Monday, March 24, 2014

Tabah Sampai Akhir



Adakah yang salah dengan semboyan kesatuan Hiu Indonesia ini. Jawabnya tentu tidak.  Bahkan jika kita melihat perjalanan pasukan dan alutsista kapal selam kita itu sepanjang setengah abad ini maka sebutan Tabah Sampai Akhir (Wira Ananta Rudira) itu memang layak disandang.  Karena sepanjang setengah abad itu, sejak tahun 70 an hanya 2 kapal selam yang menjaga laut luas republik ini dengan satu pergantian generasi.

Serah terima jabatan pergantian generasi kapal selam itu dilakukan tahun 80 an.  KRI Bramastra dan KRI Pasopati buatan Rusia tak mampu lagi meneruskan langkahnya lalu diganti dengan kapal selam dengan teknologi bagus pada dekade itu yakni KRI Cakra dan KRI Nanggala buatan Jerman.  Khusus untuk KRI Pasopati agar tidak terkubur bersama jaman maka jasadnya diabadikan sebagai monumen kapal selam di Surabaya.

Hampir 40 tahun perjalanan Cakra Class malang melintang.  Selama kurun itu tak pernah ada pertambahan kekuatan.  Dan  selama itu pula tidak pernah ada keluhan dari awak Hiu Kencana dalam menjalankan tugas mulianya mengawal tanah air tercinta.  Karena dalam menjalankan tugas semboyan itu melekat di hati mereka, tabah sampai akhir.

Perairan luas yang dimiliki negara ini sangat layak jika dikawal dengan armada kapal selam minimal 12 unit.  Statemen ini sudah dihapal luar kepala oleh siapapun. Tetapi meski sudah dihapal luar kepala tetap saja perolehan kuantitas kapal selam tidak pernah beranjak dari angka dua.  Kok jadi tertular program Keluarga Berencana, 2 anak cukup.

Dalam sejarah pertempuran laut dan era teknologi sekarang ini kekuatan armada bawah air merupakan penggentar utama karena kekuatan ini merupakan pemukul strategis yang sangat mematikan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia sangat pantas punya kekuatan armada permukaan laut dan bawah laut.  Oleh karena itu kepemilikan hanya 2 kapal selam merupakan ketidakpantasan yang tidak perlu dipelihara.

Ada berita bagus, tanggal 6 Desember 2013.  Lewat pengumuman lugas, Menhan di markas Kemhan bersama KSAL menyatakan dengan jelas bahwa RI akan membangun armada kapal selam secara besar-besaran dengan kapal selam buatan Rusia.  Tetapi tiga bulan kemudian KSAL mengumumkan dengan jelas pula bahwa TNI AL tidak jadi membeli 2 kapal selam Kilo bekas dari Rusia.  Semakin jelas makna tabah sampai akhir itu, tak tahu akhirnya sampai dimana.

Memang RI dan Korsel saat ini sedang membangun kapal selam Changbogo sebanyak 3 unit dengan 1 unit terakhir akan dibuat di Indonesia.  Inilah harapan terakhir itu, terutama 1 unit yang terakhir itu apakah akan menjadi titik lompat atau titik umpat, waktu yang akan menjawabnya.  Bukannya kita tidak optimis dengan program pengadaan Changbogo  tetapi “kejutan demi kejutan” dalam bingkai perjalanan perkuatan kapal selam selama ini justru yang selalu membuat kita terkejut, kaget dan kecewa.

Kita telusuri perjalanan ke kalender enam tahun lalu dari sekarang.  Rusia membuka pintu untuk perolehan dua kapal selam Kilo lewat pinjaman US$ 1 milyar.  Sebanyak US $ 700 juta untuk 2 kilo. Kemudian sudah dirancang ini rancang itu, kirim ini kirim itu, proses ini proses itu, meeting ini meeting itu, semuanya memakan waktu lima tahun.  Dan selama waktu itu tentu ganti komandan segala strata pasti terjadi.  Dan yang pasti terjadi atau produk yang kemudian keluar ternyata bernama Changbogo buatan Korsel.  Maka duit US $ 700 juta itu tidak jadi dimanfaatkan alias dicuekin.

Dalam perjalanan “kelok sembilan” itu itu tetangga sebelah rumah sudah mendapatkan alutsista kapal selam yang sangar. Vietnam sudah mendapat 2 kapal selam Kilo, Malaysia dengan 2 Scorpene, Singapura memperoleh 5 kapal selam dan mau nambah lagi.  Bukan hanya karena tetangga sudah dapat alutsista bawah air, lebih penting dari itu adalah situasi kawasan khususnya Laut Cina Selatan yang mengharuskan kita untuk tidak plintat plintut dalam upaya meperkuat satuan kapal selam.

Kalau pun dalam empat tahun ke depan kita sudah mulai mendapat 3 kapal selam Changbogo, jangan dilupakan bahwa 2 kapal selam kelas Cakra sudah sepuh.  Artinya sampai tahun 2020 kuantitas kapal selam kita tidak akan lebih dari 3 unit saja yang beroperasi.  Makanya menjaga interval waktu 6-8 tahun itu kita perlu perolehan kapal selam tambahan.  Itulah kerangka berpikirnya.

Oleh sebab itu ketika ada kabar menggelegar tentang pembangunan armada kapal selam Desember lalu, sambutan luar biasa diperlihatkan anak negeri pecinta hulubalang sambil ikut membusungkan dada membanggakan dan membungakan harapan.  Dan ternyata tiga bulan kemudian menjadi harapan palsu. Bayangkan saudaraku, harapan saja bisa dipalsukan, betapa ketabahan itu memang sampai akhir.

Kepemilikan armada kapal selam dengan jumlah yang memadai untuk negara kepulauan ini bukan untuk gagah-gagahan. Tetapi merupakan sebuah kewajiban bagi “pengurus republik” agar negara kepulauan ini layang pandang dan layak sandang dari sudut pandang militer. Mengapa tetangga selatan kita itu selalu petintang petinting, karena dalam sudut pandang mereka kita tidak dipandang meski pun hanya untuk menjaga kandang teritori.  Duh Gusti, memang benar kalimat itu, tabah sampai akhir.
****
Jagvane / 24 Maret 2014


25 comments:

Anonymous said...

Sungguh sakti
LAKSMA (pur)R.P.PURNOMO pembuat slogannya, bisa menerawang jauh ke depan, semoga petinggi TNI AL tidak ada yg menekan dlm pembelian, tapi hanya karena dana..

http://maritimblog.blogspot.com/2011/11/wira-ananta-rudira-tabah-sampai-akhir.html

Anonymous said...

sangat menyedih, tabah sampai akhir,
kita belum semampu vietnam yang kecil, SELAMAT DEH BUAT VIETNAM ATAS KEDATANGAN KILONYA YANG KE DUAX.

Anonymous said...

Kecewa ya bung?ini pertama kali saya baca artikel disini yang"lemes"alias tidak seperti biasanya hehehe.....sama saya juga kecewa,tetapi membaca alasan yang dikemukakan sehingga tidak jadi diambil KILO classnya,mending ndak usah diambil,kondisi kapal selam yang bobrok takutnya seperti kapal selam India yang banyak kecelakaannya

Anonymous said...

yo wis sabar ae toh, bukankah tabah itu sama dengan sabar.
Hanya orang yang sabar yang disayang Tuhan. Semoga Indonesia disayang oleh Tuhan wabil khusus TNI AL.

Jalesveva Jayamahe.

Jagarin Pane said...

Kita sudah renungkan, bukan tidak optimis dengan perjalanan perkuatan kapal selam kita, tapi jelas nian bahwa kita tidak pernah "ikhlas" untuk menghadirkan kapal selam Kilo itu.

Anonymous said...

Memang aneh, walau sudah didukung oleh jutaan formilers indonesia pun "HERDER" ini tidak bisa didatangkan juga, beli baru gak bisa, bekaspun ditolak.. (bandingkan dengan frosch/parchim/f16 hibah).

Anonymous said...

isu mau beli Kilo dari Russia sengaja di hembus kan karna keberadaan Kilo yg sebenar nya hampir di ketahui pihak luar ia kan ??? sama dgn isu mau beli SU35 pengganti F5,yg sebenar nya SU35 nya sudah hadir di sono kan mas??? he he he ketahuan loe...

Unknown said...

emang sengaja di batalkan pak de,pemerintah nunggu type yg lebih gahar lgi. buat apa beli yg sekelas KILO,barangkali setelah KILO keluar sekelas KWINTAL kalo gak TON.hehehehe....

Anonymous said...

Disemua treat kilo, group imajiner pasti masuk mengcountuer, seperti sudah didesain saja, entah oleh negri ginseng atau negri tukang sadap, benar2 permainan tingkat dewa, bahkan kabar pasti dari menhan & ksal bisa berantakan.(rekaman pidatonya masih ada di dunia maya).

Anonymous said...

jika batal karena kondisi kapal tak layak pakai "masih bisa di terima oleh kita sebagai putra bangsa"
tapi klo ada tekanan dari pihak luar untuk membatalkan dengan alasan kondisi tak layak pakai,..hmmmmm (tukang sadap sukses donk)
mudah2an kedepannya tni mempunyai lontong yg lebih canggih "amur class" sekelas herder bukan anjing kampung
berharap kdepannya pimpinan negeri ini mempunyai jiwa nasionalisme dan patriotisme yg tinggi untuk melindungi Nusantara tercinta,..aamiin

"justru di laut kita jaya"

Anonymous said...

Rakyat Indonesia dan Pimpinan NKRI dari pusat sampai daerah, tolong SADAR dan selalu di ingat sampai anak cucu kita sekalian dan harus ditanamkan dalam otak/memori yang paling dalam supaya kita sampai mati tidak akan pernah dan tidak bisa melupakan, bahwa justru dilaut khususnya lautan NUSANTARA, kita sebagai bangsa INDONESIA yang Besar telah di NISTA, DIHINA dan DILECEHKAN oleh bangsa-bangsa lain. Masa kita hanya mengamini dan tidak ada niat untuk melawan dan mengembalikan kehormatan Bangsa & Negara..? Sampai kapan..??

Anonymous said...

Kilo nya gak jadi diambil? Truss penggantinya apa donk.. Nyak astutik yaa ,,hemm sedap tuu

Anonymous said...

Nggak kaget, negeri ini dah biasa digadaikan ke Barat n anteknya demi kepentingan pemimpinnya yg mengatasnamakan rakyat. Rasanya mubazir bila duit triliunan bermanfaat utk rakyat n negara.

Anonymous said...

Ayo kita pilih Prabowo...

Anonymous said...

prihatin... dan terus terusan tabah sampai akhir hayat

Anonymous said...

Seperti kita ketahui ASU dan Sekutunya benci jika militer kita berkiblat pada Rusia, Oleh sebab itu mereka merekut seseorang untuk mengendalikan RI demi kepentingan ASU dan Sekutunya. Prabowo adalah orang yg di siapkan ASU dan didukung sekutunya antara lain: Australia, Singapura, PNG, Malaysia, Korsel, Jepang, Selandia Baru dan Inggris

Anonymous said...

Tabah..

Anonymous said...

panas.... rasa mendidih darah ini... membacanya ndan.. tak bisa berkata apa-apa.. tak bisa brbuat apa-apa... hanya doa... smoga indonesia tetap berwibawa..

Anonymous said...

siapa aja... mau prabowo kek... mau.. nenek lu berdua kek yg jdi presiden... yg penting bisa jdikan indonesia ku ini jaya... salam merdeka pemuda

Unknown said...

masalah kapal selam adalah alutsista yang sangat rahasia..... jadi biarlah ini menjadi sebuah misteri.

Anonymous said...

JGN BELI BARANG BEKAS JAMIN MENYESAL.

SAYA BELI BRG BEKAS 10x nyesel 9x.

pasti ada ini itunya. jato jatonya jd lebih mahal.

dhoes said...

Tapi suatu hari yang lalu kasel cakra slass telah menusir kapal induk tercanggih amerika yang ketika itu bertolak dari australia menuju pulang dengan melewati perairan indonesia,pada saat itu cakra khan muncul dipermukaan mengiringi kpl induk yang dikawal fregat itu sampai pergi menjauh dari laut indonesia,setelah sampai di AS sang komandan kapal induk berkomentar diTV bahwa ia kagum dan salut pada TNI AL indonesia yang berani bertaruh nyawa mengusir kpl induk dengan kasel cakra,usut punya usut ternyata menurut komandan kasel itu kapal itu pd saat itu sedang trobel tidak mau menyelam dan tidak bisa diperlambat jalannya mungkin ibarat anak ayam(pitik) melihat rajawali sehingga saking takutnya ia tidak bs nyelam dan hanya bs lari sekencang kencangnya sampai tidak bs di rem,besi punya rasa takut juga.stlah kapal induk itu menjauh ABK kasel cakra khan itu bernafas lega sambil ngelus dada.hahahahahaha....

dhoes said...

Tapi aku yakin 100% klo psjabat tinggi negara dan petingggi TNI tdk bodoh,terlalu riskan dan sangat beresiko klo negara ini hanya punya kasel yang hanya klass mujair,saya sangat yakin kilo klass sdh ada laut kita walaupun cuma 2,Pak SBY itu presiden sampai datang ke rusia dan melihat langsung model dan kecanggihan kasel kilo ke kandangnya langsung klo tdk beli malu dan tdk punya wibawa,Pak SBY itu seorang presiden lho..!! Datang kekandangnya langsung sbg simbol yang tdk berubah rencananya,apa kata dunia klo presidennya datang langsung ternyata hanya lihat2 nggak jadi beli,lagian secara etika rusia sudah bermurah hati memberi pinjaman 1milyar dolar AS (rus ditolak nggak jadi beli,gmn?nggak menghormati negara sahabat kan?pikirkan dengan logis dan jernih

jzoel mathany said...

Sangat mustahil klo perairan indonesia yang 3x lebih luas dibandingkan daratan hanya dijaga 2 kasel tua,tidak imbang klo dibandingkan dgn KRI yang sedang diperbanyak dan dipercanggih apalagi keberadaan kasel ini super penting,lagian masak ia semua negara tetangga beli semakin banyak kasel yang canggih negara kita cuma cukup punya dua dan tua.klo ketemu kapal perang musuh yang canggih entar nggak bisa nyelam lagi,

Anonymous said...

Sudah dijawab oleh Kompas Jumat kemarin. Kita sudah punya 2 kapal selam kilo, dan sedang menambah 6 lagi, plus 3 Changbogo class. Not bad at all. Jadi paling tidak kita dalam bbrp tahun kedepan kita akan punya 8 Kilo class, 3 Changbogo Class, dan 2 yang sudah ada. Itu juga kalau nggak ada yang masih diumpetin sama pemerintah pengadaannya.