Monday, April 16, 2018

Dialihkan ke Natuna


Empat kapal perang Indonesia, tiga diantaranya dari Bung Tomo Class yaitu KRI Bung Tomo 357, KRI John Lie 358, KRI Usman Harun 359 dan satu lagi KRI Fatahillah 361 mulai kemarin dialihkan secara permanen dari Armada Timur ke Armada Barat utamanya untuk menjaga perairan Natuna. Seluruh kapal perang ini adalah kapal perang striking force yang dihadirkan sebagai garda garis depan, karena Natuna adalah gengsi teritori NKRI yang harus dijaga ketat.

****
Jagarin Pane

7 comments:

Anonymous said...

Di kepulauan natuna dan kalimantan barat maupun di tempatkan 120 unit kapal perang dari berbagai kelas, dilengkapi peluncur rudal permukaan ke udara, peluncur torpedo, peluncur rudal permukaan ke kapal permukaan, dilengkapi peluncur roket supaya bikin rontok dan jatuhkan mental lawan, karena ditempatkan banyak, maka seluruh pulau disekitar kepulauan natuna dibangun dermaga, termasuk sekeliling pulau natuna dibangun dermaga, dibangun mercusuar, dibangun menara peluncur roket,peluncur rudal permukaan ke permukaan, rudal permukaan ke udara,krn itu di wilayah kormabar diadakan lebih dari 400 unit kapal perang, demikian pula untuk markas komando pusat, kormatengah dan kormatimur, pesawat tempur jangan nanggung diadakan lebih dari 1500 unit pesawat tempur dari berbagai kelas, kalau perlu beli F16 bekas tapi sudah diupgrade ke blok 60 dalam jumlah 7 skuadron, beli lagi pesawat Su 33, Mig 35, Su 34, beli T50 FA buatan korsel, kemudian beli helikopter bekas dari inggris yang dijual murah tinggal diupgrade, beli panser dari Pindad dan tank mulai persiapkan diri menjelang laut cina selatan memanas, supaya indonesia sudah latihan terlebih dahulu sebelum pecah perang, jangan lupa prajurit difasilitasi dengan pihak bank utk.pembiayaan murah rumah tinggal permanen pribadi, bukan rumah dinas, supaya setelah pensiun masih ada rumah,

Prio said...

Ngantuk komentnya y bos

Prio said...

Ngantuk komentnya y bos

Anonymous said...

ndak ngantuk bos, justru saya gemes, apakah dari kemenhan dan DPR serta bappenas sudah siap dengan kondisi laut cina selatan terjadi konflik terbuka ? bagaimana indonesia mengantisipasinya ? termasuk untuk cadangan BBM dan logistik sembako yang masih impor, kemudian ancaman inflasi tinggi karena saat itu masyarakat rame2 pada borong sembako utk cadangan logistik sehari2 di rumah, belum lagi logistik amunisi dan alutsista kita yang masih terbatas dan lebih banyak jadul, dari pada barunya, belum lagi jumlah pesawat tempur dan kapal perang yang mumpuni juga jauh dari harapan dalam mengantisipasi terjadinya konflik terbuka di laut cina selatan

Anonymous said...

Yang realistis aja gan gak usah mimpi

Prio said...

Saya setuju...tp selagi pejabat dan politikus senayan masih bermental anjing maka keadaan alutsista kita masih akan alakadarnya bos....asal dah terpenuhi tuh syahwat dan perut mreka akan tdur,patuh pd tuanya.

Prio said...

Saya setuju...tp selagi pejabat dan politikus senayan masih bermental anjing maka keadaan alutsista kita masih akan alakadarnya bos....asal dah terpenuhi tuh syahwat dan perut mreka akan tdur,patuh pd tuanya.