Sunday, November 11, 2018

Kabar-Kabar Yang Membungakan Hati


Pergelaran Indo Defence 2018 di Kemayoran Jakarta baru saja usai. Pameran teknologi pertahanan terbesar di Asia Tenggara ini diikuti 867 peserta dari 60 negara berlangsung selama 3 hari mulai anggal 7-10 Nopember 2018. Berbagai produk dari industri pertahanan strategis negeri ini diperlihatkan.  Sangat membanggakan dan luar biasa.

Kabar-kabar yang membungakan hati yang harus diceritakan dari forum Indo Defence 2018 adalah lanjutan serial Changbogo Class alias Nagapasa Class akan tetap digelar. Dengan kembali membangun produksi bersama tiga kapal selam canggih. Sebelumnya lewat proses transfer teknologi dari Korea Selatan telah dibangun tiga kapal selam yaitu KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404 dan KRI Alugoro 405.  KRI Alugoro 405 dirakit di PT PAL Surabaya dan saat ini dalam proses seremoni untuk sea trial.
Indo Defence 7-10 Nopember 2018
Berlanjutnya pembangunan kapal selam ke 4,5 dan 6 kita sambut hangat karena ini berarti proses alih teknologi akan berlanjut terus. Teknologi pembuatan kapal selam adalah teknologi yang paling sulit diperoleh, maka kerjasama dengan Korsel adalah pilihan terbaik.  Karena kita tidak sekedar membeli tetapi juga ingin mendapatkan teknologinya.

Galangan kapal selam PT PAL di Surabaya adalah investasi bagus yang pada saatnya nanti memberikan nilai prestise untuk negeri ini karena sudah mampu menguasai teknologi kapal selam. Saat ini disamping mempersiapkan peluncuran KRI Alugoro 405 galangan kapal selam ini sedang meng upgrade KRI Cakra 401 dengan biaya US$ 40 juta.

Kerjasama dengan Korea Selatan yang lain adalah kontrak pengadaan lanjutan pesawat latih KT1 Wong Bee dan instalasi radar dan rudal pesawat golden eagle yang kita kenal dengan T50 buatan Korsel. Pesawat yang dikenal dengan julukan baby falcon ini akan bermanfaat sebagai jet tempur patroli udara jika sudah diinstalasi radar dan rudal.

Tank Harimau produksi PT Pindad hasil kerjasama dengan Turki akan mulai diproduksi massal akhir tahun ini.  Kebutuhan potensial TNI AD mencapai 400 unit tank. Lebih dari itu PT Pindad juga melirik pasar ekspor, sebuah langkah yang cerdas. Demikian juga dengan panser amfibi Pandur II kerjasama dengan Ceko prospeknya sangat cerah dengan potensi membuat sebanyak 275 unit.

PT PAL yang sudah mengekspor 2 kapal perang jenis LPD (Landing Platform Dock) ke Filipina kembali mendapat pesanan dari jiran yang baik hati ini. Filipina akan memesan 2 kapal sejenis untuk memperkuat angkatan lautnya. Dua Kapal LPD yang sudah diserahkan setahun yang lalu ternyata sangat membantu dalam operasi logistik militer menumpas pemberontak di Marawi Filipina.
Martadinata Class
PT PAL juga akan kembali mendapatkan proyek pembangunan kapal perang jenis PKR (Perusak Kawal Rudal) kerjasama dengan Belanda, lanjutan dari Martadinata Class yang sudah dibangun dua unit. Sementara 2 PKR yang sudah jadi yaitu KRI Raden Edy Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah Ray 332 akan dilengkapi dengan persenjataan anti serangan udara VL Mica tahun depan.

Paskhas TNI AU kembali akan memperoleh alutsista canggih Oerlykon Skyshield untuk melindungi pangkalan militer utama di negeri ini, termasuk Natuna. Paskhas juga sudah memperoleh belasan Ranpur Turangga untuk mobilitas pasukan. Sementara alutsista jenis NASAMS yaitu satuan peluru kendali darat ke udara jarak sedang, akan melindungi ibukota Jakarta.

Banyak sekali yang mau diceritakan kabar-kabar yang membungakan hati. Tetapi kalau diceritain semua jadi kepanjangan dong nulisnya. Belum lagi soal mau diakuisisnya 2 Fregat rasa Destoyer Iver, 5 Hercules seri J dari AS, 8 Heli Chinook dari AS, tambahan 8 Heli serbu Apache juga dari AS. Dan bahkan yang sedang ditunggu dengan harap-harap cemas, pembelian minimal 1 skadron jet tempur primadona F16 Viper.

Kita masih membutuhkan kuantitas berbagai jenis alutsista. Pembentukan Kostrad Divisi III, pembentukan Pasmar III, Pengembangan Armada III dan Koopsau III semua untuk kawasan timur Indonesia. Tentu ini memerlukan isian berbagai jenis alutsista. Nah tahun depan dikucurkan dana di kisaran US $ 5,2 Milyar atau 70 trilyun khusus untuk beli berbagai jenis alutsista. Klop kan, ada uang ada barang dan mutu tentu tidak mengkhianati harga kecuali di mark up.

Kita selalu bersuara lantang agar modernisasi militer kita harus terus dilanjutkembangkan dengan sebuah pesan kuat.  Bahwa membangun militer negeri kepulauan ini bukanlah beban atau biaya yang memberatkan tetapi dia adalah investasi besar untuk eksistensi negara kepulauan terbesar. Militer adalah adrenalin eksitensi berbangsa dan bernegara.

Negeri yang luas dan kaya sumber daya alamnya ini harus dilindungi dan dipayungi dengan kekuatan militer yang andal.  Kita tidak mencari musuh, kawan kita juga banyak tetapi soal masa depan adalah potensi konflik memperebutkan sumber daya energi dan sumber daya alam. Maka selayaknya kita punya kekuatan militer yang dapat diandalkan secara teknologi dan kuantitas. Iya kan.

Jagarin Pane
Semarang 11 Nopember 2018