Perjalanan MEF (
Minimum Essential Force) sudah memasuki usia yang kesepuluh. Sejalan dengan itu
industri pertahanan (Inhan) kita mulai memperlihatkan gairah berkarya memenuhi
sebagian kebutuhan alutsista TNI. MEF diproklamirkan tahun 2010 dan bersamaan dengan
itu dimulailah pemberdayaan industri pertahanan nasional dengan berbagai pola.
Pindad
sudah mampu membuat berbagai jenis persenjataan personel pasukan. Kerjasama
produksi kendaraan tempur Komodo, Badak, Sanca berjalan terus. Produksi panser
Anoa sampai saat ini mencapai tigaratusan unit. Saat ini Pindad sedang
memproduksi tank Harimau pesanan TNI AD.
Tank Harimau, sudah mulai diproduksi |
PT DI
sudah memproduksi puluhan pesawat CN235 dan bahkan sudah diekspor ke berbagai
negara. Juga merakit ratusan helikopter berbagai jenis untuk TNI. Termasuk yang
terbaru dan diam-diam proyek bergengsi UAV/UCAV Elang Hitam. Sementara saat ini
sedang berlangsung proyek kerjasama teknologi pembuatan jet tempur KFX/IFX
dengan Korsel. Sudah berjalan sepuluh tahun.
PT PAL
sebenarnya punya dua proyek strategis yaitu kerjasama alih teknologi pembuatan
kapal perang perusak kawal rudal dan pembuatan kapal selam U209/1400. Keduanya
juga sudah berjalan 10 tahun.
Namun
untuk proyek pembuatan kapal perang perusak kawal rudal yang dikenal dengan
sebutan PKR 10514 Martadinata Class tersendat di pembuatan kapal ketiga dan
keempat. Mestinya untuk menuntaskan alih teknologi dengan Damen Schelde Belanda
masih diperlukan tambahan minimal 2 unit lagi. Ini salah satu PR untuk Menhan
Prabowo.
Astross II Mk6, sudah memperkuat Natuna |
Sementara
untuk program alih teknologi pembuatan kapal selam sudah berhasil dibangun 3
kapal selam yang dikenal dengan Nagapasa Class. Kapal selam ketiga KRI Alugoro
dirakit di PT PAL Surabaya dan sekarang sedang uji endurance, uji teknologi di
laut.
Sempat
diterpa isu macam-macam, toh ketiga kapal selam ini baik-baik saja. KRI
Nagapasa 403 dan KRI Ardadedali 404 sudah operasional dengan persenjataan
torpedo canggih Blackshark. Kabar baik lainnya sudah diteken kontrak pembuatan
kapal selam ke 4,5,6. Semuanya dalam rangka memenuhi kebutuhan jumlah kapal
selam dan-ini yang terpenting-untuk menguasai sepenuhnya teknologi pembuatan
kapal selam.
Saat ini
kesibukan PT PAL yang lain adalah pembuatan 3 kapal cepat rudal (KCR),
pembuatan 1 kapal jenis LPD (Landing Platform Dock) dan overhaul kapal selam KRI
Cakra 401. Kita sangat berharap agar pembuatan kapal perang striking force
Martadinata Class yang ke 3 dan 4 bisa segera dimulai. Sebagaimana dicerahkan
oleh Presiden Jokowi, yang bisa dibuat di PT PAL silakan pesan bahkan untuk
jangka waktu sampai 15 tahun. Nah lo.
Kita
sebenarnya bisa dan mampu membesarkan dan memberdayakan industri pertahanan
kita termasuk dengan pola alih teknologi. Tiga proyek alih teknologi, pembuatan
kapal selam, pembuatan PKR 10514, pembuatan jet tempur KFX/IFX sudah berada di
duapertiga perjalanan. Masih butuh 5-6 tahun lagi untuk mencapai finish.
Maka di
periode ini kita perlu mengumandangkan lagi komitmen konsistensi untuk kelak
bisa mandiri memenuhi kebutuhan alutsista TNI. Statemen Presiden menjadi
catatan untuk kita bersama memajukan industri pertahanan nasional.
Pindad
sudah mampu memproduksi panser Anoa, tank Harimau dan berbagai jenis roket. PT
PAL sudah mampu membuat KCR dan LPD. Galangan kapal swasta nasional sudah mampu
membuat kapal patroli cepat (KPC), kapal landing ship tank (LST), kapal untuk
BAKAMLA, KKP, Bea Cukai, Polairud.
Jika kita
sudah mampu dan lulus di tiga proyek alih teknologi strategis Inhan, maka
prestasi ini juga menjadi nilai prestisius bagi bangsa ini. Untuk mencapai itu
tentu ada pihak-pihak yang merasa tidak senang termasuk pihak asing atau negara
asing. Maka kemudian dimunculkanlah opini-opini yang under estimate dan yang
sebangsa dengannya.
Maka mari
kita perkuat kebersamaan komitmen. Dengan menggarisbawahi pernyataan Presiden
dalam Ratas Alutsista di hanggar kapal selam PT PAL Surabaya tanggal 27 Januari
2020 yang lalu. Utamakan industri pertahanan nasional dan lanjutkan tiga proyek
alih teknologi strategis.
****
Surabaya, 03 Februari 2020
Jagarin Pane