Anggaran investasi pertahanan Indonesia untuk memenuhi target minimum essential force (MEF) jilid 3 periode tahun 2020 sampai dengan tahun 2024 akhirnya ditutup. Dengan cut off anggaran multi years sebesar US$ 25,7 Milyar. Angka ini merupakan investasi pertahanan dengan jumlah terbesar sejak era konfrontasi Dwikora tahun enampuluhan, dengan penetapan sumber anggaran dari pinjaman luar negeri. MEF adalah program strategis militer Indonesia yang dimulai tahun 2010. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan minimal alutsista yang diperlukan dalam membangun manajemen pertahanan negeri kepulauan yang luas ini.
Dalam proses sinergitas dan koordinasi antara Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertahanan, pengajuan anggaran ini sebenarnya sempat menyentuh nilai US$ 34 milyar untuk percepatan perolehan aset alutsista. Karena memang banyak yang harus dipenuhi untuk memenuhi syarat pre emptive strike dan network centric warfare. Perang Rusia dan Ukraina menjadi benchmark terkini untuk model perang modern. Sementara dinamika potensi konflik di kawasan sudah menguat dengan provokasi dan show of force based on rivalitas. Framing yang didengungkan adalah klaim kepemilikan teritori.
Cut Off anggaran adalah hal yang biasa, karena terkait dengan tahun anggaran. Sebagaimana halnya setiap Laporan Keuangan yang disusun selalu berbasis cut off dan standar akuntansi. Angka 25,7 milyar dolar yang disepakati ini sebenarnya sudah memenuhi kapasitas optimal perjuangan program Kementerian Pertahanan. Toh hanya cut off bukan stop finish. Di periode tahun 2025-2029 akan berlanjut lagi dengan program penguatan alutsista. Jadi setidaknya ambil nafas dulu, dan berkonsentrasi dengan pemenuhan kebutuhan secara bertahap.
Data dibawah ini menunjukkan program extra ordinary Kemenhan dengan kinerja yang cemerlang. Kerjasama pengadaan alutsista TNI dengan industri pertahanan dalam negeri, dan transfer teknologi dengan industri pertahanan negara lain. Inilah gambaran hasilnya berdasarkan data dari berbagai sumber :
1 Korvet VVIP KRI Bung Karno 369 dari GSN*
2 Kapal Offshore Patrol Vessel dari GSN*
4 Kapal Landing Ship Tank dari GSN*
6 Kapal Patroli Cepat dari GSN*
1 Kapal Tanker BCM dari GSN*
1 KCR Trimaran KRI Golok 688 dari GSN*
2 Kapal LPD Rumah Sakit dari PT PAL
3 Kapal Cepat Rudal 60m dari PT PAL
2 Heavy Fregate Arrowhead 140m PT PAL
2 Kapal pemburu ranjau dari Jerman
2 Kapal selam serbu
2 Kapal PPA dari Italia
2 Kapal fregate Fremm dari Italia
1 Kapal submarine rescue dari Inggris
1 Kapal hydro oceanografi dari GSN*
42 jet tempur Rafale dari Perancis
12 jet tempur Mirage dari Qatar
6 jet latih tempur T50 dari Korsel
3 pesawat latih KT-1 Wong Bee dari Korsel
2 pesawat Falcon 8x dari Perancis
2 Pesawat MRTT A400M dari Airbus
2 Pesawat MRTT A330 dari Airbus
5 Pesawat Super Hercules dari AS
13 Radar GCI Thales dari Inggris
12 Radar pasif Vera Ng dari Ceko
6 Pesawat amfibi CL515 dari Kanada
4 Pesawat CN235 MPA dari PT DI
9 Pesawat NC212 dari PT DI
2 Satbak Rudal SAM Nasam dari Norwegia
3 Satbak Rudal SAM MR dari Turki
3 Satbak Rudal SAM LR dari Turki
3 Satbak Rudal Khan S to S dari Turki
12 UCAV Anka dari Turki
12 UCAV Bayraktar dari Turki
14 UAV Scan Eagle dari AS
9 Helikopter Bell 412 Epi dari PT DI
8 Helikopter EC725 Cougar dari PT DI
24 Helikopter Black Hawk dari AS
1 Infrastruktur NCW* dari Yunani
18 Tank Harimau dari Pindad
23 Panser Badak dari Pindad
22 Panser Pandur (Cobra) dari Ceko
15 Ranpur Bushmaster dari Australia
50 Ranpur Komodo dari Pindad
50 Panser Anoa 3 dari Pindad
Program upgrade untuk 41 KRI eksisting
Program jet tempur KFX/IFX dengan Korsel
Keterangan:
*GSN : Galangan Kapal Swasta Nasional
*NCW: Network Centric Warfare
Kita patut mensyukuri program extra ordinary Kementerian Pertahanan ini dengan dukungan penuh Kementerian Keuangan dan Bappenas. Sementara Cut Off dulu, mampir di Rest Area. Bukan berhenti berinvestasi pertahanan karena masih banyak yang harus dipenuhi. Si vis pacem parabellum, jika ingin damai, bersiaplah untuk perang.
****
Jagarin Pane, 31 Desember 2023