Angkatan Laut Indonesia menguatkan pergerakan kawal laut bersama BAKAMLA utamanya di kawasan ALKI 1 dan ALKI 2 yang strategis dan ramai sepanjang perjalanan tahun ini. Frekuensi ini bisa dilihat dari mobilitas patroli yang meningkat di berbagai titik kawal seperti Natuna, Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Makasar dan Ambalat. Pergerakan puluhan KRI di Armada Satu, Armada Dua dan Armada Tiga setiap hari untuk menegaskan kehadiran dan keamanan serta kewibawaan laut teritori kita.
Kapal perang jenis logistik BBM dan air, KRI Bontang 907 baru saja mendeteksi kapal Coast Guard China di ZEE Natuna. Meski fungsi KRI Bontang sebagai kapal supporting namun instrumen radarnya mampu mengendus kehadiran CCG. Dan kalau harus duel fisik alias ngajak tabrakan boleh juga tuh, KRI Bontang badannya gede. Di perairan ZEE model gelutnya seperti itu, diawali dengan komunikasi saling bantah, lalu kejar-kejaran, saling serempet dan saling menabrakkan diri. Kemudian balik kanan. Sebab menurut UNCLOS jika sampai terjadi tembak menembak di ZEE, yang duluan menembak dianggap yang memulai perang.
Barusan kapal BAKAMLA alias Coast Guard Indonesia KN Pulau Nipah 321mengejar kapal survei intelijen bawah air China Xiang Yang Hong dan dicegat di Selat Sunda. Kapal ini dalam perjalanan melewati ALKI 1 dari Natuna tidak memenuhi protokol "kesehatan" kelautan ALKI kita. Alias main petak umpet, mulai dari mematikan instrumen AIS agar tidak terlacak, tidak mau buka komunikasi bahkan kemudian mengurangi kecepatan dan berhenti. Dicurigai sedang memetakan alur laut bawah air untuk kepentingan militer China. Nah setelah dicegat di Selat Sunda baru mengaku dan bohong bahwa AIS nýa bermasalah.
Kapal induk AS yang perkasa USS Nimitz dan dua kapal pengawalnya beberapa hari lalu melintas di ALKI 1 dan dikawal ketat 5 KRI, satu pesawat pengintai TNI AL dari selat Malaka sampai Batam. USS Nimitz kemudian menuju utara melintas Laut China Selatan dan pasti meramaikan pasar provokasi dengan kapal perang China. Kita membayangi armada kapal induk AS untuk menegaskan kehadiran kita, standar prosedur kawal ALKI. Bukan untuk memprovokasi apalagi mengusir sebagaimana publikasi hoax netizen ngawur. Perairan ALKI adalah jalan raya laut internasional sesuai konvensi hukum laut internasional (UNCLOS).
Prestasi hebat dicapai ketika kapal BAKAMLA KN Marore 322 berhasil menangkap tangan dua tanker raksasa Iran dan Panama sedang "indehoi" di Selat Karimata ALKI 1 pekan lalu. Kedua kapal tanker itu ketahuan sedang melakukan transfer ilegal BBM di tengah laut, melanggar batas ALKI dan tidak membuka komunikasi radio. Diduga Iran melakukan transaksi minyak ilegal dengan China karena Iran saat ini mendapat sanksi ekonomi dari AS. Setelah awak BAKAMLA menaiki kapal dan bersitegang barulah mereka menyadari dan kedua tanker dibawa ke Batam untuk investigasi lanjutan.
Terakhir 3 KRI menghantar perjalanan kapal perang jenis fregat dan kapal selam Perancis di Selat Sunda menuju Samudra Hindia dengan upacara passing exercise. Inilah penghargaan itu, jika kapal perang asing kulonuwun di perairan ALKI kita, ada penghormatan passing exercise dan salam bon voyage. Dan kalau main petak umpet, jadi tidak terhormat dan tidak ingin mendapat penghormatan. Awak kapal induk USS Nimitz juga mendapat salam Bon Voyage dari kapal perang kita ketika sampai di Singapura. Semoga perjalananmu menyenangkan, itu maknanya.
KRI paling gress dan canggih milik TNI AL KRI I Gusti Ngurah Rai 332 berangkat dari pangkalan utama TNI AL Surabaya dua hari lalu menuju garis lurus ke utara perairan Ambalat. Dia membawa helikopter anti kapal selam terbaru Panther made in Perancis. Sekalian patroli sepanjang perjalanan kalau-kalau ada penyusup bawah air di selat Makasar yang strategis itu. Indonesia membeli 11 helikopter jenis ini dan barangnya sudah diterima semua. KRI 332 tentu tidak sendirian, sudah ada 4-5 KRI yang selalu patroli di Ambalat. Termasuk perairan ALKI 3 di Kupang, Ambon dan Sorong ada sejumlah KRI melakukan patroli rutin.
TNI AL saat ini memiliki armada sekitar 160 kapal perang berbagai jenis berkategori KRI dan sekitar 270 kapal berkategori KAL (Kapal Angkatan Laut). Kekuatan sebesar ini tentu punya mobilitas dan ongkos operasi yang besar setiap hari. Dan memang harus begitu. Pergerakan sebuah kapal perang memerlukan ongkos logistik yang besar. Apalagi pergerakan sebuah jet tempur. Itu yang membedakan TNI AL dan TNI AU dengan TNI AD. Angkatan Darat adalah kekuatan pasukan dengan dukungan alutsista sedangkan Angkatan Laut dan Angkatan Udara adalah kekuatan alutsista dengan dukungan pasukan. Sebagai contoh ongkos operasional AL dan AU Amerika Serikat mencapai 85% dari anggaran operasional militer AS. Itu adalah ongkos mobilitas sebagai polisi in the world.
Kita mengapresiasi TNI AL dan BAKAMLA. Sebagai negara kepulauan yang lebih luas perairannya, kehadiran armada keduanya yang terus menerus adalah keniscayaan dan kemutlakan. BAKAMLA saat ini sedang dikembangkuatkan dengan pengadaan berbagai ukuran kapal patroli. Semuanya buatan dalam negeri. Dan bahkan sekarang sudah mendapat izin dari Kemenhan untuk dipersenjatai. Tidak hanya meriam air. Saat ini BAKAMLA punya armada sekitar 16 kapal dan ditargetkan memiliki sekitar 50 kapal dalam lima tahun kedepan. Sinergi BAKAMLA dan TNI AL selama ini telah diperlihatkan di perairan Natuna. Sinergi keduanya telah memberikan nilai marwah dan wibawa untuk teritori laut dan ZEE kita. Tahniah, jalesveva jayamahe.
****
Jagarin Pane / 09 Februari 2021