Wednesday, February 26, 2014

Mengantisipasi Cuaca Ekstrim Konflik kawasan



Persamaan el nino dan el ce es, sama-sama bicara tentang kehangatan laut, sama-sama tentang perubahan iklim, sama-sama memerlukan perhatian.  Bedanya, el nino menyangkut perubahan iklim bumi yang kontras sedangkan el ce es berkaitan dengan perubahan iklim militer yang menghangatkan perairan Laut Cina Selatan (LCS).  Banyak negara meributkan cuaca ekstrim sampai-sampai banjir besar yang melanda Inggris baru-baru ini ikut menyalahkan Indonesia sebagai penyebabnya karena rusaknya hutan tropis. 

Sejalan dengan itu banyak negara juga sedang menyimak perkembangan iklim militer di LCS dan mengantisipasinya jika harus berhadapan dengan cuaca ekstrim militer di kawasan ini.  Di ruang ini banyak negara menantikan peran sentral Indonesia sebagai pemilik pagar teritori yang berbatasan dengan klaim tumpang tindih di LCS. Tentu banyak negara mengharapkan peran diplomatik Indonesia yang sampai saat ini berada di posisi berkawan dengan semua pesengketa LCS.  Indonesia berkawan baik negara ASEAN, dengan Cina, AS dan Rusia tetapi agak risih dengan tetangga selatan herdernya AS.
Jendral Moeldoko berkunjung ke Cina
Baru-baru ini rombongan Menhan berkunjung ke beberapa negara Eropa untuk memastikan dan menambah order alutsista, misalnya penambahan 7 pesawat angkut militer CN295 di Spanyol.  Order pertama kita pesan 9 unit lalu tambah lagi sehingga menjadi 16 unit. Sambil pesan juga melirik alutsista lain di markas Airbus Military di Sevilla Spanyol seperti jet tempur Eurofighter Typhoon dan pesawat angkut berat A400M.  Sementara di Belanda rombongan Menhan disambut hangat oleh rekannya Menhan Jeanine Hennis Plasschaert dan menandatangani kerjasama pertahanan.  Dalam kunjungan itu bisa saja 2 kapal perang Indonesia jenis perusak kawal rudal yang sedang dibuat di Belanda akan bertambah lagi dengan opsi sampai 10 unit termasuk tawaran alutsista untuk TNI AD.

Sementara itu Panglima TNI Jenderal Moeldoko awal pekan ini mengadakan kunjungan ke markas besar tentara Cina dan bertemu dengan orang nomor satu di PLA dan Menhan Cina. Tentu saja kunjungan petinggi militer RI membawa sejumlah agenda militer, kerjasama militer kedua negara dan belanja alutsista.  Yang menarik kunjungan ini dilakukan setelah 3 kapal perang Cina unjuk kekuatan di selatan Jawa di pagar halaman laut Christmas Australia. Tentu Cina bersedia menjelaskan meski tidak untuk konsumsi publik. Maka salah satu persepsinya bisa jadi begini: Gini lo sahabat, supaya Australia jangan over acting sama sampeyan.
Alutsista TD2000B buatan Cina di Batalyon Rudal Aceh
Pertengahan pekan ini Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry O Rogozin ke Indonesia untuk memimpin langsung Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-9 antara RI dan Rusia bidang kerjasama perdagangan, ekonomi dan teknik di Jakarta.  Bawaan yang tak kalah berat adalah melanjutkan tahapan order alutsista seperti kapal selam Kilo dan jet tempur Sukhoi SU35 BM.  Untuk kapal selam Kilo delegasi Indonesia sudah berkunjung ke sana untuk melihat barangnya dan oke.  Sementara Sukhoi SU35 BM sudah menuju titik terang. Definisinya jelas, Indonesia masih memerlukan tambahan minimal 1 skuadron jet tempur kelas berat dan 2 skuadron jet tempur kelas menengah untuk kekuatan udara Kogabwilhan yang akan dibentuk tahun ini.

Makna dari beberapa kunjungan yang dilakukan dalam waktu berdekatan itu tentu berkait dengan upaya Indonesia mengantisipasi cuaca ekstrim berkadar militer di sekitar halamannya.  Indonesia ingin kesetaraan dalam perolehan alutsista berteknologi dengan negara di sekitarnya.  Bahkan Presiden SBY pernah berucap agar militer RI harus lebih tangguh dari negara sekitar. Kita  harus bersiap dengan kondisi cuaca ekstrim yang diprediksi bisa terjadi dalam perjalanan lima tahun ke depan. Makanya agar tidak ikut terserang demam atau bahkan diserang oleh salah satu virus klaim mengklaim itu Indonesia harus memperbanyak pil alutsista berkualifikasi anti biotik, anti septik dan anti piretik dengan menguatkan isian daya tahan militernya terhadap semua kemungkinan terburuk itu.

Jangan menganggap enteng dengan perubahan iklim militer yang cenderung ekstrim ini. AS sudah menyatakan akan memindahkan dominasi kekuatan armadanya ke Asia Pasifik termasuk hot spot LCS.  Darwin, Christmas dan Cocos menjadi pangkalan militer sekutu sepupu AS–Australia mengantisipasi terbukanya front pertempuran LCS menghadapi Cina yang makin perkasa. Tentu dari selatan jalan menuju front itu akan melewati jantung Indonesia pulau Jawa. Siapkah pulau Jawa dengan perubahan ekstrim militer ini. Kita harus mempersiapkan sebagus dan secepatnya. Peta jalan Kogabwilhan yang mau diimplementasikan itu menempatkan pulau Jawa dan Bali dalam satu perlindungan khusus dengan payung skuadron tempur, armada laut dan divisi angkatan darat yang terintegrasi.
Barisan Tank BMP3F Rusia untuk Marinir Indonesia
Perlindungan militer terhadap jantung Indonesia memerlukan perhatian ekstra ketat karena kekuatan di selatan Jawa itu merupakan kolaborasi sekutu sepupu yang lakonnya tentu berdasarkan kepentingannya. Saat ini mereka menganggap kita sebagai teman bumper alias teman garis depan untuk berhadapan dengan Cina.  Tetapi posisi Indonesia yang netral boleh jadi menimbulkan kekecewaan sekutu sepupu itu suatu saat apalagi jika menyangkut strategi militer menjelang konflik terbuka LCS.  Indonesia berada dalam posisi sulit jika konflik LCS berubah menjadi perang terbuka karena posisi konflik dan jalur militer untuk mencapainya pasti akan mengacak-acak teritori RI. 

Jadi memang dalam lima tahun ke depan kita wajib melanjutkan pekerjaan untuk memperkuat persenjataan militer kita. Tentu bukan sekedar untuk persiapan menghadapi cuaca ekstrim tetapi juga sebagai kekuatan tawar dalam kecerdasan diplomatik RI. Siapa tahu kan dengan kecerdasan diplomatik RI  yang berbaju kekuatan militer setara konflik LCS bisa diselesaikan di meja perundingan. Itu juga bagian dari mengantisipasi cuaca ekstrim militer di kawasan ini.
****
Jagvane/ 26 Feb 2014

7 comments:

Anonymous said...

sebagai negara yang besar idealnya alutsista yg di miliki harus berkualitas dan berlebih.ini di maksudkan untuk bersiaga terhadap lawan yang mungkin bersekutu terhadap suatu konflik semisal LCE.mau ngak mau indonesia harus siap melindungi kedaulatanya.karena selama ini alutsista yg ada lebih banyak di fungsikan untuk stabilitas saja atau perdamaian defensif bukan ofensif menyerang/membalas negara lain.kesiapan,kewenangan serta hak negara indonesia dalam pengunaan senjata mematikan seperti rudal,kapal selam,pesawat pembom,kapal induk,peluru kendali,satellit sebenarnya sangat mendesak. kalau saya terjemahkan sendiri mengunakan istilah DARURAT ALUTSISTA.indonesia memang bekerja sama ataupun bersahat dengan negara lain tapi perlu di ingat tidak ada istilah tawar menawar/negosiasi kalau menyangkut masalah KEDAULATAN yang merupakan HARGA MATI.

Anton said...

Ijin Share Pak Haji :) makasih

harno bebek said...

ijin nyimak gan jagparin..lanjutkan

Anonymous said...

Supaya TNI punya duit buat beli senjata tercanggih dan terbaru dan tdk membeli lg peralatan usang dan rapuh sprt: rongsokan-rongsokan Pesawat C-130 Hercules dari Australia, Pesawat tempur F-16 C Blok 25 dari USA, Kapal Selam Kilo Class dari Rusia dan Tank Amfibi LVT-7A1 dari Korsel. Sebaiknya kt tdk memilih 10 Partai Terkorup Sejagad Raya Saat pemilu 9 April 2014 seperti:
1.GOLongan Koruptor sejAhteRa.
2.DEmi MOney KorbAnkan RAkyaT.
3.Perkumpulan Koruptor Sejati.
4.Pelepas Daerah Indonesia Pulau.
5.Pencuri Pengadaan Proyek.
6.Poligamers Koleksi Bini.
7.Provokator Amien rais Negara.
8.GERakan menghINDari penjaRA.
9.HAntu NUsantaRA.
10.Pada Basa Basi

rroossyyiidd said...

2Analisis yang bagus..

Anonymous said...

nyimak sambil belajar.. memang indonesia harus.. lebih waspada LCS memang momok asia apalagi yang dihadapi china.. kita harus siap.. sedia payung sebelum ujan

o iya sekedar info kalau ada yang pengen UANG TAMBAHAN
coba klik link ini...

http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=315009

bukan penipuan dan sudah terbukti..
coba lihat dulu dan baca.. tidak ada salahnya kok.. cocok lakukan tidak cocok tinggalkan

royhan bima said...

setuju banget dengan ulasan bung jagarin untuk memperkuat alutsista pada 5 thn kedepan.lebih tepatnya MEF II ini insdonesia wajib membeli 1 skuadron SU35 bersenjata rudal brahmos,dan 2 skd rafaeel,3 KS kilo dan 3 KS amur selain 3 changbogo,2-3 ddestroyer melengkapi PKR fregat yg sedang dipesan.rudal S300/S400 dan pantsyr,1000 roket Rhan yang yang dipercanggih sistem dan jangkauannya,20 radar militer yg canggih.satu catatan penting:lengkapilah PKR fregat dan nahkoda ragam class dengan rudal peretahanan udara canggih berjangkauan 100-150km.so pasti negara indonesia akan kuat disegani negara luar dan tidak akan dilecehkan oleh negara tetangga,situasi akan aman dan kondusif sehingga kita akan fokus dan konsen membangun ekonomi menuju negara indonesia yang maju rakyat makmur sejahtera.