omongan yang menyesatkan manakala keluar statemen kita tidak punya musuh, lalu tak perlu alutsista berkualitas. Pelecehan teritori di Natuna baru-baru ini menunjukkan bahwa cuaca ekstrim bisa saja terjadi di berbagai tempat di negeri ini.  Pelecehan teritori di Ambalat menunjukkan bahwa kita memang punya musuh secara militer meski tetap bersahabat secara diplomatik.  Harus dibedakan itu Om.

Militer sebuah negara dibentuk adalah dalam rangka menjadi payung eksistensi dan penggentar pihak manapun yang hendak mengganggu atau melecehkan. Itu bisa terjadi jika perlengkapan tempur yang dikenal dengan sebutan alutsista berkualitas dan mencukupi.  Jadi jika militer kita kuat bukan berarti kita ingin ngajak negara lain perang tetapi lebih kepada ingin memperlihatkan kewibawaan melindungi teritori dan eksistensi negara kita. 

Ongkos eksitensi bernegara lewat baju militer memang mahal tetapi ongkos itu adalah sebuah kesatuan dari perjalanan berbangsa dan bernegara.  Oleh sebab itu anggaran pertahanan yang direncanakan akan naik secara signifikan mulai tahun depan hendaknya bisa menjadi kekuatan kewibawaan, kekuatan bargaining dan kekuatan gengsi. Termasuk kekuatan dalam memberikan statemen kepada rakyat bangsa yang mampu memberikan spirit berbangsa dan bernegara. 

Bahwa sebagai bangsa besar kita perlu militer yang kuat untuk menjaga harga diri bangsa, martabat bangsa dan wibawa teritori. Kita tidak mencari musuh. Musuh memang tidak ada hari ini tetapi siapa tahu besok sudah ada di gerbang Natuna atau Kupang.  Dengan militer yang kuat dan disegani maka pihak manapun akan berhitung ulang untuk melakukan pelecehan.  Tapi jika militer tidak kuat secara teknologi alutsista maka kewibawaan itu hanya sebuah cita-cita dan fatamorgana

Kabar bagus beda-beda tipis dengan kabar kapur barus. Bedanya kalau kabar bagus memang sesuai dengan kenyataannya, tetapi kalau kabar kapur barus, wanginya saja yang melenakan sementara barang yang membuat wangi itu makin lama makin kecil dan hilang ditelan jaman.  Wangi-wangi tok mirip-mirip memberi harapan palsu, pas ditunggu-tunggu ternyata cuma tanda tangan MOU.
 ****

Jagarin Pane / 21 Mei 2016

18 comments:

  1. males banget sama menhan yang sekarang.,,

    ReplyDelete
  2. Menhan sekarang antec barat kepanjangan tangan sekutu barat itu fakta tidak bisa di pungkiri . Jangan pernah pernah berharap di tangan antec barat indonesia se class china ama india bisa 2 malah sebaliknya gulung tikar bangkrut hutang segunung habis ludes di curi di jarah .

    ReplyDelete
  3. Klo aku punya penilaian lain..dimana indonesia klo membeli SU35 khawatir dipelototi mamarika.sangat nampak sekali dari statement pak menhan yg dulu ngaceng sekarang agak kendor.bu retno terkesan nutup2i dgn bahasa yg tdk jelas.pak JK bilang pemerintah masih mau mempertimbangkan.sampai kpn pak?
    Dulu sewaktu bos datang ke amrik dipesan sama om bama jangan coba2 beli jet su35 klo tdk ingin repot..eh..eh..ternyata pesan bernada ancaman itu kena akhirnya ada kabar bahwa indonesia selain membeli su35 akan membeli F16 viper.hahahaha modarr kowe....mamarika gitu lho...

    ReplyDelete
  4. Haalllah..!! Teritori Negara sudah jelas2 terancam..mau beli alutsista mulai jaman pak moeldoko sampai sekarqng gak jadi2..dulu semangat sekarang loyo.andai hal ini terjadi dijaman pak sby pasti ramai yg lambatlah yg tdk tegaslah...yg bertele2lah...

    ReplyDelete
  5. kita sebenarnya tidak perlu risau dengan strategi pemerintah seolah-olah mengukur-ulur/menunda pembelian SU35. ini wilayah militer bung ! apakah semua isi dapur harus diperlihatkan ke publik? jangan pernah panik bahkan sampai menghujat pemimpin kita untuk sesuatu yang kita sendiri hanya bisa meraba-raba.

    do'akan saja para pemimpin kita dan yakin bahwa semuanya mereka lakukan demi kemaslahatan bangsa dan negara.

    ini semua drama

    ReplyDelete
  6. Ooo....ngono yo..? Ternyata bpk2 iku sdg main drama to? Wallaaaah...pinter2...yo..

    ReplyDelete
  7. bagusnya sih, tanpa koar koar, tau tau pesanan datang.. nyata, tidak banyak suara menggema..

    ReplyDelete
  8. Thanks atas semua komentarnya.....kita capek ngomong soal Su35.

    ReplyDelete
  9. infonya keren kak.. ooo iya kak kalau ingin tahu tentang cara membuat web yukk disini saja.. terimakasih

    ReplyDelete
  10. Sabar bung....saya tetap yakin su35 tetap dibeli, bahkan sudah deal dari tahun lalu, cuman kayak emang ditutup2i. Kita lihat saja begitu jkw merapat ke om rusky, dollar langsung meroket.....Asu tidak senang kalau RI merapat kesana.

    ReplyDelete
  11. disayangkan jika para fanboys malah balik mencaci para leader kita, terutama pak menhan, IMHO, bahkan dlm setiap pengadaan alutsista strategis, militer NKRI wajib memiliki cara yg membingungkan bagi para calon lawannya, "alutsista apakah yg menjadi andalan TNI ??"

    pada dasarnya simple z, anggaran ada dan terus meningkat, potensi ancaman yg juga terus meningkat, masa iya alutsista2 CETAR tdk dibeli.??

    kita percayakan kepada para pemangku keputusan dan para designer militer NKRI.

    ReplyDelete
  12. halaahhh duite cekak boss , ntu su35 udah termasuk murah loh di kelasannya dan f15se , beli tu yang sesuai kantong , wong beli ngeteng minta tot , piye tohh???
    dan untuk patroli ?? set dikira murah biaya opnya sukhoi ya ?? negara asalnya saja patroli tidak mengguanakan pesawat ini ......

    inilah yang harus dibayar untuk sebuah efek gentar ???
    8 biji ?? mana ngefek ?? mending tamabah lagi f16nya atau apalah yang pas dikantong dan dapat banyak ..



    ReplyDelete
  13. Yg pas dikantong dan dspat banysk ya layang layang aja.dijamin amrik gak bengok2.alutsista yg gahar2 itu dibeli dijaman pak sby.klo yg sekarang ayo alutsista gahar apa yg sdh dibeli?

    ReplyDelete
  14. Akeh wong gede ngomonge plintat plintut koyok kentut,kadang ngaceng kadang kendor kayak bencong,kadang gaung agur kadang cilik iku tetengere an saiki wonge lek gak lemmu yo ceking jarene semar

    ReplyDelete
  15. Mana ulasannya lagi bung jagarin?gmn dgn insiden dilaut natuna?

    ReplyDelete
  16. YG MENGATAKAN kalau MENHAN SEKARANG ANTEK BARAT adalah orang yg tak punya wawasan sama sekali

    ReplyDelete
  17. Berharap pemeritah konsisten dengn tujuan awal...

    ReplyDelete