Masih segar dalam ingatan kita ketika rudal maut Yakhont
dimuntahkan dari KRI OWA (Oswald Siahaan) dan mengantam KRI LST Teluk Berau di
mulut Ambalat Oktober 2012 lalu, ketika dilakukan latihan Armada Jaya TNI
AL. Itu adalah prestasi cemerlang yang
dilakukan lewat sekolah sendiri tanpa guru Rusia yang merasa malu karena
kesalahan tahun sebelumnya. Rudal itu
berhasil menjotos KRI pensiun Teluk Berau dari jarak 190 km hingga terjengkang
ke dasar laut hanya dalam waktu 3 menit setelah terkena tembakan. Keberhasilan
penembakan rudal Yakhont itu akhirnya “menunda” uji tembak rudal C802, Exocet,dan
torpedo yang dimiliki armada KRI karena kapal sasaran sudah tenggelam.
Kembali dalam rentang waktu yang pendek itu kita akan
menyaksikan uji penembakan senjata strategis Angkatan Laut di Laut Jawa dengan
belasan KRI. Sistem senjata armada
terpadu (SSAT) yang mau diuji tembak dalam latihan kali ini adalah rudal C802,
rudal Exocet, rudal C705 dan torpedo SUT.
Latihan ini dalam upaya menjaga stamina kewibawaan tempur laut, menjaga
performansi ketangguhan alutsista armada RI dan tentu saja dalam rangka
kesiapan menjelang latihan gabungan TNI pertengahan tahun ini. Pekan terakhir Maret 2013 yang lalu baru saja
dilakukan latihan parsial III TNI AL yang melibatkan 2.000 Marinir dan puluhan
kapal perang melakukan serangan pantai di Situbondo. Latihan parsial III merupakan latihan antar
komando utama angkatan laut Indonesia.
Akhir Januari 2013 yang lalu 25 KRI striking force juga melakukan uji
tembak menghantam dan membombardir pulau Gundul Jawa Tengah dalam seri latihan
parsial I 2013.
Batalyon Roket Marinir sedang menggempur sasaran |
Intensitas
latihan TNI dalam setahun terakhir ini sangat meningkat. Berbagai latihan tingkat batalyon, skuadron
dan brigade masing-masing angkatan digelar.
Belum lagi latihan bersama dengan negara sahabat yang belakangan ini
tiba-tiba menjadi baik dan hangat. Yang jelas
semua tingkatan latihan itu nantinya akan bermuara pada latihan gabungan TNI
terbesar yang akan dilaksanakan Juni 2013 mendatang. Maka bisa dibayangkan game war yang
diskenariokan dalam latihan gabungan TNI kali ini, pasti akan lebih seru dan
mencekam dan tentu akan diintip oleh tetangga dengan berbagai cara. TNI dipastikan akan mengeluarkan seluruh
alutsista yang dimiliknya untuk dipertanggungjawabkan dalam latihan 3 matra
gabungan ini.
Latihan
gabungan TNI merupakan yang terbesar dengan mengerahkan satuan tempur setingkat
divisi dengan sejumlah alutsista baru. Sebenarnya akhir tahun 2012 lalu juga
dilaksanakan latihan gabungan setingkat brigade yang mengambil lokasi di
Sangatta Kaltim. Gelombang latihan
tempur satuan-satuan TNI disamping dalam rangka mengoperasionalkan alutsista
baru juga dalam rangka meningkatkan kualitas integrasi sistem pertempuran tiga
angkatan melalui komunikasi, koordinasi dan integrasi tempur dengan segala
perangkat teknologi elektronikanya.
Tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah pesannya pada halaman
sekitarnya, jangan coba melecehkan halaman dan rumah yang bernama Indonesia
kalau tidak ingin babak belur.
Semua kesatuan
bersiap. Angkatan laut armada barat
mengujicoba 3 kapal cepat rudal Clurit Class. Armada barat saat ini sedang
melakukan operasi tempur laut dengan 10 KRI. Beberapa kapal perang yang
direparasi dan repowering diuji coba manuver tempurnya. Angkatan darat melakukan latihan tempur
setingkat brigade di Baturaja dengan menyeberangkan alutsista kelas berat dari
Jatim ke Sumatera Selatan. Angkatan udara masing-masing skuadron
melakukan uji tembak dan bom termasuk air refueling. Kalau mau diperbandingkan maka intensitas
latihan tempur TNI selama dua tahun terakhir sangat padat dan berkualitas
dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sukhoi TNI AU membombardir sasaran |
Jika
lokasi medan latihan digelar kembali di laut Sulawesi dan sekitar perairan
Ambalat maka dipastikan akan banyak “ditonton” oleh militer negara
sebelah. Apalagi negara sebelah sedang
sibuk melakukan penyekatan terhadap aliran lahar panas yang bernama Sulu yang
tiba-tiba saja memuntahkan lahar panas di Sabah. Tentu mereka mengerahkan
kapal-kapal perangnya untuk patroli keamanan laut di sekitar Ambalat. Maka show of force militer perlu
diperlihatkan karena bisa saja mereka juga melakukan hal yang sama. Kita tunjukkan kita yang terkuat meski bukan
dalam konteks untuk mengajak berperang
Indonesia
negara besar, jadi harus punya kekuatan militer kuat. Tidak saja kuat secara kuantitas tetapi juga
kuat secara kualitas alutsista. Yang
lebih penting dari semua itu adalah punya kekuatan uji nyali untuk bertempur
membela kehormatan dan harga diri bangsa.
Prajurit sejati dilahirkan dari uji nyali berkali-kali untuk
ditandingkan dan disandingkan dengan medan berat, kejam dan tak punya belas
kasihan. Prajurit sejati ditempa dengan
latihan terus menerus dengan alutsista yang melekat padanya. Prajurit dan alutsista adalah sebuah senyawa
kimia yang tak dapat dipisahkan.
Demikian juga dengan jiwa korsa, merupakan adonan adrenalin yang mengisi
setiap relung nadi prajurit sejati.
Alutsista
adalah asset negara, prajurit juga demikian. Negara telah mengeluarkan
investasi puluhan sampai ratusan juta untuk mencetak satu orang prajurit TNI. Oleh sebab itu untuk menjaga kebugaran dan
naluri tempur prajurit TNI perlu dilakukan latihan yang terus menerus disamping
menyandangkannya dengan kelengkapan berupa alutsista modern sebagai senjata
dengan kekuatan pukul yang membanting.
Tentara dicetak untuk melakukan kontrak mati demi NKRI. Dalam microchip yang diinstal di benak setiap
prajurit diajarkan semboyan “membunuh atau terbunuh”. Naluri dan semangat tempur inilah yang
berulang kali diasah dan ditajamkan untuk memastikan kesiapan tempur prajurit
TNI demi kewibawaan dan harga diri NKRI.
******
Jagvane /
08 April 2013