Saturday, July 20, 2019

Belanja Terus Neh

Kementerian Pertahanan mendapat tambahan anggaran tahun ini sebesar 2 Trilyun rupiah untuk 
membeli 2 kapal perang jenis hydro oceanografi merangkap kapal penyelamat awak kapal selam. Ini 
sebuah kabar surprise tentunya dalam program modernisasi militer kita.

Di hari yang sama ada seremoni pembuatan 2 kapal perang jenis patroli cepat untuk menambah 
kekuatan armada dua. Galangan kapal swasta nasional bertepuk gembira dapat lagi proyek buat kapal 
perang. Saat ini saja PT PAL sebagai pionir pembuatan berbagai jenis KRI sedang disibukkan membuat 
3 kapal cepat rudal untuk TNI AL.

Indonesia saat ini sedang menunggu kedatangan pesawat tempur Sukhoi SU35. Kita juga sedang 
bersiap menyambut kehadiran peluru kendali darat ke udara jarak sedang Nasams untuk payung 
Jakarta dan Natuna. Juga MLRS Astross batch 2.
Heli Apache diatas kesatrian Yon 411 Pandawa Salatiga
Pengadaan 3 kapal selam Nagapasa Class jilid 2 juga sudah diteken. Ini salah satu kesibukan PT PAL 
yang saat ini sedang melaksanakan uji laut utk produksi kapal selam ketiga jilid satu. Industri pertahanan 
strategis ini juga sedang membuat pesanan 1 kapal perang jenis LPD rumah sakit.

Belanja militer Indonesia berlanjut terus. Istilah kerennya tiada hari tanpa belanja alutsista. Sebuah 
kondisi yang sangat membanggakan. Dan pada tahun-tahun mendatang akan semakin intens kekuatan 
belinya dengan anggaran terbesar dibanding kementerian yang lain.

Sekedar mengingatkan, Pindad saat ini sedang memproses pengadaan Tank Harimau untuk TNI AD. 
Pindad juga bersiap untuk produksi masal roket RHan. Amunisi ini bisa dipakai untuk MLRS Vampire 
milik Marinir. Termasuk sedang mengupayakan untuk dipakai MLRS Astross milik TNI AD.

Galangan kapal PT DRU Lampung sedang menyelesaikan sea trial 3 kapal perang jenis LST. Ini adalah 
galangan kapal yg produktif dan sukses membuat LST Bintuni Class. Galangan kapal di Batam juga 
produktif membuat kapal cepat rudal dan kapal patroli cepat.

TNI AU segera menutup blank spot area dengan membeli sejumlah radar untuk Bengkulu, Sumba, 
Singkawang, Morotai. Ketika mata telinga ini sdh mengcover seluruh teritori udara maka kehadiran alat 
penggebuk semisal jet tempur F16 Viper akan menyempurnakan semua kewibawaan teritori kita.

Maka gambaran proyek pengadaan alutsista negeri ini akan semakin berkibar dan membesar. Pembelian 5 pesawat angkut berat Hercules seri J dari AS, tambahan 8 helikopter tempur Apache, 9 
helikopter Caracal, 11 helikopter Bell 412 Ep, 2 pesawat tanker, 3 pesawat CN295, 4 pesawat CN 235 
dan 32 jet tempur F16 Viper sudah diambang pintu.

TNI AL bersiap menambah lagi 2 kapal perang jenis PKR Martadinata Class, 2 kapal perang Light 
Destroyer Iver Class dan 2 kapal pemburu ranjau. Marinir sedang menunggu kedatangan 22 tank amfibi 
Bmp-3F dan 21 panser amfibi Bt-3F dari Rusia. Termasuk sejumlah MLRS Vampire yang didatangkan 
bertahap.
Jet tempur F16, populasinya akan terus ditambah sampai 70 unit

Anggaran militer Indonesia adalah terbesar kedua setelah Singapura untuk kawasan Asean. Ini cukup 
membanggakan karena selama dekade terdahulu anggaran pertahanan kita berkategori ciput. Tahun 
depan anggaran militer kita menyentuh angka 126 Trilyun.

Negeri kaya sumber daya alam ini sudah sepatutnya memperkuat benteng pertahanannya. Ribut masa 
depan adalah seputar penguasaan areal sumber daya alam. Cina sudah memproklamasikan wilayah 
Laut Cina Selatan sebagai miliknya. Cina membangun armada tempurnya secara besar-besaran.

Kita harus bersiap. Kita juga harus bangun kekuatan militer kita. Maka belanja alutsista berteknologi 
adalah sebuah keharusan. Kalau kita kuat secara militer, gak ada itu yang mau macam-macam sama 
kita. Artinya gak mau ribut dan ribet urusannya.

Itulah salah satu fungsi penguatan militer. Kalau kita kuat jiran kawasan segan, kalau kita lemah, jiran 
merajalela. Masih ingatkan kemelut Ambalat tempo hari. Itu salah satu contohnya ketika jiran merajalela 
dan menyepelekan. Sekarang dia sudah jauh tertinggal dan kita akan terus dan terus belanja alutsista 
untuk benteng pertahanan kita. Majulah Indonesia.
****
Bandar Lampung 19 Juli 2019
Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI