Andai bersemayam hasrat hawa nafsu dengan sejumlah
anggaran yang digelontor secara besar-besaran untuk militer Indonesia, lalu
kita membeli dalam kapasitas besar
sejumlah alutsista gahar teknologi terkini, maka tetap saja kapasitas kita
adalah sebagai pembeli barang militer. Pemerintah Indonesia tidak lagi ingin
terjebak dalam sebutan pembeli tetapi bertekad menguasai teknologi militer strategis
terkini.
Anggaran yang digelontor sebesar 18 trilyun tahun ini bukanlah
angka yang main-main untuk sebuah proyek jet tempur teknologi terkini KFX / IFX
kerjasama dengan Korea Selatan. Jumlah 18 trilyun itu jika dibelikan jet tempur
Sukhoi SU35 bisa mendapatkan 4 skuadron pesawat lengkap dengan persenjataannya. Tetapi pemerintah telah berhitung cermat dan
sabar untuk waktu 5-7 tahun lagi, mengeluarkan dana besar untuk sebuah harga
teknologi jet tempur. Meski begitu TNI
AU tahun ini tetap dibelikan 12 jet tempur Sukhoi SU35 lengkap dengan
persenjataannya.
Peluncuran Fregat PKR 10514 TNI AL dan SSV untuk Filipina |
Selain mega proyek KFX / IFX Indonesia dan Korsel sudah melakukan
kerjasama transfer teknologi untuk pembuatan 3 kapal selam canggih Changbogo. Hasil karya itu akan diperlihatkan akhir
tahun ini dengan selesainya kapal selam pertama. Kemudian berturut-turut kapal
selam kedua tahun depan dan kapal selam ketiga yang sudah dibuat di PAL
Surabaya tahun 2018. Kapal selam ke
empat dan seterusnya sudah dapat diproduksi PAL hingga bisa mencapai 10 buah
sampai tahun 2024.
Demikian juga dengan proyek kerjasama teknologi kapal
perang PKR 10514 antara PAL dan Damen Schelde Belanda yang kapal pertamanya
diluncurkan tanggal 18 Januari 2016 bersamaan dengan ekspor kapal perang jenis
SSV pesanan militer Filipina. Indonesia
bekerjasama transfer teknologi dengan Belanda membangun 2 unit kapal perang
fregat. Dalam perjalanannya ada
penambahan 4 unit lagi sehingga tahun-tahun mendatang ini kita akan mendapatkan
6 unit fregat dengan kemampuan tempur 4 dimensi.
Kabar-kabar menyenangkan ini mestinya membawa rasa bangga
kepada militer republik kita, karena program modernisasi TNI tidak hanya
meningkatkan kemampuan tempurnya tetapi juga menguasai teknologi militer
terkini. Proyek kerjasama dan transfer
teknologi jet tempur, kapal selam dan kapal fregat merupakan proyek bergengsi
yang diniscayakan akan mampu mengangkat derajat kehebatan militer negeri ini
yang sesungguhnya.
Negeri ini sejatinya hebat tetapi kehebatan itu
dikerdilkan oleh hawa nafsu segelintir orang selama puluhan tahun yang hanya
memuaskan dahaga nafsu “bank sakunya”, padahal komitmen pendiri republik jelas
menyatakan: membangun bangsaku, bukan bank saku. Pemerintahan yang sekarang
jelas sedang membangun bangsaku secara merata utamanya berbagai jenis infrastruktur.
Yang menarik dari pola dan cara berpemerintahan saat ini
khususnya dalam program modernisasi tentara adalah mampu meneruskan program
yang telah dibuat pemerintahan sebelumnya. Tiga proyek diatas, jet tempur,
kapal selam dan PKR 10514 adalah rencana yang telah digulirkan dan dilaksanakan
oleh pemerintahan sebelumnya.
24 F16 Blok 52 dari AS, 6 unit ditempatkan di Natuna |
Kita berpandangan bahwa cara untuk menguatkan kualitas
eksitensi bangsa ini utamanya dalam menjaga harkat dan martabat pertahanannya
adalah dengan memperkuat militernya sekaligus menguasai teknologi
terkininya. Oleh sebab itu industri
pertahanan strategis seperti Pindad, PAL dan PT DI harus dikembangbesarkan dan
diberi tanggung jawab untuk mengolahbaguskan dan mengelola teknologi militer
yang telah didapatkan. Jangan sampai terjadi
lagi keributan seperti soal helikopter kepresidenan. Karena ketidaksamaan persepsi dan perspektif di
ruang olah manajemen industri pertahanan PT DI menjadikan publik “berpandangan
satu sama lain” kemudian tertawa tak beraturan.
Pada akhirnya manajemen industri pertahanan strategis
adalah pemikul tanggung jawab untuk menghasilkan produk alutsista berkualitas
tinggi, tentu dengan payung Undang-Undang.
Kita sudah punya Pindad yang mampu memproduksi senjata laras pendek dan
panjang, panser Anoa, panser Badak, panser Anoa Amfibi dan lain-lain. Demikian juga PAL yang sudah mampu
memproduksi kapal perang jenis KCR 60m dan PKR 10514 dan sebentar lagi kapal
selam.
Bersabar untuk tidak mengumbar nafsu membeli murni untuk
alutsista strategis adalah langkah cerdas. Semua itu memerlukan waktu dan
konsistensi. Penguasaan teknologi militer adalah satu cara untuk meningkatkan
daya gentar berpertahanan. Dengan begitu
pelecehan teritori dengan sendirinya melandai dan tenang tanpa riak. Indonesia
telah berjalan diatas kemajuan yang menguat, ekonomi diprediksi tumbuh lebih
baik tahun ini. Infrastruktur dibangun secara besar-besaran sebagai rangka
utama perjalanan pertumbuhan ekonomi.
Penguatan militer juga searah dengan penguatan ekonomi.
Berbaik sangka dengan pemerintahan dan programnya
setidaknya menjadi kalimat doa untuk kemajuan bangsa besar ini. Lebih arif lagi
tidak lantas membanding-bandingkan dengan pemerintahan sebelumnya. Bahwa semua perjalanan yang kita lakukan
dengan pergantian pilot sesuai mekanisme demokrasi pada hakekatnya adalah untuk
menjaminkan nilai negeri ini pada perjalanan berikutnya. Kita ada didalamnya dengan peran
masing-masing dan patut pula menguatkan jaminan nilai dan harkat negeri ini.
*****
Jagarin Pane / 20 Jan 2016