Kalau anda
melihat, Maidin, jumlah penonton Indonesia yang mencapai 3 juta penonton sejak
film Habibie dan Ainun di putar di seluruh bioskop di Indonesia sepanjang satu
bulan ini, sudah pasti anda menjadi seorang yang kerdil nilai, kerdil martabat
dan malu hati. Malu terhadap hinaan dan
cercaan yang anda tuliskan untuk konsumsi politik dalam negeri negara
anda. Anda katakan Habibie penghianat,
anda katakan Habibie anjing imperialis adalah sebuah penghinaan yang hanya bisa
dilakukan oleh politisi bermuka celeng tanpa hati nurani. Kita ingin menegaskan hal yang sudah tegas
dan lugas bahwa Habibie adalah sosok yang dicintai rakyat Indonesia, baik
pribadinya maupun kecerdasan intelektualnya serta ketaatannya pada akidah yang
digenggamnya bersama kecintaannya pada sang istri yang sudah lebih dulu
meninggalkan kita semua..
Perilaku
kekanak-kanakan politisi penguasa di negeri jiran itu memberikan definisi jelas
tentang ketidakmampuan mereka pada apa yang disebut perbedaan pendapat dan
sudut pandang. Negeri yang merdeka berdasarkan hadiah dari kolonial Inggris
tidak mampu menghilangkan kelas masyarakat yang dibangun berdasarkan struktur
kesultanan negara bagian yang sangat protektif terhadap bumiputera Melayu. Struktur non egaliter inilah yang membuat pola
pandang dan pola pikir elite politiknya lemah syahwat ketika berhadapan dengan
kritik dan beda pendapat. Kritik
dianggapnya “Kirik” lalu menyebut lawannya dengan Dog Imperialism padahal dia
sendiri yang menjadi Asu UMNO. Kegetiran
suasana kebatinan ini menampakkan ruang ego yang demikian nyata manakala dalam
ruang orasi yang dilakukan Habibie di Universitas Selangor atas undangan Anwar
Ibrahim Desember lalu, membuat segelintir politisi UMNO kebakaran jenggot dan
keringat dingin di ruang AC. Kita ingin katakan
pada Maidin, bahwa demokrasi di negara anda adalah demokrasi imitasi. Contohnya jelas, anda bebas menghina Anwar
Ibrahim tetapi jika kubu Anwar sebagai pihak oposisi melakukan kritik atas
jalannya pemerintahan dan perilaku orang UMNO, dengan memakai jubah “Nabi ISA” (Internal Security Act) terjadilah pembungkaman, penangkapan dengan argumen
pembenarannya. Anwar Ibrahim adalah korban politik UMNO yang dilakukan secara
vulgar, berlebihan dan melewati ambang batas kepatutan.
Zainuddin
Maidin adalah corongnya UMNO, maklum profesi awalnya kan seorang jurnalis yang
kemudian pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Malaysia. Jelasnya dia tidak sendirian meski pemerintah
Malaysia menganggap itu tulisan pribadi yang tidak mewakili suara pemerintahnya
sebagaimana dilontarkan PM Najib Tun Razak ketika bertemu SBY di KL akhir
Desember 2012. Arah tembakannya adalah
ingin menaikkan citra UMNO dan BN dalam pilihan raya Malaysia tahun ini. Musuh bersama UMNO dan BN adalah Anwar
Ibrahim yang selama bertahun-tahun dijadikan korban pembusukan namun tak mempan
jua. Bahkan korban pembusukan itu
semakin semerbak harum kembangnya.
Sebenarnya jika politisi UMNO tidak membawa-bawa nama Habibie untuk
dijadikan sasaran tembak, rakyat Indonesia tidak terlalu memikirkan apalagi
mencampuri model demokrasi di Malaysia yang masih setingkat play group, harus
ada orang tua yang mendampingi di sekolahnya.
Bukan bermaksud membenarkan posisi bertetangga RI atas jiran yang satu ini
tetapi perjalanan sejarah membuktikan selalu saja pihak seberang sana yang
memulai keributan apakah itu klaim teritori, klaim kebudayaan, pelecehan TKI, arogansi
orang kaya baru.
Habibie adalah
sosok yang dikagumi oleh bangsa Indonesia.
Beliau meletakkan dasar-dasar teknologi kerdirgantaraan yang saat ini
sedang bergeliat hangat memproduksi pesawat dan helikopter. Pemikiran visioner beliau yang betapapun
pahitnya namun harus diputuskan yaitu melaksanakan referendum di Timor Timur
yang kemudian melepaskan diri dari Indonesia.
Pemikiran visioner itu kemudian terjawab kini, Timor Timur tidak lagi
menjadi beban politik dan ekonomi bagi Indonesia dan yang terpenting dari semua
itu bekas provinsi Indonesia itu bersahabat erat tanpa dendam dengan bekas
induk semangnya. Dunia menaruh hormat
pada Indonesia.
Dalam urusan pertahanan
negeri, perkuatan militer Indonesia adalah jawaban paling tegas untuk
memberitahu pihak sebelah bahwa kita tidak ingin lagi menjadi pelengkap
penderita. Militer Indonesia telah
bangkit dengan kedatangan sejumlah alutsista modern dan akan terus berdatangan
untuk memenuhi definisi MEF(Minimum Essential Force). Memang namanya MEF tetapi
target yang hendak dikejar adalah minimal mengungguli kekuatan persenjataan militer
Malaysia, maksimal berkeinginan menjadi kekuatan militer nomor satu di Asia
Tenggara. Inilah jawaban cemerlang tentang
sebuah hakekat eksistensi dan martabat negeri.
Perkuatan tentara dengan dukungan kemajuan ekonomi selama hampir 9 tahun
ini memberikan nilai tambah pada nilai spirit kebangsaan yang memang sudah ada
dalam naluri dan adrenalin warga bangsa ini.
Penambahan satuan tempur
termasuk batalyon tank di Kalimantan, pembentukan dua komando militer
kewilayahan, penempatan sistem persenjataan Astross II di Kalimantan,
pembentukan skuadron UAV dan roket-roket Rhan berdaya tembak 50 km serta
skuadron Heli Tempur adalah bagian dari hasrat yang ingin ditumpahkan. Bahwa jika anda bermain api kami tidak perlu
menyiram dengan air lagi seperti yang dilakukan selama ini demi persaudaraan
ASEAN. Tetapi kami juga akan kirimkan
bola api yang lebih besar. Bukankah
Presiden sudah mengirim pesan jelas di Universitas Utara Malaysia baru-baru
ini, tidak ada garansi tidak terjadi perang di kawasan ASEAN di masa depan.
Tidak lama lagi peluru-peluru kendali berjarak tembak 300 km sebagai hasil
kolaborasi teknologi roket Lapan dengan teknologi rudal C705 Cina akan menjadi
kekuatan strategis yang ditempatkan secara statis dan mobile di perbatasan
Indonesia-Malaysia.
Lanjutan tentang
tendangan si Maidin diperlihatkan lagi ketika dalam satu tulisan terbaru yang
berdjudul “Yang Tidak sama Antara
Habibie dan Anwar” yang dimuat di Utusan Malaysia tanggal 8 Januari 2012,
Zainuddin Maidin berupaya hendak memutihkan Habibie dengan dua alinea terakhir
tulisannya : Di Indonesia, bekas Presiden
Indonesia B.J. Habibie masih mempunyai kredibiliti yang tinggi. Beliau bukan
seorang street actor, maka itu rakyat Indonesia marah apabila saya menyamakannya dengan Anwar
Ibrahim. B.J. Habibie adalah
seorang pemimpin yang masih dihormati dan tidak bergelumang dengan lumpur
seperti Anwar Ibrahim.
Jelas sekali dia
bermental bunglon dan malu untuk meminta maaf.
Ironinya lagi berpuluh alinea dia ungkapkan untuk kembali membusukkan
Anwar Ibrahim lalu ditutup dengan dua alinea diatas. Jelas tidak nyambung
karena memang tidak ada kaitannya. Begitulah kenyataannya, Maidin tak mau meminta
maaf, lalu menulis lagi dengan maksud mengambil hati. Hebatnya lagi Presiden
ketiga RI Habibie tak perlu repot menanggapi tulisan hinaannya, itulah cermin jiwa kenegarawanannya. Pelajaran demi pelajaran telah kita dapatkan
dari rumah jiran yang pongah ini. Maka pertumbuhan
ekonomi, peningkatan kesejahteraan rakyat dan perkuatan militer adalah langkah
elegan yang sedang dijalani negara ini untuk memberikan “pukulan telak tanpa
harus berkelahi”. Semuanya sedang
berjalan, so biarkan anjing mengonggong kafilah terus melaju. Tetapi sesekali memang perlu juga dibentak
karena biasanya kalau anjing mengonggong tanda tak menggigit dan kalau dibentak
dijamin pasti lari.
*****
Jagvane 10 Januari 2013,-
hader agan arie jagvane....maidin dah memuji bpk habibie tuh,tadi aku lihat di BPLN.... jadi udah jilat ludahnya sendiri karena nafsu,akhernya jadi malu.....ngk seneng klau indonesia maju
ReplyDeleteMantap, analisis bung Jagvane. Perilaku Maidin memang memuakkan, pongah, sombong karena menghina orang lain, yang kebetulan saja yang dihina adalah Bapak Habibie yang kita hormati dan sayangi. Begitulah tipikal sebagian rakyat negeri tukang klaim..merasa kaya. padahal munculnya orang kayu baru di indonesia kini mencapai lebih 45 juta, melebihi penduduk malaysia dan diprediksi jumlahnuya akan terus meningkat sesuai kemajuan ekonomi..
ReplyDelete"Anda katakan Habibie penghianat, anda katakan Habibie anjing imperialis adalah sebuah penghinaan yang hanya bisa dilakukan oleh politisi bermuka CELENG tanpa hati nurani."
ReplyDeletesangat mengena Bung Jagvane. Salut kepada anda. suka, suka.
dia sendiri (maidin dan negerinya) adalah congornya dog of imperialisme yang diusung britania ..... bagian mana sih dari negeri malingsia itu yang bisa dibilang bersih dari aroma imperialis ... ?
ReplyDeleteBerkat promosi and dukungan asing seolah olah pelaku alias penghianat bangsa macam habibe di pujaaa bak superman !!???igat bung siapapun anda eveknya luaf biasa semua rakyat indonesia harus melupakannya tim tim proyek percontohan asing ,liat apa yg akan terjadi 15 atau 20 tahun kedepan .wilayah kekuasaan nkri hanya jawa timur dan barat !!!!!?????
ReplyDeletekomentar goblok dan tdk bermutu
Delete