Friday, August 9, 2019

Memperkuat Pertahanan Di Kalimantan


Hari-hari ini ada pergerakan ribuan pasukan pemukul TNI AD dari pulau Jawa ke Sumatra. Tentu melintas selat Sunda kemudian melanjutkan perjalanan darat ke Baturaja Sumsel. Pergerakan ini semakin menggerunkan karena bersamaan dengan pergerakan ratusan unit alutsista dan dipertontonkan kepada khalayak sepanjang rute.
Ya, Angkatan Darat kita dari divisi Kostrad sedang punya hajat besar di bulan kemerdekaan ini. Belum setahun berselang tepatnya di bulan November 2018 hajatan besar juga dilakukan di tempat yang sama. Artinya frekuensi simulasi pertempuran bergerak terus menyesuaikan dengan teknologi dan network manajemen pertempuran.
Setelah dua matra TNI AL dan TNI AU unjuk kekuatan dengan menggelar latihan tempur internal matra bulan lalu maka TNI AD giliran show of force melakukan model simulasi sinergi pertempuran antar batalyon. Suasana pertempuran akan lebih hiruk pikuk karena ini adalah ibu segala perang.
Astross II Mk6 untuk Latihan tempur TNI AD di Baturaja
Berbagai jenis alutsista keluar kesatrian. Ada MBT Leopard, Tank Marder, M113, MLRS Astross, Panser Anoa, Artileri Caesar Nexter, KH 178, KH179. Berbagai jenis rudal SAM Mistral, Starstreak dipertunjukkan dan unjuk kebolehan.
Berbagai jenis helikopter Penerbad juga ikut memeriahkan jalannya simulasi pertempuran. Mulai dari helikopter Fennec, Bell 412, Mi17, Mi 35 dan Apache. Hercules TNI AU juga diikutkan untuk penerjunan pasukan.
Simulasi pergerakan ribuan prajurit dan ratusan alutsista berbagai jenis itu bisakah tidak harus ke Baturaja terus. Sekali waktu gerakan besar ini diarahkan ke bumi Kalimantan tempat yang direncanakan sebagai ibukota baru.
Mengurai Java Centris dengan tidak menumpuk alutsista TNI AD di Jawa adalah sebuah keniscayaan. Apalagi dengan rencana pindahnya ibukota ke Kalimantan. Pola perkuatan pertahanan di Kalimantan harus mendapat prioritas. Ini pekerjaan besar apalagi saat ini di Kalimantan tidak ada divisi Kostrad satu batalyon pun.
JIka tahun-tahun mendatang diadakan latihan tempur antar batalyon TNI AD di Kalimantan di lokasi yang sudah ditetapkan sebagai ibukota baru tentu sebuah kebijakan strategis yang cerdas. Memindahkan ribuan pasukan dan ratusan unit alutsista dari Jawa tentu membutuhkan banyak kapal perang jenis LST dan LPD. Sudah tersedia semuanya.
MBT Leopard, pantas untuk Kalimantan
Satuan-satuan tempur di Kalimantan saat ini sebagian besar hanya mendapat alutsista bekas dari Jawa sementara yang baru selalu di Jawa. Maka jika ada penambahan tank Leopard misalnya, harusnya dialokasikan utk Kalimantan.
Logikanya perbatasan darat di Kalimantan mutlak diperkuat dengan alutsista andal. Kompi kavaleri di Kalbar hanya mengandalkan ranpur jadul. Harus ada percepatan pengembangan menjadi minimal 3 batalyon kavaleri kostrad di Kaltim, Kaltara dan Kalbar dengan tank Leopard atau tank Harimau.
Payung pertahanan untuk ibukota baru harus paralel dengan pembangunan infrastrukturnya. Misalnya menempatkan satuan peluru kendali Nasams. Ibukota Jakarta saat ini dilindungi 1 brigade infantri mekanis, dilapis dgn Kostrad Divisi Satu dan Kodam Siliwangi. Ada pangkalan Halim dan ada markas Armada Satu. Ibukota baru mestinya juga seperti itu.
Putra Jaya dekat dengan Kuala Lumpur, Canberra dekat dengan Sydney, Washington dekat dengan New York. Brasilia tdk jauh dari Rio De Jeneiro. Artinya semua masih satu wilayah satu pulau. Pola pertahanan sudah tertata. Lain halnya dengan pindahnya ibukota RI. Sudah antar pulau, wilayah baru itu belum tersedia infrastruktur militer yang memadai.
Boleh saja dan lebih tepat memindahkan 1 batalyon pemukul infantri mekanis, 1 batalyon infantri raiders, 1 batalyon kavaleri dari Jawa untuk perlindungan ibukota baru. Juga harus tersedia dan mutlak diperlukan 1 pangkalan angkatan udara lengkap dengan Paskhas dengan pesawat militernya.
Sejatinya TNI AD masih sangat kurang jumlah dan jenis alutsista di ibukota-ibukota provinsi. Termasuk payung pertahanan obyek vital. Maka sejalan dengan program MEF jilid tiga yang dimulai tahun lengkap, penambahan alutsista kavaleri, artileri, roket dan peluru kendali SAM mutlak harus ada. Juga program bedol desa minimal 5 batalyon pemukul Kostrad dari Jawa ke Kalimantan.
Kalimantan pulau besar dan kaya sumber daya energi. Menetapkan ibukota di pulau tanpa gunung api ini adalah pilihan strategis. Mengalokasikan satuan tempur pemukul Kostrad ke Kalimantan juga pilihan strategis. Pengadaan alutsista berbagai jenis untuk TNI AD secara besar-besaran juga pilihan strategis. Kalau begitu MEF III benar-benar strategis.


****
Balikpapan 05 Agustus 2019
Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI