Hari ini dimulai Latgab TNI dengan pengerahan 16.000 tentara, 40
kapal perang, 35 jet tempur, 3 pesawat intai strategis, 14 Hercules, 45
Helikopter tempur berbagai jenis, ratusan tank berbagai jenis (Scorpion,
Stormer, AMX13, BMP3F, PT76, BTR-50) dan berbagai alutsista canggih lainnya yang baru datang dalam
satu model pertempuran yang terintegrasi. Ini pertama kalinya TNI
menerapkan simulasi pertempuran 3 matra dengan konsep pre emptive
strike.
Yang menarik meski Latgab diadakan di seluruh Jawa dan Bali,
empat hotspot yang lagi hangat saat ini tetap dalam pengawalan ketat
operasi militer gabungan TNI. Perairan Ambalat dijaga 10-12 KRI bersama
pasukan Kodam Mulawarman dan Kodam Wirabuana dengan dukungan Sukhoi
Makassar. Laut Timor dan Arafuru dikawal 9-11 KRI dan Laut Natuna
dijaga 8-10 KRI. Satu hotspot lagi yaitu hotspot tak terduga Tanjung
Datuk saat ini dijaga 4 KRI dan pasukan batalyon 641 Raider.
Kurikulum simulasi pertempuran dalam Latgab kali ini lebih bergigi dengan menampilkan pertempuran udara antar jet tempur, serangan udara langsung, penembakan rudal, penghancuran kapal perang, membombardir markas lawan, pendaratan pasukan Marinir dan pasukan Kostrad sebanyak 1 Divisi. Ini bukan pekerjaan mudah, mobilisasi pasukan dan alutsista merupakan kerja hebat yang perlu diacungi jempol dan hanya mampu dilakukan oleh manajemen tentara yang terlatih. Berbagai peluru kendali canggih akan ditembakkan antara lain peluru kendali Exocet MM40 blok 3 dari KRI Sultan Iskandar Muda, peluru kendali KH29 Vympel dari jet tempur Sukhoi, peluru kendali C803, torpedo dan berbagai amunisi lain yang mempunyai daya ledak yang luar biasa.
Hiruk pikuk Pilpres lebih membahana gaungnya namun hulubalang Republik
tetap menjalankan tugas utamanya, pertahanan dan kewibawaan teritori
NKRI. Termasuk mengusir kapal perang jiran yang "mengawal" pembangunan
mercusuar Tanjung Datuk Kalbar. Dan memang itulah tugas tentara.
****
Jagvane / 01 Juni 2014
****
Jagvane / 01 Juni 2014