Siapa yang tak kenal kewibawaan 5 Oktober. Tanggal keramat bagi tentara
perjuang, tentara petarung dan tentara kemanusiaan. Banyak pertanyaan mengapa
tanggal 5 Oktober tahun ini perayaan hari jadi TNI tidak terdengar gegap
gempita sebagaimana tahun yang lalu. Tahun ini peringatan itu dilaksanakan
secara sederhana, tidak seperti tahun kemarin yang sangat meriah. TNI mengambil
kebijakan untuk memperingati ulang tahunnya setiap dua tahun sekali dengan
menggelar kekuatan.
Sebuah kebijakan yang cukup “rendah hati” lho, karena sesungguhnya
menggelar parade militer itu bukan perkara sederhana. Tahun kemarin di pantai Indah Kiat Cilegon
Banten kita bisa saksikan kekuatan otot TNI yang luar biasa dipertontonkan
kepada khalayak. Seluruh matra TNI menggelar kekuatan secara spektakuler
termasuk menggelar simulasi pertempuran dihadapan Presiden Jokowi. Luar biasa.
12 Hercules menjadi jembatan udara ke Palu |
Tahun ini peringatan HUT tentara republik dipusatkan di Merauke secara
sederhana. Bersamaan dengan itu TNI saat ini sedang menggelar kekuatan militer
untuk operasi militer selain perang (OMSP) di Lombok dan Palu. TNI AL mengerahkan 8 KRI termasuk kapal rumah sakit KRI Soeharso
990, sejumlah LPD dan pasukan Marinir untuk Palu.
TNI AU yang kebagian tugas sebagai jembatan udara mengerahkan 12 pesawat Hercules,
5 pesawat CN295, 2 pesawat CN 235, 4 pesawat Boeing dan 2 helikopter combat
SAR. TNI AD mengerahkan
batalyon-batalyon Raider. Tentara-tentara petarung ini menjadi tentara
kemanusiaan yang terlatih dan tahan uji. Inilah operasi militer selain perang
terbesar selama empat belas tahun terakhir sejak Tsunami Aceh tahun 2004.
Sejumlah alutsista yang dikerahkan menunjukkan TNI mampu “mengelola”
situasi bencana Palu yang panik, kisruh dan menjurus chaos menjadi terkendali
dan berangsur tenang. Pasukan reaksi cepat bergerak bergegas menuju daerah
bencana. Membangun posko, mengirim ratusan ton suplay bantuan untuk saudara
kita yang terkena musibah. Ini sebuah prestasi bagus yang dibangun dengan kerjasama
dan kordinasi antar institusi.
KRI Soeharso 990 dikerahkan ke Palu |
Cukup tersedianya sejumlah alutsista untuk penanggulangan bencana alam Palu
menunjukkan nilai kegunaan tak terbantahkan akan pentingnya memperkuat
alutsista TNI. Selama delapan tahun terakhir ini pemerintah melakukan terobosan
besar dengan membangun kekuatan militer secara sistematis lewat program MEF
(Minimum Essential Force). Hasilnya bisa
kita rasakan ketika bencana Palu terjadi didepan mata.
Bandingkan ketika ada bencana alam di Aceh tahun 2004, kekuatan alutsista
yang dikerahkan tidak bisa sebesar ini karena memang kita belum punya sebanyak
ini. Maka sebagaimana pernah berulang-ulang dikatakan Menhan Ryamizard, bahwa
perkuatan alutsista kita salah satu tujuannya adalah untuk penanggulangan
bencana alam. Terbukti sekarang.
Kita masih ada di MEF jilid dua (2015-2019). Perkuatan alutsista kita sudah menunjukkan
hasil cemerlang tetapi kita tidak boleh berpuas diri. Karena sesungguhnya jika dibanding dengan luasnya
wilayah dan posisi geostrategis negeri ini kita masih harus membangun kekuatan
militer secara terus menerus dengan anggaran yang diperbesar.
Ketika Menhan Ryamizard berkunjung ke Pentagon baru-baru ini dan
berkeinginan membeli sejumlah alutsista dari AS seperti pesawat Hercules seri J
dan helikopter Chinook, kita sangat mengapresiasi. Kita masih membutuhkan lebih
banyak Hercules. Harus ada penambahan 1
skadron lagi dari yang ada sekarang sebanyak 2 skadron menjadi 3 skadron
Hercules.
Bencana alam yang spektakuler di Palu adalah “manfaat terindah” dari
diperkuatnya militer kita selama delapan tahun terakhir. Jadi jika ada yang
masih gembar-gembor tidak penting-penting amat memperkuat militer, kita suruh
aja dia terjun ke Petobo. Sejatinya dengan perkuatan alutsista sampai saat ini,
TNI mampu melaksanakan operasi militer selain perang di 2 hot spot yang
berbeda. Lombok dan Palu contohnya.
Maka peringatan 5 Oktober tahun ini dengan kesederhanaannya, akan terasa
getaran tentara petarung dan tentara pejuang menjadi tentara kemanusiaan yang berdedikasi. Melaksanakan operasi kemanusiaan skala besar di
Sulawesi tengah. Itulah salah satu fungsi TNI sesuai dengan Undang Undang TNI. Tentara
yang darma baktinya kepada negara adalah segala-galanya, telah membuktikan
peran besarnya di Lombok dan Palu.
Happy Milad TNI, semoga Allah selalu menjaga negeri ini. Allahummah fazh
Indonesia. Allahummaj’al baldatanaa
Indonesia, ma’murotan bi thoatin biwa’zil ulamaa. Ya Allah jagalah negara kami
Indonesia, Ya Allah jadikanlah negeri kami Indonesia makmur dengan ketaatan
berkat mauidhoh para Ulama. Amin.
****
Semarang 5 Oktober 2018
Jagarin Pane